Ahli Tepis Pembunuhan Yosua karena Harga Diri Ferdy Sambo Direndahkan

Ahli sebut pernyataan Sambo tidak selaras dengan tindakan

Jakarta, IDN Times - Terdakwa Ferdy Sambo dalam pengakuannya, marah karena merasa harga dirinya direndahkan oleh Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang diklaim telah memperkosa istrinya, Putri Candrawathi, di Magelang.

Namun, motif kemarahan itu dibantah Ahli Kriminologi Muhammad Mustofa, yang menyebut pernyataan Ferdy Sambo tidak selaras dengan tindakan yang dilakukan dengan menghilangkan barang bukti hingga muncul adanya kasus obstruction of justice atau menghalangi penyidikan.

Hal itu diungkapkan Mustofa saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) sebagai ahli dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Richard Eliezer, Ricky Rizal, dan Kuat Ma’ruf.

“Bagaimana reaksi pelaku kejahatan setelah dia melakukan pidana?” tanya Jaksa.

“Tergantung, banyak kemungkinan. Ada suatu suku bangsa dalam rangka menjaga harga diri maka kamu harus melakukan tindakan kekerasan hingga pembunuhan,” kata Mustofa.

Dalam kasus ini, seharusnya Sambo melaporkan jika dirinya telah melakukan tindak pidana dalam rangka menjaga harga dirinya yang merasa direndahkan.

“Tapi pelaku tersebut sesuai tuntutan budaya, harus segera menyerahkan diri ke polisi dengan jujur. ‘Saya sudah melakukan tindakan kriminal, tolong saya dihukum’,” kata Mustofa.

Mustofa kemudia mencontohkan budaya Carok dari Madura. Di mana, Carok digunakan jadi alasan pelaku untuk melakukan kekerasan hingga pembunuhan untuk menjaga harkat dan martabat.

“Secara spesifik, tidak untuk mendiskreditkan yaitu Carok, pelaku bisanya kemudian mengakui secara terus terang, dengan melakukan itu masyarakat justru akan memuji, kamu melakukan Carok karena didasari untuk menjaga harga diri, dan itu yang diharapkan oleh masyarakat,” kata Mustofa.

“Itu Carok?”

“Iya,” kata Mustofa.

Namun demikian, yang dilakukan Ferdy Sambo malah menghilangkan barang bukti yang ada, dan itu bertentangan dengan suatu adat dalam rangka menjaga harga diri.

“Kemudian secara umum?”

“Kalau secara umum, reaksi pertama adalah mencari cara untuk menghilangkan jejak,” kata Mustofa.

“Dari banyak kasus pembunuhan bagaimana?”

“Semuanya pelaku akan mencoba menghilangkan jejak termasuk pembunuhan tidak berencana,” pungkasnya.

Baca Juga: Kemarahan Sambo Jadi Motif Pembunuhan Yosua, Ahli: Tapi Tidak Jelas!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya