Program Food Estate Kementan Kalteng, Peneliti BRIN Nilai Sudah Tepat 

Lahan di Kalteng didominasi lahan rawa yang pasang-surut

Jakarta, IDN Times -- Peneliti padi lahan rawa dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Susilawati, mengatakan, luas lahan rawa yang digunakan untuk pertanian masih sangat kecil, hanya 23,8 persen dari luas total lahan sawah di Indonesia. Menurut dia, program food estate yang diimplementasikan pemerintah ini dapat menambah luas tambah tanam padi.

"Kami sangat bersyukur ada program food estate ini. Karena lahan-lahan kita ini cukup potensial dan cukup luas. Artinya, pilihan Kalimantan Tengah untuk food estate ini adalah pilihan yang tepat," ujar Susilawati.

1. Kalteng didominasi lahan rawa pasang surut sehingga memerlukan manajemen air makro dan mikro yang tepat

Program Food Estate Kementan Kalteng, Peneliti BRIN Nilai Sudah Tepat Persawahan di lokasi food estate Kab. Kapuas. (Dok. Kementan)

Dia menjelaskan, ada tiga jenis lahan rawa berdasarkan genangannya, yakni lahan rawa pasang surut, lahan rawa lebak, dan lahan rawa lebak peralihan. Provinsi Kalimantan Tengah didominasi lahan rawa pasang surut, dalam hal ini memerlukan manajemen air atau tata air makro dan mikro yang tepat dalam mengelola pertanian di lahan ini. 

"Maka sinergi antarkementerian/lembaga untuk membangun tata kelola lahan dan sistem irigasi yang tepat menjadi hal yang penting untuk sama-sama dilakukan dalam membangun kawasan food estate," ujarnya.

Baca Juga: Dorong Program Food Estate Kapuas Pulang Pisau, Kementan Lakukan Ini

2. Pengelolaan lahan pertanian rawa merupakan solusi pangan masa depan

Program Food Estate Kementan Kalteng, Peneliti BRIN Nilai Sudah Tepat Petani di Dadahup, Kabupaten Kapuas. (Dok. Kementan)

Menurut dia, dengan kondisi lahan pertanian di Indonesia yang semakin berkurang, pengelolaan lahan pertanian rawa menjadi solusinya. Walaupun untuk mengelolanya tidak semudah membalik telapak tangan, hal ini bisa diharapkan untuk solusi pangan masa depan.

"Memang tidak mudah mengelola lahan pertanian rawa. Ada persiapan-persiapan yang harus kita lakukan. Ini bagian dari investasi masa depan yang artinya food estate ini memang tepat dan harus ada," kata Susilawati. 

3. Diperlukan proses lebih lama untuk menata lahan-lahan pertanian rawa sesuai peruntukannya

Program Food Estate Kementan Kalteng, Peneliti BRIN Nilai Sudah Tepat Food Estate Kabupaten Kapuas. (Dok. Kementan)

Untuk diketahui, program food estate ini baru berjalan tiga tahun. Dia menilai, terlalu dini bila mengharapkan hasil maksimal dari lahan pertanian rawa yang belum terpenuhi secara optimal prasarana dan sarana pertaniannya.

"Kalau mau tiga tahun langsung berhasil mungkin bisa di lahan optimal, bukan di lahan bukaan baru di rawa. Tetapi, kalau di lahan rawa kita memang perlu proses lebih lama untuk menata lahan-lahan sesuai peruntukannya," katanya. (WEB)

Baca Juga: Kementan Jaga Resiliensi Perkebunan Dengan Stakeholder dan BABE BUN

Topik:

  • Ahmad Faisal

Berita Terkini Lainnya