Kapolri Pastikan Usut Kasus Vina hingga KPK Geledah Wali Kota Semarang

Ada pula kasus polisi mengakhiri hidup sepanjang 2024

Intinya Sih...

  • Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan mengusut tuntas kasus pembunuhan pasangan Vina dan Eky di Cirebon yang terjadi pada 2016.
  • Ajudan Wakapolres Sorong ditemukan meninggal dunia, menambah deretan kasus polisi yang diduga mengakhiri hidup selama 2024.
  • KPK melakukan penggeledahan kantor Wali Kota Semarang terkait dugaan korupsi, sementara elektabilitas Kaesang Pangarep tinggi di Pilkada Jawa Tengah.

Jakarta, IDN Times - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pihaknya akan mengusut tuntas kasus pembunuhan pasangan Vina dan Eky di Cirebon yang terjadi pada 2016 silam.

Menurutnya, Korps Bhayangkara memiliki kewajiban untuk menyelesaikan perkara itu meski sudah terjadi bertahun-tahun lalu.

Selain artikel isu Kapolri pastikan usut kasus pembunuhan Vina Cirebon, pembaca IDN Times sepanjang Rabu (17/7/2024), juga banyak menyoroti artikel tentang kasus-kasus polisi yang diduga mengakhiri hidup sepanjang 2024 dan artikel lainnya yang dirangkum dalam #IndonesiaHariIni.

 

Baca Juga: Kapolri Pastikan Usut Tuntas Kasus Vina: Walaupun Sudah 8 Tahun Lalu

1. Kapolri pastikan akan usut tuntas kasus pembunuhan Vina Cirebon walaupun sudah 8 tahun lalu

Kapolri Pastikan Usut Kasus Vina hingga KPK Geledah Wali Kota SemarangKapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menghadiri rakorwas Kompolnas dan Polri tahun 2024 di Hotel Discovery Ancol, Jakarta Utara, Rabu (17/7/2024). (dok. Humas Polri)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memastikan pihaknya akan mengusut tuntas kasus pembunuhan pasangan Vina dan Eky di Cirebon yang terjadi pada 2016 silam.

Menurutnya, Korps Bhayangkara memiliki kewajiban untuk menyelesaikan perkara itu meski sudah terjadi bertahun-tahun lalu.

"Walaupun itu sudah terjadi 8 tahun yang lalu ya, 2016, namun tentunya kami memiliki kewajiban untuk melakukan pendalaman sehingga kemudian pada saatnya setelah semuanya lengkap, kita akan sampaikan kepada masyarakat secara transparan tentang fakta-fakta yang kita temukan," ujar Sigit di Ancol, Jakarta Utara, Rabu (17/7/2024).

Sigit menjelaskan, saat ini ada beberapa laporan yang masuk Bareskrim Polri terkait perjalanan kasus pembunuhan itu. Menurutnya, laporan ini juga sedang ditindaklanjuti."Beberapa waktu yang lalu ada laporan di Bareskrim terkait dengan proses perjalanan yang di Jawa Barat dan saat ini pendalaman-pendalaman sedang kita lakukan," kata Sigit.

Baca Juga: 5 Kasus Polisi Diduga Mengakhiri Hidupnya Sepanjang 2024

2. Lima kasus polisi diduga mengakhiri hidupnya sepanjang 2024

Kapolri Pastikan Usut Kasus Vina hingga KPK Geledah Wali Kota SemarangIlustrasi lambang Polri (IDN Times/Aditya Pratama)

Ajudan Wakapolres Sorong, Bripda Riko Roy Nussy ditemukan meninggal dunia dalam keadaan tergantung di kosen pintu rumah atasannya, Kompol Emy Fenitiruma pada Senin, 15 Juli 2024.

Peristiwa ini menambah deretan kasus polisi diduga mengakhiri hidup. Selama 2024, setidaknya ada lima anggota polisi yang diduga mengakhiri hidup.

Atas peristiwa ini, Indonesia Police Watch (IPW) meminta Polri memperhatikan personelnya sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengawasan Melekat di Lingkungan Polri.

Perkap waskat ini kata IPW, sebaiknya tidak sekedar dipahami untuk mengawasi kinerja anggota yang melanggar disiplin, etik atau tindakan tercela, tetapi lebih luas lagi yaitu pengawasan langsung pada keadaan pribadi.

“Sehingga, kalau perkap ini dijalankan akan dapat mendeteksi perubahan perilaku anggota yang  mengarah pada sikap putus asa, problematik berat, stress tinggi yang mengarah nekat bunuh diri. Diperlukan sikap humanis atasan pada bawahan bukan hanya pada masyarakat saja,” kata Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso, Rabu (17/7/2024).

“Karenanya, setiap atasan langsung harus mendeteksi kondisi kesehatan fisik dan rohani anggotanya. Atasanlah yang menjadi pihak yang pertama dalam mencegah perbuatan yang tidak baik dari bawahannya. Bila ditemukan sikap perubahan perilaku maka atasan langsunglah yang menghubungi unit Psikologi Polri untuk membawa anggotanya berkonsultasi,” lanjut dia.

Baca Juga: Kantor Wali Kota Semarang Digeledah KPK

3. Kantor Wali Kota Semarang digeledah KPK

Kapolri Pastikan Usut Kasus Vina hingga KPK Geledah Wali Kota SemarangSuasana Balai Kota Semarang yang digeledah oleh penyidik KPK, Rabu (17/7/2024). (IDN Times/Dhana Kencana)

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Wali Kota Semarang, Jawa Tengah. Penggeledahan di kantor Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu atau Mba Ita itu terkait dugaan korupsi yang tengah diusut KPK.

"Ya pastinya ada penyidikan perkara terkait dugaan korupsi di Pemkot Semarang," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada Wartawan, Rabu (17/7/2024).

Selain kantor Wali Kota, dikabarkan rumah Ita juga digeledah KPK. Namun, Alex enggan membenarkan kabar tersebut.

Baca Juga: Elektabilitas Kaesang Lebih Gacor di Pilkada Jateng Ketimbang Jakarta

4. Elektabilitas Kaesang lebih gacor di Pilkada Jateng ketimbang Jakarta

Kapolri Pastikan Usut Kasus Vina hingga KPK Geledah Wali Kota SemarangKaesang sambangi Markas PKS pada Senin (8/7/2024). (IDN Times/Amir Faisol)

Elektabilitas Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, lebih tinggi di Pilkada Jawa Tengah (Jateng) ketimbang di DKI Jakarta.

Putra bungsu Presiden Joko "Jokowi" Widodo itu memang belakangan ini santer disebut akan maju di dua provinsi tersebut. Di Jateng, Kaesang mulai dijodohkan dengan Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi. Sedangkan di DKI Jakarta, Kaesang diduetkan dengan pengusaha jalan tol, Jusuf Hamka.

Mengacu hasil survei Indikator Politik Indonesia yang digelar pada 10 sampai 17 Juni 2024, Kaesang meraih elektabilitas tertinggi. Bahkan, dia berhasil mengalahkan kandidat kuat lainnya dalam simulasi 10 maupun 20 nama.

 

Baca Juga: 6 Warga Asing Ditemukan Tewas dalam Kamar Hotel di Thailand

5. 6 warga asing ditemukan tewas dalam kamar hotel di Thailand

Kapolri Pastikan Usut Kasus Vina hingga KPK Geledah Wali Kota Semarangilustasi kota Bangkok, Thailand (Unsplash.com/Floriah Wehde)

Enam warga negara asing ditemukan tewas di sebuah kamar hotel mewah di Bangkok, Thailand, Senin kemarin. Pihak berwenang menduga mereka diracun.

Dilansir Channel News Asia, Rabu (17/7/2024), keenam korban merupakan keturunan Vietnam, di mana dua orang memegang paspor Amerika Serikat (AS).

“Enam orang ini terdiri dari tiga perempuan dan tiga laki-laki. Masuk ke Hotel Grand Hyatt Erawan di Bangkok, pada waktu yang berbeda yaitu Sabtu dan Minggu. Mereka terdeteksi masuk ke kamar yang berbeda, tapi jasad mereka ditemukan di satu ruangan yang sama,” kata pejabat polisi Bangkok, Thiti Saengsawang.

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya