7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang Ibu

Terdapat luka lebam di bagian mulut dan hidung 4 anak tewas

Jakarta, IDN Times - Perseteruan hebat antara pasangan suami-istri, PD alias P (41) dengan DM, terdengar dari dalam sebuah rumah kontrakan di Jagakarsa, Jakarta Selatan, pada Sabtu, 2 Desember 2023 sekitar pukul 05.00 WIB.

Akibat KDRT tersebut, DM mengalami luka di bagian kepala sehingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Keluarga DM pun melaporkan P atas dugaan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) ke Polsek Jagakarsa pada sore harinya.

“Si suami melakukan penganiayaan kepada korban dan setelah korban dianiaya korban dibawa keluarganya ke rumah sakit Pasar Minggu untuk dilakukan pengobatan,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro, Kamis (7/12/2023).

Setelah mendapat laporan, Polsek Jagakarsa langsung melakukan pendampingan untuk visum DM. Namun, polisi hingga saat ini baru memeriksa pelapor, yakni kakak DM, dan belum memeriksa DM dan terlapor.

“Saat akan dilakukan pemeriksaan waktu itu saudara P berhalangan, karena istrinya kan masuk RS, saudari D masuk RS sehingga tidak ada yang menjaga anak-anaknya. Jadi waktu itu dalam proses penyelidikan kasus KDRT yang di Polsek Jagakarsa, P belum dilakukan pemeriksaan interogasi,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi di Hotel Bidakara, Rabu (7/12/2023).

1. Bau busuk menyeruak dari dalam rumah kontrakan P dan DM

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuRumah P sudah digaris polisi untuk olah TKP (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Bau busuk menyeruak dari dalam sebuah kontrakan yang ditinggali P dan DM bersama empat orang anak mereka VA (6), S (4), AR (3), AS (1). Saat itu, DM masih berada di RS Pasar Minggu menjalani perawatan.

Warga mulai mengeluhkan bau tak sedap itu pada Rabu (6/12/2023) atau empat hari setelah peristiwa KDRT.

Pemilik kontrakan, Asmaro Dwi (64) Asmoro diminita sang adik untuk membuka kontrakan miliknya yang ditempati P dan DM sejak Agustus 2022. Ia pun mengaku heran mengapa diminta membuka kontrakan tersebut.

“Adik saya whatsapp ke saya, dua adik saya, 'Tolong lihat kontrakan pakai kunci'. Karena di sory WhatsApp pak Panca begini, 'Sementara numpang di rumah teman, Kamis baru pulang',” kata Asmoro saat ditemui di rumahnya yang tak jauh dari lokasi.

“Saya di-WA adik-adik saya, ‘Tolong lihat kontrakan dong, kayaknya ada tikus kali mati, bau busuk',” imbuhnya.

Ketika datang ke kontrakannya, Asmoro melihat kondisi rumah dengan lampu menyala tanpa suara anak-anak P dan DM. Ia pun mencium aroma tak sedap dari dalam kontrakan.

“Saya bilang, 'Iya dari sini kok baunya nyengat banget'. Terus saya pulang, adik saya malah marah, 'Ambil kunci dong'. Terus saya bilang, 'Sabar, semua ada prosedur. Meski ini rumah saya, tapi kan sudah dikontrakin',” ujarnya.

Baca Juga: Empat Anak Dibunuh Ayah di Jagakarsa, Ada Indikasi KDRT

2. Rumah kontrakan P dibuka paksa oleh keluarga P dan D

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuPemilik kontrakan 4 anak tewas berjajar di Jagakarsa, Asmoro Dwi (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Asmoro kemudian menghubungi keluarga D, dan meminta izin untuk membuka paksa kontrakan lantaran tak memiliki kunci duplikat. Keluarga D pun mengutus seseorang untuk ke lokasi.

“Pas itu saya panggil si Budi yang biasa bantuin saya. 'Mas tolong kita bongkar karena 15 kali saya telepon bapak (P) gak ada balasan jadi kita bongkar aja nih banyak saksinya' dia bilang 'jangan bude nanti kena pasal',” ujar Asmoro.

“Ini udh ada saksi Pak RT, adiknya sendiri (D) udh ada, WA saya ke istrinya, kita bongkar. Akhirnya tiga jam karena biarpun rumah kontrakan saya selalu safety dipersiapkan. Itu tiga jam tukang kunci sampai nyerah tetap gak bisa buka akhirnya kakak Panca ada pihak ade istrinya ada. Ditendang berdua langsung jebol,” imbuhnya.

3. Kakak P dan adik D pingsan setelah melihat kondisi tewasnya 4 anak

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuPenampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Asmoro saat itu berada di teras rumah dan hanya memantau proses buka pintu kontrakannya. Setelah pintu berhasil dibuka, suami Asmoro, kakak P dan adik D masuk ke dalam.

“Pas itu 'coba deh keluarganya dulu masuk' sambil suami saya masuk teriak 'astagfirullah' pak RT terus Adenya 'kenapa jadi gini' kakaknya langsung nangis,” ujar Asmoro.

Keluarga P dan D yang melihat kondisi tersebut pun pingsan. Ketua RT kemudian meleporkan kejadian tersebut ke polisi.

“Datanglah Kantibmas kebetulan tetangga sebelah kan polisi akhirnya dia juga datang,” imbuhnya.

4. P ditemukan bersimbah darah dengan pisau menancap di perut

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuPenampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

P saat itu ditemukan tersungkur bugil di dalam kamar mandi dengan kondisi bersimbah darah. Sebuah pisau menancap si atas perutnya.

Sedangkan di dalam kamar, ditemukan empat orang anaknya sudah tewas membusuk. Keempatnya terlihat berjajar di atas sebuah kasur yang menghitam.

“Setelah (pintu) terbuka dan saksi masuk ke dalam, pertama melihat pelaku di kamar mandi dalam posisi miring dengan pisau menancap di perut. Lalu anak-anaknya yang berjumlah empat orang sudah menjadi mayat dengan posisi berjejer di atas tempat tidur,“ ujar Bintoro.

5. Polisi menduga 4 anaknya sudah tewas 3 sampai 5 hari dengan luka lebam di mulut dan hidung

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuPenampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto mengatakan, terdapat luka lebam di bagian mulut dan hidung keempat bocah yang ditemukan tewas di kamar rumah.

“Luka iris, luka benda tajam nggak ada, jadi hanya dicurigai, ada lebam di daerah mulut dan hidung. Kenapa dicurigai? karena adanya lebam itu adanya pembusukan, jadi agak-agak nggak jelas,” ujar Hariyanto saat dihubungi, Kamis (7/12/2023).

Hariyanto menduga, keempat anak sudah tewas tiga sampai lima hari sebelum mayat ditemukan pada Rabu (6/12/2023). Hal itulah yang menyebabkan luka lebam samar karena pembusukan.

“Kalau kematiannya baru saja, lebam itu jelas kelihatan. Tapi karena ada pembusukan, warna-warnanya hampir sama. Sehingga diperlukan pemeriksaan lanjutan yaitu pemeriksaan histopatologi,” ujar dia.

Oleh karena itu, polisi melakukan pemeriksaan histopatologi untuk memastikan penyebab luka lebam. Hariyanto menyebut, polisi belum bisa memastikan terkait dugaan pembekapan oleh pelaku.

“Saya gak ngomong karena pembekapan dan lain. Jadi nanti kalau sudah ada hasil pemeriksaan histopatologi, kita kan tidak ngarang-ngarang hasilnya nanti positif entah hasilnya obyektif kita sampakan yang obyektifitasnya,” ujarnya.

6. Polisi menduga P berusaha mengakhiri hidupnya

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuPenampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Polisi menduga P melakukan percobaan untuk mengakhiri hidup. Hal itu merespons hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) saat P ditemukan bersimbah darah di dalam kamar mandi dengan pisau di tubuhnya.

“Jadi ada percobaan bunuh diri, di apa tuh, lengan sama perut ya,” kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Hariyanto saat dihubungi, Kamis (7/12/2023).

Hariyanto membeberkan, terdapat luka di bagian pergelangan tangan kiri. Selain itu, terdapat luka sayatan di bagian kaki.

“(Bagian) kiri kalo percobaan bunuh diri itu kalau orangnya enggak kidal, yang megang apa misalnya pisau atau silet, atau apa, saya enggak tahu. Yang jelas ada luka di situ,” ujar dia.

Namun demikian, luka sayatan itu tidak terlalu dalam.

“Sayatan enggak dalam, jadi enggak sampe, kulitnya luka-luka dikit lah,” imbuhnya.

Hariyanto menjelaskan, saat ini P masih berada di RS Kramat Jati untuk mendapat perawatan. Polisi pun nantinya bakal memeriksa kejiwaan P.

“Maka kita perbaiki kondisi badannya ini supaya sehat dulu nanti menunggu pemerikssan yang diinginkan penyidik misalnya pemeriksaan psikiatri apakah ini ada gangguan jiwa atau sebagainya. Kita masih menunggu suratnya,” ujar dia.

7. Kasus dugaan pembunuhan 4 anak naik penyidikan

7 Fakta Pembunuhan 4 Anak di Jagakarsa: Bermula KDRT Terhadap Sang IbuPenampakan rumah empat orang anak yang ditemukan tewas di Jagakarsa (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Polres Metro Jakarta Selatan yang menangani kasus dugaan pembunuhan 4 anak oleh terduga pelaku ayahnya sendiri pun telah melakukan gelar perkara. Hasilnya, kasus tersebut naik ke tahap penyidikan.

"Kami sudah meningkatkan penyelidikan kasus ini ke tahap penyidikan. Kami menemukan dugaan tindak pidana dari peristiwa yang terjadi," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis (7/12/2023).

Sementara itu, ia mengatakan kasus dugaan KDRT P terhadap istrinya belum naik ke tahap penyidikan. Alasannya, sang istri masih belum bisa diminta keterangan dan masih dirawat di RS Pasar Minggu.

"Yang penemuan mayat sudah naik. (kasus KDRT) belum (naik tahap penyidikan) karena korban belum bisa diambil keterangan," ujarnya.

Hingga kini, dalam kasus penemuan mayat empat orang anak, polisi sudah memeriksa lima orang saksi termasuk dari pihak keluarga P, keluarga DM, hingga tetangga sekitar.

Baca Juga: Empat Anak Dibunuh Ayah di Jagakarsa, Ada Indikasi KDRT

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya