Waspada Omicron BA.4 dan BA.5, Ini Gejala Paling Banyak Dirasakan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Sebanyak 8 delapan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah masuk di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mewanti-wanti, kemunculan dua subvarian Omicron ini membuat kenaikan kasus di sejumlah negara.
“Hasil pengamatan kami, puncak kasus BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron, sementara kasus hospitalisasinya juga sepertiga puncak Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematian sepersepuluh dari kasus kematian di Delta dan Omicron. Jadi meski terjadi kenaikan kasus, namun puncak dan kematiannya rendah,” papar Menkes dalam konferensi pers pada Senin (13/6/2022) kemarin.
Lalu bagaimana ciri-ciri gejala terpapar Omicron BA.4 dan BA.5?
1. Gejala mirip Omicron BA.1
Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan, mengungkapkan, gejala yang muncul pada pasien terpapar Omicron BA.4 atau BA.5 mirip dengan Omicron terdahulu.
“Sampai saat ini kemungkinan gejala dari laporan berbagai negara mirip Omicron BA.1,” ujarnya dikutip Youtube PDPI, Selasa (14/3/2022).
2. Gejala yang banyak dilaporkan adalah batuk
Erlina menambahkan, gejala pasien dua subvarian ini yang paling sering dilaporkan adalah batuk: sebesar 89 persen, fatigue atau kelelahan ini ada 65 persen, hidung tersumbat sebanyak 59 persen, demam ada 38 persen, mual dan muntah ada 22 persen.
“Kemudian gejala lain yakni sesak nafas sebanyak 16 persen, diare ada 11 persen, kemudian anosmia 8 persen. Dari 8 pasien kasus Omicron BA.4 dan BA.5, ada satu pasien yang mengalami gejala berat ,” imbuhnya.
3. Kemenkes catat 8 pasien terpapar Omicron subvarian baru
Kementerian Kesehatan mencatat sudah ada delapan kasus subvarian Omicron baru yakni BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Dari delapan pasien tersebuut tiga diantaranya merupakan imported case dari Mauritius, Amerika, dan Brazil yang datang saat Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang digelar pada tanggal 23 hingga 28 Mei 2022, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali.
Sementara lima kasus transmisi lokal, empat terdeteksi di Jakarta dan satu di Bali yang datang dari Jakarta, dalam acara GPDPRR.