Melihat Langsung Percetakan Al Qur'an Terbesar di Dunia

Pengunjung yang datang bisa dapat Al Qur'an gratis

Intinya Sih...

  • Percetakan Al Qur'an terbesar di dunia, Majma Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif, terletak 11 km dari Masjid Nabawi.
  • Pengunjung disambut koleksi Al Qur'an dengan berbagai jenis terjemahan dan ukuran, serta mendapat Al Qur'an gratis sebagai apresiasi.
  • Percetakan ini menerjemahkan Al Qur'an ke dalam 77 bahasa, mempekerjakan 1.100 karyawan, dan memiliki Al Qur'an braille untuk penyandang tuna netra.

Madinah, IDN Times - Madinah punya banyak tujuan wisata yang bisa memanjakan para jemaah haji dan umrah. Salah satunya adalah percetakan Al Qur'an milik Kerajaan Arab Saudi. Percetakan bernama Majma Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif ini menjadi percetakan Al Qur'an terbesar di dunia. 

Dalam setahun, percetakan yang terletak sekitar 11 kilometer dari Masjid Nabawi ini bisa menghasilkan sekitar 20 juta eksemplar Al-Qur'an. IDN Times pun berkesempatan melihat langsung proses pencetakan Al Qur'an di tempat ini.

Baca Juga: Jemaah Sampai di Madinah, Diminta Prioritaskan Ziarah ke Makam Nabi

1. Ada berbagai jenis koleksi Al Qur'an terpampang rapi

Melihat Langsung Percetakan Al Qur'an Terbesar di DuniaPercetakan Al Qur'an terbesar di dunia yang berada di Madinah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Pengunjung yang datang ke percetakan ini akan disambut oleh koleksi Al Qur'an dengan berbagai jenis terjemahan dan ukuran. Al Qur'an tersebut terpampang di lemari menuju ke ruang percetakan. 

Aid Abdullah, perwakilan manajemen mengatakan, percetakan ini sudah dibangun sejak tahun 1984. Mereka mencetak Kitab Suci ini setidaknya untuk tiga tujuan. ''Pertama, untuk hadiah bagi jemaah haji dan pengunjung percetakan. Kedua, untuk wakaf yang dibagi ke masjid dan sekolah maupun tempat lain di seluruh dunia. Ketiga, untuk dijual,” kata dia, Selasa (25/6/2024). 

2. Percetakan ini telah menerjemahkan Al Qur'an dalam 77 bahasa

Melihat Langsung Percetakan Al Qur'an Terbesar di DuniaPercetakan Al Qur'an terbesar di dunia yang berada di Madinah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Aid mengatakan, mereka juga telah menerjemahkan Al Qur'an ke dalam 77 bahasa, termasuk Indonesia. Proses penerjemahan pun tidak sembarangan. Ada lajnah atau komite khusus yang berasal dari berbagai negara yang secara khusus melakukan proses penerjemahan. Menurut Aid, percetakan ini mempekerjakan sekitar 1.100 karyawan.

Soal kualitas produksinya, Aid mengatakan bahwa mereka tidak main-main. Untuk kertas misalnya, Aid menyebut pihak percetakan mengimpornya langsung dari beberapa negara Eropa. ''Kami juga ada quality control. Mereka yang mengecek kualitas Mushaf sebelum diedarkan,'' ujarnya. 

Bahkan, percetakan ini juga punya Al Qur'an khusus untuk penyandang tuna netra yang menggunakan huruf braille. Dalam setahun, mereka mencetak sekitar 5.000 eksemplar Al Qur'an Braille. ''Satu Qur'an braille membutuhkan lima jilid mushaf.''

3. Ada 5.000 pengunjung yang datang setiap hari

Melihat Langsung Percetakan Al Qur'an Terbesar di DuniaPercetakan Al Qur'an terbesar di dunia yang berada di Madinah. (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Sebagai percetakan Al Qur'an terbesar di dunia, Majma Malik Fahd Li Thibaah Mushaf Syarif ini pun menjadi tujuan wisata umat Muslim saat haji atau umrah. Aid mengatakan, dalam sehari setidaknya ada 5.000 pengunjung yang datang. Mereka masuk tanpa dipungut biaya sepeser pun. Sebagai apresiasi, setiap pengunjung akan mendapat Al Qur'an berukuran kecil secara cuma-cuma. 

Jika ingin membawa pulang Al Qur'an lebih banyak, para pengunjung bisa membelinya di toko yang terletak di bagian depan. Ada empat ukuran Al Qur'an yang dijual di sini. Harganya pun bervariasi mulai dari 6 riyal atau sekitar Rp27 ribu untuk Juz Amma hingga yang terbesar dijual 30 riyal atau sekitar Rp125 ribu. 

Sayangnya, meski berdiri di atas lahan seluas 25 hektare, pengunjung hanya dibatasi untuk melihat bagian kecil dari percetakan. Itu pun mereka hanya bisa melihat dari atas balkon. Jauh berbeda jika dibandingkan wisata serupa di Indonesia, misalnya pabrik percetakan uang milik Perum Peruri di Karawang. Di sana pengunjung bisa melihat prosesnya dari awal melalui lorong kaca. 

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya