Target RS Vertikal: Layani 1000 Pasien Program Bayi Tabung per Tahun
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Masalah kesuburan menjadi isu kesehatan yang penting bagi pasangan yang belum memiliki anak.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sebanyak 60 sampai 70 ribu pasangan di Indonesia belum mempunyai keturunan.
Budi mengungkapkan, dari jumlah tersebut, hanya 12 ribu saja yang bisa dilayani rumah sakit di Indonesia untuk program bayi tabung.
"Banyak pasangan di Indonesia setiap tahun ada 60 sampai 70 ribu yang tidak punya anak, kan mereka cari layanan yang bisa punya anak, namun yang bisa dilayani baru sekitar 12 ribu, kan kasihan pasangan-pasangan muda nunggu anaknya," ujar Menkes di RSAB Harapan Kita pada Kamis, 12 September 2024.
1. RSAB Harapan Kita masih layani 350 pasien
Budi mengatakan jika layanan fertilitas ini paling banyak di RS Bunda. Totalnya, mencapai 6 sampai 7 ribu pasien per tahun.
Sementara, RSAB Harapan Kita masih melayani 350 pasien.
"Padahal RS Harapan Kita ini yang pertama lho (melakukan program bayi tabung, paling tua. Sementara, RS Bunda 6 ribu. Ya kan ada yang salah, padahal demand banyak sekali," katanya.
Editor’s picks
Baca Juga: 7 Risiko Jarak Kehamilan Terlalu Dekat, Bisa Bahayakan Ibu dan Bayi
2. Menkes targetkan RS vertikal layani seribu pasien
Untuk itu Menkes menargetkan semua rumah sakit vertikal bisa melayani seribu layanan fertilitas, termasuk di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito, dan RSUP Hasan Sadikin Bandung.
"Jadi saya sudah bilang, semua rumah sakit vertikal (target) seribu. RSCM soalnya bisa 500 kan, saya bilang RSCM harus seribu, RS Hasan Sadikin harus seribu, RS Sardjito harus seribu. Kenapa? Karena banyak banget yang minta, ibu-ibu yang enggak ambil kan kasian," imbuhnya.
3. RSAB Harapan Kita lakukan renovasi untuk tarif pasien eksekutif
Direktur Utama RSAB Harapan Kita, Ockti Palupi Rahayuningtya mengatakan, Kemenkes menargetkan pendapatan 50 persen didapatkan dari non BPJS Kesehatan. Untuk itu, pihaknya melakukan sejumlah renovasi di klinik Edelweis untuk menarik pasien eksekutif.
"Saat ini kami lakukan adalah renovasi-renovasi semaksimal mungkin yang kami dapat lakukan untuk tentu menarik pasien-pasien khususnya pasien eksekutif untuk datang ke RSAB harapan kita," katanya.
Baca Juga: Kematian Bayi di Indonesia Tinggi, 15 per 1000 Kelahiran