PDIP Ungkap Alasan Batal Usung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024

PDIP awalnya mencoba potensi mengelaborasi Ahok-Anies

Jakarta, IDN Times - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Yevri Sitorus, membeberkan alasan partainya batal mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta di Pilkada 2024. Deddy menegaskan akan ada kutub berbeda dari pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok jika mengusung Anies, sehingga menimbulkan polarisasi.

Deddy mengatakan PDIP awalnya mencoba potensi mengelaborasi Ahok dan Anies untuk melihat beberapa hal yang bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan psikologi politik, termasuk juga psikologi sosial, serta persoalan elektoral di Jakarta.

PDIP juga memahami Anies sudah pernah menjadi satu bagian dari sejarah dalam Pilkada DKI Jakarta beberapa waktu lalu, yang akhirnya menimbulkan polarisasi dan ingin melakukan upaya penyelesaian persoalan polarisasi masyarakat Jakarta.

"Oleh karena itu, kita mencoba melakukan pendalaman dengan Pak Ahok sampai hari Senin kemarin (26 Agustus 2024). Pendalaman untuk melihat bagaimana Pak Anies itu bisa mem-bridging antara kelompok, katakanlah 'kelompok Islam', dengan kelompok-kelompok lain, termasuk kaum nasionalis. Dan itu kami lakukan terus sampai Senin kemarin," ungkapnya.

Terkait elektabilitas, Deddy juga mengakui, Anies miliki elektabilitas yang tinggi di Pilkada DKI Jakarta. Sehingga dalam konteks itu, jika Anies diusung dan menang bisa membantu melakukan penyelesaian masalah dari residu politik Pilkada 2018.

Namun, kata Deddy, ada kelompok yang mendorong agar PDIP mengusung Ahok karena keberhasilan dan kinerjanya saat menjadi gubernur DKI Jakarta dinikmati masyarakat. Misalkan penanganan banjir dan berbagai macam persoalan birokrasi.

"Nah, kemudian kan tetapi kita menyadari kemudian bahwa dua kutub ini sangat ekstrem perbedaannya. Kelompok pendukung Pak Ahok, kelompok pendukung Pak Anies. Sehingga kemudian muncullah alternatif itu, kembali Pak Pramono Anung sebagai jalan tengah dari dua kutub ini," imbuhnya.

Deddy menerangkan pendukung Ahok merupakan dari kelompok minoritas, serta kelompok yang menginginkan perubahan. Sementara, di kubu Anies, banyak peduli dengan isu agama, rohani, dan keberpihakan terhadap pengusaha.

"Jadi ini nanti yang mudah-mudahan dengan kebesaran hati Pak Ahok, Pak Anies, ada Mas Pram (Pramono Anung) dan Pak Rano, misalnya, yang kemudian bisa menjadi jembatan," imbuhnya.

Sementara, Juru Bicara Anies Baswedan, Sahrin Hamid, menyatakan Anies menghormati keputusan partai politik tidak mengusungnya pada Pilkada DKI Jakarta 2024.

"⁠Kewenangan mengusulkan calon adalah partai politik, oleh nya tentunya apa yang menjadi keputusan partai tentunya itu yang terbaik buat dan bangsa menurut partai," ujarnya kepada IDN Times, Rabu.

Menurut Sahrin, bagi Anies tentunya berjuang di dalam pemerintahan atau di luar pemerintahan sama terhormatnya.

"Sehingga di mana pun berada yang terpenting adalah tetap berada dan setia di garis perjuangan rakyat yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," ujarnya.

Baca Juga: Anies Baswedan Resmi Gagal Jadi Calon Gubernur Jakarta

Topik:

  • Rochmanudin
  • Mohamad Aria

Berita Terkini Lainnya