Pemilu 2024 Makin Dekat, JK Ungkap Koalisi Partai Belum Final!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla mengungkapkan, tiga faktor yang dapat mempengaruhi pemilu dan demorkasi di Indonesia yakni politik uang, politik penjara, dan politik beradab. Menurutnya, ketiga hal itu yang membuat partai politik belum final menentukan koalisi, meski Pemilu 2024 semakin dekat.
"Sudah berapa bulan itu koalisi belum bisa bersatu. Semua karena tiga hal itu tadi," ujar Jusuf Kalla dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Kamis (31/8/2023).
1. Jusuf Kalla sebut Pemilu 2024 ini yang paling rumit
Jusuf Kalla telah tiga kali ikut Pemilu Presiden. Namun, menurutnya kali ini yang paling rumit.
"Saya tiga kali ikut pemilu. Dua kali menang satu kali kalah, tidak ada serumit ini," ujar JK.
Baca Juga: Deretan Bakal Capres-Cawapres yang Menemui Jusuf Kalla Jelang Pemilu
2. Politik uang dan penjara adalah faktor utama
Editor’s picks
Jusuf Kalla mengatakan, dari tiga hal itu yang paling utama adalah politik uang lalu politik penjara. Sebab, seseorang bisa saja masuk penjara karena kesalahan.
"Oleh karena itu dibutuhkan politik yang beradab," ujarnya.
3. Koalisi partai politik masih berubah-ubah
Seperti diketahui, sejumlah partai politik telah membentuk koalisi untuk mengusung bakal calon presiden dan wakilnya pada Pemilu 2024. Namun, hal ini masih belum final.
Sebagai contoh, Partai Persatuan Pembangunan (PPP)-Partai Amanat Nasional (PAN)-Partai Golkar awalnya membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun, mereka layu sebelum berkembang.
PPP memilih bergabung dengan PDI Perjuangan yang telah mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Sedangkan, Golkar dan PAN bergabung dengan Partai Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) PKB yang mengusung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Baca Juga: Fenomena Koalisi Gemuk, Semakin Buka Peluang Menang di Pemilu 2024?