Kasus Akhiri Hidup Meningkat, Kemenkes Ingatkan Kesehatan Mental 

Kematiannya pada 2023 meningkat menjadi 1.350

Intinya Sih...

  • Kematian akibat mengakhiri hidup pada 2023 meningkat menjadi 1.350 di Indonesia menurut data Polri.
  • Badan Kesehatan Dunia (WHO) menganggap hal itu sebagai isu serius dengan lebih dari 700 ribu kematian setiap tahunnya.

Jakarta, IDN Times - Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi, mengatakan, kesehatan jiwa sering dianggap sebagai isu sensitif yang jarang dibahas secara terbuka. Akibatnya, gangguan jiwa sering kali disikapi dengan pandangan negatif.

"Padahal, isu ini sangat penting dan serius karena berdampak pada berbagai aspek kehidupan manusia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menganggap bunuh diri sebagai isu yang sangat serius," ujar Maria dalam keterangannya, Minggu (22/9/2024) 

Baca Juga: Undip Minta Maaf Kasus Dokter Aulia, Kemenkes Serahkan ke Kepolisian 

1. Sebanyak 700 ribu orang meninggal karena akhiri hidupnya

Kasus Akhiri Hidup Meningkat, Kemenkes Ingatkan Kesehatan Mental Dok. Istimewa/Polres Serang

Berdasarkan data WHO, lebih dari 700 ribu orang meninggal akibat mengakhiri hidupnya sendiri setiap tahun. Di Indonesia, data dari Polri menunjukkan bahwa angka kematian akibat hal tersebut pada 2023 meningkat menjadi 1.350 kasus dari 826 kasus pada tahun sebelumnya.

“Jika tidak ada upaya pencegahan, angka tersebut dapat terus meningkat setiap tahunnya,” ucapnya. 

Baca Juga: Dekan FK Undip Minta Maaf ke Kemendikbud dan Kemenkes Atas Kasus Bullying

2. Dipengaruhi berbagai faktor

Kasus Akhiri Hidup Meningkat, Kemenkes Ingatkan Kesehatan Mental Pria yang sedang sedih dan stres (https://unsplash.com/photos/man-covering-face-with-both-hands-while-sitting-on-bench-sxQz2VfoFBE)

Endang menjelaskan, alasan seseorang mengakhiri hidupnya sangat kompleks dan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Mulai dari faktor biologis, genetik, psikologis, budaya, hingga lingkungan.

Ia pun menekankan, upaya terkait kesehatan mental, khususnya untuk mencegah kejadian seseorang mengakhiri hidupnya harus menjadi perhatian semua pihak.

“Melalui tindakan kecil seperti kebaikan sederhana, percakapan terbuka dan mendengarkan tanpa menghakimi, dapat berpengaruh secara signifikan,” ucap Endang.

Baca Juga: Segini Gaji PNS Kemenkes 2024 dan Tunjangannya, Tertarik?

3. Pentingnya penerimaan terhadap diri sendiri

Kasus Akhiri Hidup Meningkat, Kemenkes Ingatkan Kesehatan Mental ilustrasi orang depresi (pexels.com/Timur Weber)

Untuk mencegah seseorang mengakhiri hidupnya, Direktur Kesehatan Jiwa, Imran Pambudi menekankan pentingnya penerimaan terhadap diri sendiri, fokus pada kemampuan diri, dan tanpa perlu membandingkan dengan orang lain.

It’s okay not to be okay. Jadi, kita harus memiliki kesadaran bahwa kita tidak apa-apa gak oke, supaya kita gak stres. Manusia ada kelebihan dan kekurangannya, kita harus bisa menerima hal ini,” katanya. 

Ia juga menekankan pentingnya menjadi penerang atau sumber cahaya bagi orang lain, terutama bagi mereka yang sedang mengalami masa sulit. Seperti pada lagu Flashlight yang dinyanyikan oleh Jessie J, Imran berharap setiap orang bisa menjadi flashlight bagi diri sendiri dan orang lain.

“Inilah yang kita harapkan, kita bisa bersama-sama membuka diri dan bisa membantu kalau temannya ada yang lagi down, menjadi flashlight bagi dirinya sendiri, bagi teman maupun keluarga,” ucap dia.

 

Kesehatan mental bukan perihal sepele. Jika kamu mengalami atau mengetahui seseorang mengalami gejala depresi, menyakiti diri atau pemikiran untuk bunuh diri, segera cari bantuan profesional. Hubungi psikolog, psikiater, atau klinik kesehatan mental terdekat.

Layanan darurat Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN RSJMM) D’Patens24: 081197910000 (telepon hotline 24 Jam) dan 081380073120 (WhatsApp, Senin - Jumat 08.00 - 16.00 WIB).

Layanan konseling telepon juga tersedia di RS Jiwa rujukan:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang: - UGD 24 Jam 024-6731543,

- Konsul jiwa gratis 24 jam : 0821 3000 3400 (call)

- Konsul jiwa gratis 5 hari kerja jam 09.00–15.00 WIB : 0821-3758-0805 (chat)

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor: (0251) 8324024, 8324025

RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta: (021) 5682841

RSJ Prof Dr Soerojo Magelang: (0293) 363601

RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang: (0341) 426015, 429067

Temukan bantuan kesehatan jiwa di rumah sakit umum, Puskesmas, biro psikologi, atau online. Komunitas swadaya di Indonesia juga menyediakan layanan konseling dan support group online sebagai alternatif untuk pencegahan bunuh diri dan dukungan dalam mengatasi gangguan kejiwaan.

Baca Juga: Tim Investigasi Kemenkes Dampingi Ibunda Dokter ARL Lapor ke Polda Jateng

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya