KPK Usut Proses Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP Indonesia

Sudah ada tersangka dan yang dicegah ke luar negeri

Intinya Sih...

  • KPK memeriksa Direktur Utama PT Jembatan Nusantara terkait dugaan korupsi di PT ASDP Indonesia.
  • Youlman Jamal diperiksa terkait proses Kerja Sama Usaha (KSU) dan Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry.

Jakarta, IDN Times - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Direktur Utama PT Jembatan Nusantara, Youlman Jamal. Ia diperiksa dalam kasus dugaan korupsi di PT ASDP Indonesia.

"Pada Jumat (2/8/2024), KPK menjadwalkan pemeriksaan saksi dugaan tindak pidana korupsi dalam proses Kerja Sama Usaha (KSU) dan Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tahun 2019-2022," ujar Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika dikutip pada Senin (5/8/2024).

Baca Juga: Calon Kepala Daerah Wajib Lapor Kekayaan ke KPK

1. Youlman Jamal diperiksa di KPK

KPK Usut Proses Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP IndonesiaGedung KPK (IDN Times/Aryodamar)

Youlman Jamal memenuhi panggilan KPK. Ia diperiksa di Gedung Merah Putih KPK.

"Didalami terkait dengan kronologis terjadinya Proses Kerjasama Usaha (KSU) dan Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh PT ASDP Indonesia Ferry Tahun 2019-2022," jelas Tessa.

Baca Juga: KPK-SDR Mulai Koordinasi Dalami Data Persoalan Demurrage Impor Beras

2. KPK sudah tetapkan tersangka

KPK Usut Proses Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP Indonesiailustrasi korupsi (IDN Times/Aditya Pratama)

KPK diketahui telah menetapkan tersangka dalam kasus ini. Namun hal itu belum diungkapkan kepada publik.

Meski begitu, KPK telah mengumpulkan sejumlah bukti terkait kasus ini.  Contohnya ada aset berupa tiga mobil.

Baca Juga: KPK Periksa Ade Bhakti Damkar soal Dugaan Korupsi Pemkot Semarang

3. Empat pihak dicegah ke luar negeri terkait kasus ini

KPK Usut Proses Akuisisi PT Jembatan Nusantara oleh ASDP Indonesiailustrasi korupsi (IDN Times/Aditya Pratama)

Sementara penyidikan berjalan, KPK telah mengajukan pencegahan untuk empat orang. Mereka adalah pihak swasta berinisial A serta tiga pejabat ASDP berinisial HMAC, MYH, dan IP.

Pencegahan itu berlaku selama enam bulan dan dapat diperpanjang.

Baca Juga: KPK Geledah Ruko di Kompleks Elite Balikpapan Baru

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya