Berziarah ke Ma'la, Pusara Para Orang Saleh

Khadijah sampai Mbah Moen dimakamkan di sini

Intinya Sih...

  • Jemaah haji Indonesia berziarah ke pemakaman Jannatul Mu'ala di Makkah, termasuk makam Khadijah, Abdul Mutholib, Abu Thalib, dan ulama besar Indonesia.
  • Pemakaman di Arab Saudi tak memiliki penanda nama, hanya makam Khadijah yang memang berpagar. Perempuan dilarang masuk ke pemakaman ini.
  • Peziarah asal Indonesia datang untuk berziarah ke makam Mbah Moen dan Siti Khadijah serta mengingat jasa para alim yang disemayamkan di sana.

Makkah, IDN Times - Selain beribadah, salah satu agenda yang biasa dilakukan oleh para jemaah haji Indonesia saat berada di Tanah Suci adalah berziarah ke pemakaman Jannatul Mu'ala atau biasa disebut dengan pemakaman Ma'la.

Pemakaman ini spesial. Tak semua orang, termasuk jemaah haji bisa dimakamkan di sini. Maklum, Ma'la adalah peristirahatan terakhir bagi beberapa orang terdekat Nabi Muhammad.

1. Makam Khadijah ramai dikunjungi peziarah, kini tinggal dibatasi tembok tinggi

Berziarah ke Ma'la, Pusara Para Orang SalehMakam istri Rasulullah, Siti Khadijah di komplek pemakaman Ma'la, Makkah. (IDN Times_Faiz Nashrillah)

Di sisi paling ujung atas Ma'la, ada makam Khadijah, istri tercinta Nabi Muhammad beserta anaknya yang wafat saat bayi, Qasim. Khadijah sendiri wafat pada tahun 619 masehi. Di komplek ini juga ada makam kakek dan paman Nabi, yaitu Abdul Mutholib dan Abu Thalib.   

Sementara di komplek bawah, ada setidaknya dua makam ulama besar Indonesia. Pertama adalah KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen yang wafat pada tahun 2019. Makam pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar ini nyaris tak pernah sepi dari peziarah.

Adapun makam Syekh Nawawi Al Bantani ada di ujung lain dekat dengan terowongan. Syeikh Nawawi sendiri adalah ulama besar Indonesia yang berasal dari Banten. Keilmuannya diakui dunia melalui berbagai karya literasi Islam. Syekh Nawawi yang wafat tahun 1897 ini bahkan pernah menjadi imam tetap di Masjidil Haram. 

 

Baca Juga: Kloter Pertama Jemaah Haji Tinggalkan Makkah, Pulang ke Indonesia

2. Makam di Arab Saudi tak boleh pakai nisan bertulis, hanya ditandai dengan sebuah batu

Berziarah ke Ma'la, Pusara Para Orang Saleh

Pantauan IDN Times pada Sabtu (21/6/2024), pemakaman yang terletak sekitar 3 kilometer dari Masjidil Haram ini tampak ramai. Jemaah dari seluruh dunia, termasuk Indonesia terlihat berbondong-bondong masuk ke sini. Tak seperti makam di Indonesia, pemakaman di Arab Saudi hanya menggunakan penanda batu tanpa nama. Selain itu, tanah makam juga datar, tak ada gundukan. 

Ketiadaan tanda khusus memang membuat pencarian makam di sini sangat sulit dilakukan. Hanya makam Khadijah yang memang berpagar dan tembok tinggi. Namun, warga Indonesia yang hendak berziarah ke makam Mbah Moen tak perlu khawatir. Petugas makam akan langsung mengarahkan kita ke makam Mbah Moen.

"Syeikh Maimoen," kata petugas kebersihan sambil menunjukkan tangannya ke arah makam tersebut.

 

Baca Juga: Arab Saudi: 1.301 Jemaah Haji Meninggal Tahun Ini

3. Aturan soal ziarah di Arab Saudi sangat ketat

Berziarah ke Ma'la, Pusara Para Orang SalehMakam istri Rasulullah, Siti Khadijah di komplek pemakaman Ma'la, Makkah. (IDN Times_Faiz Nashrillah)

Perbedaan lain adalah tak ada peziarah perempuan yang masuk ke pemakaman ini. Tangan para peziarah perempuan tampak hanya menengadah di sela-sela pagar komplek pemakaman sambil merapal doa. Pemerintah Arab Saudi memang mengharamkan perempuan berziarah. 

Kerajaan Arab Saudi yang sejak akhir abad 18 di bawah kendali keturunan Bani Saud memang terkenal keras dalam menegakkan peraturan Islam. Bahkan, makam Khadijah yang mulanya memiliki kubah, sejak tahun 1963 telah dihancurkan. Saat ini hanya tersisa pagar dengan tembok tinggi yang terkunci. 

4. Peziarah Mbah Moen sering kucing-kucingan

Berziarah ke Ma'la, Pusara Para Orang SalehMakam KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen di komplek pemakaman Ma'la, Makkah, Sabtu (22/6/2024). (IDN Times/Faiz Nashrillah)

Berbagai peraturan ketat itu nyatanya tak membuat peziarah asal Indonesia kapok untuk datang. Selain ke makam Khadijah, titik yang mereka tuju tentu saja adalah makam Mbah Moen. Makamnya terletak di komplek nomor 70, di baris 151, tepatnya di urutan keempat. Peziarah terlihat silih berganti mendoakan Mbah Moen.

Sayangnya, peziarah memang hanya bisa mendoakan dari jalan depan komplek. Petugas makam melarang peziarah masuk dan menginjak tanah makam. Tak jarang, ada beberapa peziarah yang tetap mekat mendekati nekat Mbah Moen. Mereka pun harus kucing-kucingan dengan petugas makam. 

Satu lagi, jangan lama-lama di depan makam jika tak mau diusir penjaga. "Haram berdoa di sini, berdoa di Ka'bah saja," kata penjaga meminta peziarah agar tak berlama-lama. 

Salah seorang peziarah asal Karawang, Hamzah Fansuri (45) mengaku sengaja datang ke sini untuk berziarah ke makam Siti Khadijah, Mbah Moen, Syekh Nawawi, dan beberapa sahabat nabi. Selain mendoakan, menurut Hamzah, fungsi dari ziarah adalah mengingat mati. 

Dengan berziarah, ia juga mengaku bisa mengingat kembali jasa dan kisah para alim, seperti Mbah Moen. "Mbah Moen ini luar biasa, meskipun saya tak pernah bertemu, tapi pesan-pesannya hingga saat ini tetap diingat oleh kaum muslimin," ujarnya. Hamzah pun mengaku bisa bersyukur bisa berziarah ke salah satu makam tempat para orang saleh disemayamkan ini.  

Topik:

  • Faiz Nashrillah
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya