Bisnis Narkoba di 'Apotek Texas' Kampung Muara Bahari
Intinya Sih...
- Kampung Muara Bahari memiliki 'Texas' dengan bedeng berfasilitas AC dan kasur yang digunakan untuk transaksi narkoba.
- Polisi melakukan penggerebekan dan menyita barang bukti seperti sabu, alat hisap, senjata tajam, drone, dan alat hitung uang.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kampung Muara Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara memiliki daerah dengan sebutan 'Texas.' Lokasinya berada di pinggir rel yang memisahkan Kampung Bahari dengan Kampung Muara Bahari.
Di lokasi tersebut berdiri bedeng-bedeng dengan fasilitas Air Conditioner (AC) dan kasur. Bedeng itu disebut 'apotek,' karena menjadi lapak transaksi hingga tempat memakai narkoba.
“Ekosistem mereka bangun, mereka tata sehingga proses pendistribusian atau proses penyalahgunaan narkotika berjalan cukup lama, seakan-akan menjadi ikon tempat tersebut sebagai tempat penjualan sampai penggunaan narkotika,” kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Minggu (14/7/2024).
Baca Juga: 2 Pencuri Baterai Lampu Lalu Lintas di Palembang Positif Narkoba
1. Menyediakan bong dan transaksi via transfer bank
Di dalam bedeng dengan dinding kayu beratapkan asbes itu terpampang beberapa tulisan seperti, 'Sewa Alat Rp5.000,' 'Bayar Dulu… Bos Kuh!!!' dan 'Aku Tahu tapi Aku Diam.'
Tulisan-tulisan itu diduga dibuat oleh pengedar narkoba yang menyediakan sewa alat hisap atau bong untuk para pelanggannya.
Selain itu, pada pintu masuk bedeng tertulis sebuah nomor rekening bank yang diduga untuk transaksi antara pembeli dengan pengedar narkoba.
Baca Juga: Tahanan Tewas di Lapas Bekasi, Polisi Masih Tunggu Hasil Ekshumasi
2. Polisi tangkap 31 orang, 5 di antaranya perempuan
Pada Sabtu (13/7/2024), Polres Metro Jakarta Utara dipimpin Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Prasetyo Nugroho dan Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra Siagian melakukan penggerebekan di Kampung Muara Bahari.
Selain menyasar bedeng 'apotek,' polisi juga menggeledah beberapa rumah. Operasi Nila yang digelar pukul 05.30 WIB dengan melibatkan 200 personel itu berlangsung hingga pukul 08.00 WIB.
“Adapun yang bisa dilakukan pengamanan, yaitu 26 laki-laki dan 5 orang perempuan,” ujar Gidion.
Selanjutnya, polisi melakukan tes urine terhadap mereka untuk menindaklanjutinya dengan penegakan hukum.
Baca Juga: Polri Gelar Operasi Patuh Jaya Mulai 15 Juli, Awas Kena Tilang!
3. Sabu, drone hingga alat hitung uang disita
Editor’s picks
Dalam penggerebekan tersebut, polisi berhasil mendapatkan sabu seberat 104 gram, 26 paket kecil sabu, 12 timbangan digital, dua televisi, empat unit decoder, dan satu unit laptop.
“Ini alat yang digunakan untuk memantau kalau terjadi penegakan hukum di wilayah tersebut,” kata Gidion.
Selain itu, polisi juga menyita drone yang diduga digunakan pelaku untuk memantau situasi.
“Mereka kemudian mengamankan proses bisnisnya, dengan cara kalau ada penangkapan, mereka terlebih dahulu menaikan drone ini. Drone ini termonitor dari layar monitor yang sudah kita sita,” imbuhnya.
Polisi juga menyita 11 alat hisap atau bong, satu senapan angin, empat air gun berikut gas CO2, dan 25 senjata tajam. Selain itu, terdapat satu unit alat hitung uang.
“Kalau sampai menghitung pakai mesin penghitung uang, apakah besar sekali, ya, itu kita dalami,” kata Gidion.
4. Siap menyerang saat penggeledahan
Berdasarkan pendalaman, para pengedar di Kampung Muara Bahari telah menyiapkan mekanisme ketika terjadi penggerebekan. Mereka menggunakan barang bukti yang disita berupa senjata tajam untuk menyerang.
“Bahkan kemudian menggunakan air softgun, meskipun menggunakan air softgun, tapi dari bentuk, amunisi yang digunakan itu bisa melukai bahkan mematikan atau setidaknya memberikan kesan perlawanan,” ujar Gidion.
“Atau mungkin melakukan kejahatan lain di lingkungan itu menggunakan sebuah benda yang menyerupai senjata api, yang pasti itu menimbulkan korban,” ujarnya.
5. Sabu dijual Rp100 ribu
Salah satu pengguna narkoba yang ditangkap, W (46) mengungkapkan, dirinya membeli paket kecil sabu sebesar Rp100 ribu untuk dibawa ke kontrakan di lokasi tersebut.
W mengatakan, banyak pengedar dan bandar di kampung tersebut yang masih berkeliaran bebas. Polisi pun saat ini masih mendalami terkait dugaan aliran uang narkoba ke judi online.
“Circle-nya kan kalau peristiwa kriminalitas itu-itu aja, tindak pidana, hasil tindak pidana digunakan untuk melakukan tindak pidana yang lain. Itu-itu aja, kita dalami,” kata Gidion.
Baca Juga: Jaring Atlet, Polri Gelar Lomba Menembak Lewat Kapolri Cup 2024