Ramai All Eyes on Papua, Wapres Minta Pemda Komunikasi Kepala Adat
![Ramai All Eyes on Papua, Wapres Minta Pemda Komunikasi Kepala Adat](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20240513/1000061910-a6c56d2bccd6ca9f69c28b1ff33e184a_600x400.jpg)
Intinya Sih...
- Pemerintah Papua memberikan izin perusahaan sawit di lahan adat suku Awyu dan Moi.
- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan pentingnya komunikasi dengan masyarakat adat untuk menghindari konflik.
- Gugatan Suku Awyu dan Moi ke Mahkamah Agung diharapkan dapat berjalan sesuai ketentuan, dengan dukungan dari warganet.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Tagar "All Eyes on Papua" ramai di media sosial usai Pemerintah Daerah Papua mengeluarkan perizinan lingkungan kepada perusahaan sawit di atas hutan adat suku Awyu di Boven Digoel, Papua Selatan dan suku Moi di Sorong, Papua Barat Daya.
Menanggapi itu Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta pemda setempat mengedepankan komunikasi.
“Kita ke depan, tentu di dalam pembangunan, harus ada komunikasi antara pemda dengan kepala-kepala adat dan masyarakat sehingga tidak terjadi semacam konflik atau kesalahpahaman seperti yang terjadi selama ini,” ujar Wapres di Kota Sorong, Papua Barat Daya, Kamis (6/6/2024).
Baca Juga: Perindo Dukung Befa Yigibalom dan Natan Maju Pilgub Papua Pegunungan
1. Pembangunan libatkan masyarakat adat
Ma'ruf menekankan, rencana pembangunan Papua harus melibatkan masyarakat adat, terutama kepala-kepala suku. Hal ini diperlukan untuk menghindari kebijakan yang berdampak negatif terhadap penghidupan masyarakat adat Papua.
“Kepada pimpinan daerah, kepada para Pj Gubernur, ini kita harapkan seperti itu,” tegasnya.
Baca Juga: Wapres Sebut Perlu Sosialisasi dan Edukasi Lebih Lanjut soal Tapera
Editor’s picks
2. Komunikasi yang baik
Terkait gugatan Suku Awyu dan Moi yang saat ini telah sampai tahap kasasi di Mahkamah Agung (MA), Ma'ruf berharap prosesnya dapat berjalan sesuai ketentuan di pengadilan. Ia mengingatkan, hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi.
“Tetapi ke depan, kita harapkan hal-hal seperti itu tidak terjadi. Karena mungkin dulu kurang ada komunikasi, kita ke depan harus terkomunikasi dengan baik,” ujarnya.
3. Ramai tagar All Eyes on Papua
Diketahui media sosial diramaikan dengan dukungan terhadap perjuangan masyarakat adat Papua, yaitu suku Awyu dan Moi untuk mempertahankan hutan adat mereka.
Menggunakan tagar “All Eyes on Papua," warganet ramai mendukung agar pemerintah dan Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan aturan yang dapat melindungi hutan adat kedua suku adat Papua tersebut.
Baca Juga: Cegah Kelaparan Ekstrem di Papua, Kemenko PMK Siapkan Gudang Logistik