22 Orang WNI Gagal Haji, Ini Penjelasan Konjen RI soal Visa
Intinya Sih...
- 22 jemaah haji Indonesia tidak diberangkatkan karena tidak memiliki visa, diduga menjadi korban penipuan biro travel.
- Pemerintah Arab Saudi terus meningkatkan pelayanan haji, hanya mengeluarkan visa sesuai kuota, yaitu regular dan khusus.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makkah, IDN Times - Sebanyak 22 orang asal Indonesia yang hendak haji akhirnya harus gigit jari. Meski tidak dideportasi, mereka diminta untuk pulang karena tidak mengantongi visa haji.
Diduga, rombongan jemaah asal Banten ini menjadi korban penipuan dari biro travel yang memberangkatkan mereka. Dua orang yang merupakan koordinator dan sopir rombongan pun kini ditahan oleh pemerintah Arab Saudi.
Konsulat Jenderal RI di Jeddah, Yusron B Ambary meminta jemaah harus waspada terhadap tawaran-tawaran haji dengan masa tunggu singkat. '
"Pastikan jenis visanya, banyak penipuan-penipuan seperti itu,'' kata Yusron, Kamis (30/5/2024).
1. Pemerintah Arab terus tingkatkan pelayanan haji
Menurut Yusron, pemerintah Arab Saudi terus berusaha meningkatkan pelayanan ibadah haji. Tasrih atau surat izin saat haji sangat penting saat. Bahkan, ulama Arab Saudi pun kini mengeluarkan fatwa bahwa haji tanpa tasrih berdosa.
Kementerian Haji Arab Saudi, kata dia, hanya akan mengeluarkan visa sesuai dengan kuota, yaitu regular dan khusus. Maklum, jumlah orang yang bisa ditampung saat puncak haji di Arafah terbatas, hanya sekitar 2,5 juta.
''Kalau ada jemaah gelap itu juga akan berdampak pada jemaah haji yang resmi. Misal ada 200 haji gelap tanpa visa akan menganggu haji secara keseluruhan,'' ujar dia.
Baca Juga: Diduga Hendak Haji, 24 WNI Ditangkap karena Tak Kantongi Visa Resmi
Editor’s picks
2. Jenis-jenis visa haji
Soal visa haji, Yusron membeberkan jenis-jenisnya. Yang pertama adalah visa untuk jemaah haji reguler. Kedua adalah visa haji khusus.
Adapun visa ketiga adalah mujamalah atau biasa disebut furoda. Visa jenis ketiga ini, meskipun tak masuk kuota regular, namun tetap sah karena merupakan undangan langsung dari Kerajaan Arab Saudi.
Sayangnya, visa furoda inilah yang sering menjadi modus penipuan haji.
''Banyak yang menjanjikan furoda, namun kenyataannya saat berangkat hhanya diberikan visa ziarah visa-visa lain seperti umrah atau ziarah," ujarnya.
3. 24 WNI ditangkap
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 24 orang WNI ditangkap di Bir Ali saat hendak mengambil niat umrah atau miqat di Bir Ali. Mereka kena razia polisi Arab Saudi karena tak memiliki visa resmi.
Kepala Seksi PPIH Bir Ali, Azis Hegemur, mengatakan rombongan itu tiba di Arab Saudi melalui Bandara Riyadh, untuk transit menuju Bandara Jeddah. Bukan langsung ke Makkah, mereka memutar arah ke Madinah dulu untuk menghindari pemeriksaan.
Dari sana, kata Azis, rombongan yang dipimpin seorang warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi berinisial AH ini, menuju Masjid Bir Ali untuk ambil niat umrah wajib atau miqat. Di tempat tersebut itulah mereka diperiksa polisi Saudi.
Kepada polisi, mereka berkilah akan umrah, bukan haji. Namun, alasan itu tak bisa diterima kepolisian Saudi. Operasional umrah sendiri sudah ditutup sejak 24 Mei lalu. Rombongan itu pun akhirnya ditahan.