Peralihan Terapi Insulin ke Puskesmas Bisa Hemat JKN Rp1,7 Triliun

CHEPS UI beberkan manfaat peralihan terapi insulin

Jakarta, IDN Times - Studi Diabetes in Primary Care (DIAPRIM) yang dilakukan
Pusat kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan, Universitas Indonesia (CHEPS UI), mulai mengalihkan terapi insulin dari Fasilitas Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Cara ini dapat mengurangi beban biaya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) untuk penanganan diabetes hingga 14 persen.

Berdasarkan studi tersebut, banyak manfaat apabila terjadi peralihan mulai terapi insulin dari FKRTL ke FKTP. Hal ini terlihat dari estimasi penghematan sekitar Rp22 triliun mulai 2024 sampai 2035, setara dengan rata-rata penghematan Rp1,7 triliun setiap tahunnya.

Lead researcher Center for Health Economics and Policy Studies (CHEPS)
Universitas Indonesia, Budi Hidayat, mengatakan temuan studi ini mendukung pengalihan pengobatan insulin ke FKTP, sejalan dengan pedoman yang telah ditetapkan.

“Pendekatan ini tidak hanya terbukti dapat menghemat biaya, tetapi juga berdampak pada peningkatan kualitas hidup pasien dan mencegah komplikasi," ujar Budi dalam keterangannya, Kamis (16/11/2023).

 

1. Dokter di Puskesmas boleh melakukan terapi insulin

Peralihan Terapi Insulin ke Puskesmas Bisa Hemat JKN Rp1,7 TriliunPuskesmas Kasihan II (puskesmas.bantulkab.go.id)

Saat ini, kata Budi, di Indonesia memulai terapi insulin hanya tersedia di FKRTL. Namun, Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) untuk Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2), memperbolehkan dokter umum di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (Puskesmas) yang memiliki kompetensi manajemen diabetes,memulai terapi insulin untuk membantu pasien menghindari komplikasi.

"Pedoman ini juga sejalan dengan standar minimum kompetensi lulusan dokter (SKDI)," katanya.

2. Perkeni kerja sama dengan Kemenkes untuk kembangkan kurikulum

Peralihan Terapi Insulin ke Puskesmas Bisa Hemat JKN Rp1,7 Triliunilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Ketua PP Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Ketut Suastika, menggarisbawahi pentingnya pemberdayaan dokter umum di Puskesmas. Menurutnya, terdapat peluang untuk meningkatkan kemampuan dokter umum di FKTP dalam menangani kasus pra-diabetes melitus, kasus DMT2 tanpa komplikasi, dan melakukan tindakan pencegahan komplikasi untuk kasus DMT2 berat.

"Untuk mengatasi kesenjangan rasio tenaga kesehatan dan pasien, ada kebutuhan untuk memberdayakan dokter agar terlibat dalam manajemen diabetes yang lebih luas. Perkeni bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan telah mengembangkan kurikulum pelatihan yang terakreditasi sebagai modul pelatihan standar bagi dokter umum di seluruh Indonesia untuk membekali tenaga kesehatan profesional di FKTP,” kata Suastika.

 

Baca Juga: Mengenal Diabetes Tipe 3 yang Mengganggu Fungsi Otak

3. Prevalensi diabetes Indonesia terus meningkat

Peralihan Terapi Insulin ke Puskesmas Bisa Hemat JKN Rp1,7 Triliunilustrasi Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day (freepik.com/freepik)

Prevalensi penderita diabetes di Indonesia terus meningkat dari 10,7 juta jiwa pada 2019, menjadi 19,5 juta pada 2021, membawa Indonesia ke peringkat ke lima di dunia, naik dari
peringkat tujuh pada 2019.

Bahkan, berdasarkan laporan BPJS 2020 menunjukkan hanya 2 juta jiwa yang telah terdiagnosa dan mendapatkan penanganan melalui JKN, serta hanya 1,2 persen kasus yang dapat mengontrol kadar gula darah mereka dengan baik untuk menghindari komplikasi.

Vice President & General Manager, Novo Nordisk Indonesia, Sreerekha
Sreenivasan, berupaya terus menemukan cara yang lebih baik dalam meningkatkan kualitas hidup penderita DMT2, menjangkau masyarakat di daerah terpencil, meningkatkan kesadaran terhadap diabetes, dan mendukung pemerintah memberikan akses terhadap perawatan diabetes.

“Novo Nordisk Indonesia mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mentransformasi layanan kesehatan. Kami memahami pentingnya
memperkuat layanan kesehatan primer untuk mendorong perubahan penanganan diabetes di Indonesia," katanya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya