Heru Budi Bicara Nasib Jakarta Usai Tak Lagi Ibu Kota hingga soal Pilkada

Spesial HUT Jakarta Heru Budi pimpin hampir tiga tahun

Intinya Sih...

  • Heru Budi Hartono memimpin Jakarta sebagai Penjabat Gubernur DKI hampir tiga tahun
  • Pembangunan transportasi massal di Jakarta harus terus berkelanjutan untuk mengatasi kemacetan
  • Penanganan banjir, kebutuhan air bersih, dan penanganan polusi udara juga harus dilanjutkan secara berkelanjutan

Jakarta, IDN Times - Mengenakan batik bermotif ondel-ondel, orang nomor satu di DKI Jakarta ini menyapa tim IDN Times di ruang tamu gubernur di Balai Kota, Rabu (19/7/2024). Tidak terasa, hampir tiga tahun Penjabat (PJ) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono memimpin Jakarta yang sebentar lagi menanggalkan status sebagai ibu kota.

Suasana Balai Kota tampak meriah menyambut HUT Jakarta ke-497 yang jatuh pada hari ini, 22 Juni 2024. Sayup-sayup terdengar lagu Betawi jali-jali di belakang gedung Balai Kota. Patung ondel-ondel yang berada di tiap sudut seolah menyapa warga yang datang. 

IDN Times berkesempatan melakukan wawancara khusus dengan Heru Budi Hartono tentang permasalahan klasik Jakarta, nasib Jakarta usai tak lagi jadi ibu kota sampai Pilkada yang akan digelar November mendatang.

Berikut wawancara khusus dengan Heru Budi Hartono:

1. Presiden Jokowi menitipkan tiga pesan saat Anda jadi Penjabat Gubernur DKI Jakarta, yakni penanganan banjir, macet, dan juga tata ruang di Ibu Kota. Bagaimana perkembangannya sampai saat ini selama dipimpin bapak?

Heru Budi Bicara Nasib Jakarta Usai Tak Lagi Ibu Kota hingga soal PilkadaMomen Anies Baswedan bersama Pj. Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi di Kanto Kemendagri, Jakarta Pusat (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Tiga ya, transportasi, banjir, tata ruang, semuanya itu sebenarnya ada kaitannya. Kalau dengan tata ruang pasti bicara banjir, pasti bicara transportasi, pasti bicara pemukiman. Nah, yang kita bahas dulu, transportasi ya. Transportasi itu sebuah perjalanan transportasi di kota Jakarta yang harus berkelanjutan, harus membangun terus menerus. Karena perkembangannya, penduduknya meningkat, orang berorentasi ke Jakarta terus tumbuh, maka transportasi pembangunan itu tidak bisa berhenti, 20 tahun lagi berhenti, enggak. Sekarang kita menaruh fundamental di transportasi. 

Pak Jokowi, beliau itu sudah menaruh fundamental MRT dilanjutkan dengan LRT dan seterusnya. Nah, maka dari itu mengatasi kemacetan mau tidak mau adalah yang semua warga juga tahu transportasi massal.

Masalahnya adalah transportasi massal di Jakarta yang ada sekarang misalnya MRT, LRT, yang sedang dibangun tidak masuk ke sub kota Aglomerai, berhentinya hanya di perbatasan Jakarta. Sekarang saya mau nanya, misalnya karyawan IDN, tinggalnya di Bekasi ingin cepat, aman, mudah, murah ya sudah naik motor. Misalnya punya mobil tapi tidak cepat. Artinya kan belum tercapai juga, walaupun pertumbuhan orang naik MRT terus meningkat, walaupun Trans Jakarta sudah melayani transportasi untuk masyarakat penduduk 89,7 persen jadi 90 persen sudah terlayani.

Pertanyaannya kenapa masih macet? Ya macet kan komuter (KRL) walaupun PT Kereta Api sudah menambah kereta juga tetapi penduduk terus ada dan masuk ke Jakarta. 

Maka dari itu pembangunan MRT, Trans Jakarta, LRT tidak bisa di Jakarta saja. Contoh, kami berinisiatif mengambil keputusan TransJakarta itu hari-hari tertentu misalnya Kami, Jum'at, kami Pemprov DKI menjemput sampai Bogor dengan komunikasi antara Dinas perhubungan DKI Jakarta dengan Bogor. Itu untuk mengurangi kemacetan, kasihan masyarakatnya.

Nah, bagaimana dengan 10 tahun ke depan? Ya MRT itu harus juga bisa masuk ke simpul-simpul perumahan yang memang warganya masuk Jakarta. MRT mau masuk sana. LRT juga begitu. Nah, saya terima kasih kepada Pemerintah Pusat. LRT sudah ada, kereta cepat sudah ada.

Tapi kereta cepat sudah ada, ada positif karena mungkin juga baiknya adalah pertumbuhan Jakarta makin cepat. Karena kalau dia tinggal di Bandung, 30 menit sudah sampai di Jakarta. Lebih cepat tinggal di Bandung daripada Bekasi. Mungkin juga ke depan seperti itu. Berarti pembangunan transportasi Jakarta tidak boleh berhenti. Saya telah meneruskan pembangunan LRT, mulai dari Kelapa Gading, Pengangsaan 2 sampai dengan Manggarai. Harapan saya itu selesai di 2025, lantas bisa dilanjutkan di 2022 ke Dukuh Atas.

Tapi Itu tidak cukup juga. Maka dari itu nanti kota-kota Aglomerasi ini harus turut serta membangun blueprint transportasi yang tadi saya sampaikan. Sampai Bekasi, mananya itu Bekasi titiknya? Sampai ke BSD, mananya? Saat ini Pemprov DKI hanya bisa mengurangi kemacetan, mengurangi, tidak bisa menyetop macet.

Ya ini PR (Pekerjaan Rumah) membangun Jakarta, membangun transportasi tidak bisa setahun, tidak bisa 2 tahun, ya seumur hidup terus. Harus berkembang, harus terus tumbuh, harus terus sama-sama komitmen nanti siapapun gubernurnya terus. Sehingga bisa mengurangi pengguna transportasi pribadi ya. 

Sebenarnya ada guyonan sih, lelucon. Suatu hari saya ditelepon oleh salah satu pejabat. "Pak Heru di titik ini macetnya luar biasa. Tolong dibantu dong, ada polisi, ada di sini". Walaupun sudah ada. Ya dia teman. Saya bercanda, guyonan gini, "Bapak naik mobil ya? Berarti yang menggaungkan kemacetan itu siapa sih? Pengguna roda 4". Saya bilang, saya bicara sambil bercanda. "Pak, kalau nggak bergerak-bergerak turun aja. Bapak daerah mana sih? Oh daerah sini. Saya ingat, daerah sini kan jalan 100 meter udah ketemu stasiun MRT. Bapak turun aja naik MRT". Ya bercanda, artinya dari sisi mana kita memandang bahwa kemacetan itu mungkin dikeluhkan oleh pengguna roda 4 kan, roda 2 juga macet sekarang.

Jadi yang tadi saya sampaikan, warga Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, ingin cepat, murah, nyaman, aman. Ya tadi, Pemprov DKI kan sudah melakukan itu. Maksimum warga Jakarta itu menggunakan membayar Rp10 ribu kan. Di atas itu Pemprov DKI yang bayar. Itu kan kebijakan yang luar biasa untuk mengatasi kemacetan yakni sistem pembayaran. 

Yang berikutnya, TransJakarta sampai hari ini 4 ribu sudah pengguna sudah disubsidi oleh DKI Jakarta, Rp2 triliun sekian subsidinya. Untuk siapa? Untuk menampung bukan hanya warga Jakarta, warga non-Jakarta juga masuk Jakarta, kita berikan servis yang baik. 

Maka, pemerintah daerah yang saya sebutkan kota-kotanya itu, harus juga bersama-sama Bappenas memiliki blueprint transportasi yang sama tadi. MRT kalau bisa sampai tembus ke Bekasi, titik mana, itu baru bisa mengurangi kemacetan. Kalau sekarang kan nggak bisa, hanya sebatas di kota Jakarta. 

Mungkin dalam waktu pendek, misalnya di Bekasi, Depok, Tangerang, pemerintah daerahnya harus menyiapkan parkir umum yang nyaman. Untuk siapa? Sehingga masuk Jakarta ke titik tertentu, dia sudah naik MRT. Dia keluar perbatasan Jakarta, daerah menyiapkan parkir segala macam, membangunlah. Tapi kalau ditumbukan kepada Jakarta untuk menyelesaikan kemacetan, bukan warga Jakarta saja yang masuk, warga lainnya datang bekerja di Jakarta, kira-kira seperti itu. Jadi ke depan Aglomerasi itu penting untuk menyamakan masalah transportasi blueprint. 

Yang berikutnya, masalah banjir. Banjir itu hal yang terpenting sudah saya selesaikan, sodetan Kali Ciliwung. Lantas titik tertentu yang menjadi simpul kemacetan, simpul itu simpul kemacetan air ya memperlambat air. Di tikungan tertentu, saya sudah eksekusi administrasi yakni di Rawa Jati, kemudian saya lupa di Jakarta Timur namanya apa dua titik itu kita sudah, bahkan sudah dibayar, bahkan sekarang sudah sheet pile (turap) oleh Kementerian PU. Ya perlu waktu lagi titik yang lain untuk mengatasi banjir. 

Banjir kan ada (penyebab) berbagai macam faktor, ada rob, ada banjir hujan yang dari atas, ada banjir kiriman. Tiga itu harus sama-sama.

Sementara rob yakni membangun tanggul pantai giant sea wall Itu sudah tidak bisa ditawar menawar karena lahan Jakarta semakin tahun semakin menurun. 

Lantas berikutnya, kami memperbanyak situ atau embung. Ada lokasi lahan yang memang cocok untuk bikin embung. Contohnya tahun ini di Kamal Muara, di Kalibaru, sebagian satu di Jakarta Selatan, satu lagi di Jakarta Timur bikin embung. Pertama untuk menampung parkir air sementara, kedua, embung atau waduk kecil itu supaya ada air bersih di sekitarnya Jakarta. Kalau secara alami, nanti dia menyerap ke bawah itu bisa menghambat air laut masuk ke Jakarta.

Lalu pompa-pompa, kami bersama KemenPUPR sampai 2025 terus membangun rumah pompa di titik itu. Saya minta kepada kepala Dinas SDA membangun rumah pompa di 2025 itu di sekitar Bogasari sehingga area Sunter dan Kelapa Gading bisa cepat air dibuang ke laut. Kita proses itu.

Terus tadi tata ruang ya. Masalah tata ruang banyak, pembenahan rumah kumuh, pembangunan rumah susun, memberi banyak ruang hijau. Nah, terkait dengan membangun RTH, berkali-kali saya sudah sampaikan setiap tiga bulan lurah itu berwajiban membangun RTH, bisa yang kecil, bisa lebar, bisa panjang, bisa kotak. Itu setiap kelurahan harus ada. Kalau setiap kelurahan selama satu tahun dia memiliki tiga, ada sekian kelurahan sudah berapa? Seribu lebih. Lumayan untuk bisa menyerap air, mengurangi polusi. Nah itu juga dalam rangka pembenahan tata ruang.

Baca Juga: Heru Buat Aturan Baru, Bebas Pajak Hanya 1 Rumah di Bawah Rp2 M

2. Selama bapak menjabat memang jarang banjir tetapi walaupun Jakarta banjir saja sedikit heboh banget di media sosial. Tapi selalu trending nama bapak jika Jakarta banjir?

Saya juga kaget di titik tertentu, nggak usah saya sebutkan wilayahnya. Wah, Di medsos ramai banjir-banjir. Saya datang ke situ, banjirnya itu hanya se-mata kaki, separuh ban mobil, se-perempat banget. Dia bilang banjir. Ya itu kan genangan sementara, air lewat apa lah segala macam. Yang namanya banjir itu saya pikir sudah setengah atap begitu ya.

Ya bagus lah, terima kasih biar supaya banyak masyarakat yang tahu nama saya. Tapi cepat surut juga sih, kurang dari 4 jam kan sudah surut. Dan kami Pemprov DKI punya 500 sekian mobil, pompa mobil. Nah, begitu di titik itu tergenang kita kerahkan semua, sehingga bisa surut. 

Warga Jakarta yang kemarin mengatakan banjir ya, walaupun sebatas mata kaki, ya saya imbau jangan buang sampah sembarangan. Udah, intinya itu saja. Ini dia mengimbau banjir-banjir-banjir, tapi buang sampah sembarangan. Itu kan menghambat juga. Contoh, itu Boulevard , depan mall Artagading, kami punya 2 pompa. Satu pompa terpaksa berhenti, karena mesinnya terlibat oleh kain, sampah, makanya berhenti. Ini sampah selama 2 jam kami memperbaiki itu, baru jalan lagi, tapi kan ini masalah. Sampah. Maaf, ada kasur di situ, ada kain yang terlibat oleh mesin pompa itu. Simple, tetapi dalam makan waktu 2 jam, pada saat hujan lebat, 2 jam itu adalah bermanfaat untuk kita mengurangi banjir, dan 2 jam itu adalah menyumbang banjir, kira-kira gitu.

 

Baca Juga: Anies Hadiri PRJ, Heru Budi Disoraki Penonton karena Absen

3. Tapi kan sebenarnya untuk sampah sendiri sudah ada peraturan dan dendanya hanya eksekusi di lapangannya belum tegas. Jakarta sepertinya belum tegas pada warga yang buang sampah. Bagaimana menurut bapak?

Kemarin itu libur panjang ya, saya lupa. Entah itu malam minggu, entah itu malam Senin. Saya ke Bundaran HI, jam 21.00 atau jam 22.00 malam. Bunderan HI itu bekas nongkrong anak-anak, ada bekas minuman, kertas, kantong plastik, berserakan. Nah, itu budayanya kok nggak ada? Ya, kalau dia minum, ya bawa lah. Sampah buang. Lihat nanti malam. Setiap malam ada kumpul jam 02.00 malam. Begitu jam 4 pagi berserakan sampah di mana-mana. 

Nah, kalau itu bukan warga Jakarta, saya imbau kepada warga Jakarta, tegur dia. Warga Jakarta yang mau nongkrong atau non warga Jakarta, jangan buang sampah sembarangan. Itu sepanjang, mulai dari Sarinah sampai SCBD trotoar dibangun bagus-bagus, nongkrong di situ, sampahnya berserakan.

Tadi kalau dibilangkan sudah ada aturan, nah pertanyaan saya, mau saya terapkan sanksi? Kalau warga mau, ya besok saya terapkan sanksi Rp500 ribu yang kena denda. Tapi ribut, katanya enggak manusiawi. Kalau warga Jakarta nih sekarang dukung saya mendengar berita ini, ya Pak Heru, besok terapkan. Besok saya terapin. Kalau nggak mampu, ada saksi sosial, kan? Ada aturannya, 500 ribu. Ya kita terapin sama-sama. 

Jadi apa sih susahnya sih. Habis minum, bawa, cari tong sampah yang ada. Jakarta ini, warga Jakarta hidup di Jakarta nyaman loh, terkait dengan kebijakan sampah. Tiap hari buang sampah, kan? Kita di depan rumah. Tiap hari diangkut oleh petugas sampah. Coba di luar negeri, di Eropa, di Jepang, di Korea, itu ditentukan hari. Senin hari sampah kardus diambil. Kalau dia buang non-kardus misalnya, didenda dan nggak diangkat. Nah, saya pinginnya ke depan seperti itu, kalau cukup waktu menerapkan itu pelan-pelan. Terus hari Rabu baru sampah basah. Ya, mobil sampah basah angkut dan dan dihitung loh per rumah. Tidak boleh sampahnya sekian kilo, gitu. Ini kan sampah. Mau sedikit, mau banyak.

Ya itulah artinya kita nikmati sesuatu yang memang menjadi kearifan lokal. Kan ini kita harus nikmati. Kita nikmati dengan cara apa? Ya, sadar diri. Untuk tidak buang sampah sembarangan. Begitu juga restoran. Restoran itu retribusinya murah banget loh. Restoran di pinggir jalan Cempaka Putih tapi sampahnya setiap hari numpuk. Hanya bayar per bulan Rp250 ribu. Di luar negeri, restoran ditentukan. Sampah yang diangkut gratis oleh pemerintah daerah itu sekian kilo. Di luar dari itu, bayar. 

Sekali lagi, kita nikmati kota kita ini, kearifan lokal ini, yang memang pemerintah daerah belum mengarah ke sana. Dengan cara apa? Bijak membuang sampah. Bijak memilah sampah. Dan sadar juga, setiap rumah harus membersihkan masing-masing. 

4. Bicara sampah, bapak pernah menyampaikan gagasan ingin bangun Pulau Sampah. Apakah sudah ada pembicaraan lebih lanjut?

Heru Budi Bicara Nasib Jakarta Usai Tak Lagi Ibu Kota hingga soal PilkadaPembangunan RDF di Rorotan Jakut/dok Pemprov DKI

Di Laut Jawa ya diperuntukkan Industri. Kita tentunya dengan konsep tidak merusak lingkungan. Korea, Jepang, Maldives, Singapura, bisa kok. Dan sampah yang saya sampaikan itu Pulau Sampah, yang akhirnya nanti menjadi pulau. Bagus kan pulau, menjadi pulau lah. Itu tidak boleh ada bangunan tinggi. 

Kemarin saya ditelepon dua minggu yang lalu. Itu pulau sampah tidak bisa untuk high rise building. Ya memang tidak untuk high rise building. Nanti kalau sudah jadi Pulau Sampah misalnya 20 sampai 30 hektare untuk hijau aja. Untuk pembibitan dinas pertamanan. Untuk rekreasi, untuk taman kan bisa 100 tahun ke depan ini. Darurat sampah dimana-mana, termasuk Jakarta. Sekarang, Pulau Sampah itu kalau memang terwujud, bukan untuk sampah Jakarta aja namun dari Bekasi, dari Depok, dari ini silahkan buang sampah di situ. Tentunya dengan konsep teknologi terbaik agar tidak mencemari lingkungan. 

Mau dibuang sampah ke mana sekarang? DKI Jakarta hari ini dan seterusnya memiliki konsep zero sampah, misalnya zero garbage gitu ya. Diusahakan setiap kelurahan itu ada TPS 3R (Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle). Tapi itu pun butuh waktu, misalnya 7.800 ton sampah. TPS 3R mungkin hanya bisa olah 2.000 ton misalnya bahkan sekarang misalnya masih 500 sampai 600 ton kan masih jauh. 

Lalu ada RDF (Refuse Derived Fuel) seharinya olah sampah 1.800 Ton sebagian di Bantar Gebang. Nanti RDF yang di Rorotan itu bangun kurang lebih bisa 1.000 sampai 1.500 ton bahkan 2.000 ton. Jadi kalau tahun depan, tahun ini selesai 7.200 dikurangin 2.000 ton maka ada 5.800 ton. lalu 5000 dikurangin 1.000 habis di pemukiman ada 4800 ton, di Bantar Gebang 1000. Tinggal 1 sampai 2 titik RDF lagi bisa tertangani.

5. Untuk mengatasi macet tadi bapak melontarkan pembatasan sepeda motor. Itu gimana kelanjutannya sendiri? Apakah nantinya ada aturan-aturan yang baru lagi pak? aturan yang lebih ketat lagi untuk seperti pembatasan mobil ataupun sepeda motor sendiri pak?

Enggak, kalau saya tidak ingin menyusahkan masyarakatnya. Kalau pembatasan motor, mobil. Itu kan masyarakat susah. Yang sekarang yang sudah seperti pembatasan seperti ganjil genap sekarang. Ya sudah saya tidak ingin menambahkan titik lain. Itu kan kadang-kadang mempersulit juga kan mobil, nanti orang beli mobil lagi. Yang ada kita percepat aja kebijakan-kebijakan transportasi yang tadi saya sampaikan. Yang paling cepat apa? Transjakarta, ya kerja sama dengan Depok dan segala macam, penumpang kita ambil di sana. Depok, Bogor, Bekasi, Tangerang mempersiapkan infrastruktur.

Busnya dari kami, Infrastruktur tidak harus jalur khusus tapi mungkin karena pembiayaannya di Kabupaten Kota itu terbatas. Jam-jam tertentu saja siapkan pasukan, ada dinas perhubungan ada Trantrip supaya Transjakarta yang akan kami lalui ke titik tertentu yang sudah disepakati cepat. Sambil memudahkan transportasi itu jangka pendek. Kalau mau Bekasi, sampai mana? Wali Kota Bekasi memintanya. Begitu keluar Bekasi, jalur ini sterilisasi dong dibantu sehingga masuk ke Jakarta yang lebih cepat.

6. Presiden Jokowi sudah mensahkan UU DKJ, Jakarta tidak lagi jadi ibu kota dan saat ini disiapkan jadi Kota Global. Tantangannya apa?

Kota itu kan harus hidup. Kota itu kan harus dirawat. Kota itu kan harus exist di kota-kota dunia. Maka Jakarta harus dipersiapkan menjadi Kota Global. Ada nilai-nilainya, ada poin-poinnya, ada rambu-rambunya untuk menjadi Kota Global. Supaya Jakarta kembali lagi, saya bilang walaupun sudah tidak jadi Ibu kota tetap terawat, tetap menarik. 

Misal, Kernel itu kan menghitung sebuah kota sekarang di level 75 Jakarta masih jauh, harusnya makin kecil dia makin bagus. Itu infrastruktur khususnya lengkap, ada acara-acara kegiatan budaya, sport, event yang internasional. Transportasinya harus baik dan nyaman. Lantas kemudahan investasi, Jakarta sudah cukup baik dalam pemberian izin. Nah, ini harus dibenahi terus supaya Jakarta bisa mengglobal. Itu tidak mudah. 

Siapapun nanti pemimpin Jakarta itu harus dilanjutin supaya kota ini tetap menarik. Sebenarnya kalau menuju Kota Global itu, mau tidak mau pemerintah daerah harus menuju ke sana. Harus menuju ke arah itu dan harus mengikuti poin-poin yang sudah disiapkan oleh mereka menilai sebuah kota. 

Infrastruktur tadi, penanganan banjir termasuk transportasi, museumnya harus cukup layak dan banyak. Lantas perbaikan infrastruktur termasuk jalan, segala macam itu harus dirawat dengan baik. Nyaman untuk hidup dan tinggal di Jakarta, nilai kenyamanan itu dihitung. Penurunan polusi, infrastruktur ke yang lain, misalnya tadi tempat hiburan itu harus mencukupi, ruang terbuka hijau harus mencukupi. Saya semuanya dalam 2 tahun ini saya mengarah ke sana. RTH saya perbaiki, tanam pohon, saluran, sungai kira-kira seperti itu.

Baca Juga: 22 Juni Hari Ulang Tahun Kota Jakarta: Begini Sejarahnya

7. Bagaimana tanggapan Anda terkait pernyataan dari Emil Dardak yang mengatakan bahwa Jakarta diprediksi akan mengalami proses kemunduran kota (inner city decline) pasca tidak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara?

Heru Budi Bicara Nasib Jakarta Usai Tak Lagi Ibu Kota hingga soal Pilkadailustrasi Jakarta saat terik (IDN Times/Sunariyah)

Pemikiran itu sudah dipikirkan oleh kami Pemprov DKI. Contoh, gedung-gedung milik pemerintah pusat, kita ubah menjadi hotel. Misalnya kantor sebelah sini, Kementerian BUMN jika sudah benar-benar 100 persen sudah pindah ke IKN, ya kita ubah.

Kita ubah peruntukannya, haknya masih mereka. Kita ubah peruntukannya menjadi hotel. Begitu juga kantor, silahkan untuk perkantoran swasta, kementerian KKP di sini, difungsikan kembali untuk kantor swasta. KKP bisa menjual, bisa menyewa, urusan mereka lah, urusan kementerian keuangan. Itu sudah kita pikirkan.

Jadi kemunduran enggak juga. Karena begitu kami menggaungkan ini, itu pihak-pihak swasta yang memiliki dana yang cukup sudah menunggu, kapan itu kementerian BUMN bisa bekerjasama, dialihkan untuk swasta. Sudah nunggu, semua sudah nunggu.

8. Antre ya Pak?

Iya sudah nunggu. Kapan? ya terserah kementerian BUMN. Kapan mau pindah 100 persen ? Besok, silahkan. Peruntukan saya ubah, swasta, untuk komersial. Kalau mengalami kemunduran, tadi saya sudah jawab. 

Yang kedua, kalau menurut saya Jakarta ini setelah IKN berjalan, nyaman loh untuk hidup. Yang ada demo-demo pindah di sana. ASN kan semua pindah ke sana. Berarti konon berkurang. Enggak, yang bekerja adalah semua swasta di sini. Malah mereka menunggu, nanya kepada saya. Kapan? Dia tanya dong sama pemiliknya.

Lalu bagaimana dengan pendapatan? Ya kita sharing. Kalau itu kantor kementerian kelautan jadi perkantoran swasta, kan saya dapat pajak, pajak dari transaksi, dapat pajak dari misalnya balik nama, mungkin mobil lebih bagus-bagus. Kalau saya positif. Mungkin nyaman untuk, kalau saya pensiuhn, mungkin nyaman di Jakarta hingar-bingar udah nggak ada lagi kan gitu ya. Tapi ekonomi bergerak terus.

9. Tapi tentunya ini juga diperlukan komitmen gubernur selanjutnya?

Ya itu kejelian dan cara pandang dari calon gubernur tajam apa tidak.

10. Jakarta saat libur panjang trending, meski sepi tapi polusi udara tertinggi bahkan peringkat satu dunia. Apa tanggapannya?

Itu salah satu tantangan buat DKI Jakarta yang harus diselesaikan termasuk saya harus menyelesaikan itu. Ya namanya perubahan cuaca, namanya musim kemarau, itu pasti bagian dari PR atau bagian dari masalah yang harus kita hadapi. 

Maka dari itu saya tidak hentinya misalnya untuk menanam pohon, untuk menambah RTH, menambah bus listrik, warganya juga bersama dengan pemilik kendaraan itu bisa secara mandiri mengetes uji emisi. DKI punya program itu secara parsial itu uji emisi. Tapi kalau masyarakat yang naik kendaraan bermotor, baik itu roda dua, roda empat tidak menyadari bahwa kendaraannya sudah melebihi ambang batas, kan susah juga. Tahun lalu kan saya dibully, kalau yang uji emisi di atas saya mau tilang, ribut, nggak mau. Tapi di sisi lain ributnya pencemaran, ya harus sportif saja.

Kalau saya bekerja sama dengan ATPM, ya harus tegas. Kartu ATPM itu harus dikasih tahu bahwa mobil ibu, mobil bapak masuk ke bengkel kami, emisinya sekian yang beli ambang batas, maka harus di-tune up, harus ini diganti, ini diganti, harus begitu. Setiap mobil yang masuk bengkel itu harus tes uji emisi. ATPM sebagian sudah mau sih tahun lalu.

Baca Juga: Siap Maju Pilkada Jakarta, Anies Ingin Kembalikan Program yang Hilang

11. Tapi kan tahun lalu penerapan hanya berjalan dua minggu. Nah ini apakah nantinya tilang ini akan diterapkan lagi dan kerja sama dengan kepolisian?

Tilang itu kan, kalau tilang itu, itu akhir lah, akhir dari sebuah kebijakan, akhir dari sebuah tindakan. Kalau bisa kan harus menyadari masyarakat sendiri, bahwa kendaraan yang memang melebihi emisi, ya tidak harus jalan, tapi harus, mereka harus melakukan service rutin.

12. Sekarang soal Pilkada yang akan datang November imbauan bapak terhadap ASN? Apakah bisa jamin ASN netral?

Ya, beberapa waktu yang lalu saya sudah kumpulkan jajaran eselon 2, eselon-eselon tertentu, dan hampir semualah eselon 2. Saya minta untuk netralitasnya harus dijaga, kan sudah ada aturan, kalau dia berpihak ke yang lain ya, ketahuan ada Inspektorat, ada KPU, ada Bawaslu, ya harus ditindak tegas.

13. Di mata Pak Heru, sosok gubernur seperti apa sih yang dibutuhkan Jakarta, mengingat permasalahan Jakarta kan juga kompleks?

Ya, yang pertama membangun Jakarta terus berkelanjutan. Gubernur nanti yang terpilih harus melanjutkan pembangunan yang memang dirasakan untuk masyarakat. Tadi transportasi, banjir, tata ruang, memenahi pemukiman, itu harus dilanjutkan.

Yang berikutnya, tidak ada kalimat, oh ini zamannya sih ini, saya enggak, ini zamannya saya, saya kan enggak. Semua ya yang bagus kita teruskan. Jadi pembangunan ke depan itu siapapun gubernurnya, gubernurnya harus memiliki rasa patriotisme lah, rasa memiliki Jakarta untuk membangun Jakarta.

Baca Juga: Heru Sebut Bukan Hanya Jakarta yang Polusinya Memburuk: Seluruh Dunia

14. Tapi pernyataan bapak kemarin viral yang bicara bahwa Jakarta 5 tahun lalu tidak diurus. Apa bapak mengkritik Anies yang jadi gubernur sebelumnya?

Heru Budi Bicara Nasib Jakarta Usai Tak Lagi Ibu Kota hingga soal PilkadaAnies Baswedan di PRJ Kemayoran (IDN Times/Amir Faisol)

Ya, itu kan karena saya ada kalimat begini, kok sekarang kotor sungai semrawut gitu, ya memang kalau saya datang jadi PJ Gubernur emangnya saya kotorin Jakarta, emangnya saya semrawutin Jakarta, kan enggak, ya kan, ya kenapa gitu loh.

Justru zaman saya, benahin sungai itu lebih bagus, ini kata orang ya, di medsos itu berita bagus, kok kalimatnya seperti itu, ya saya sepintas saat itu aja, seperti itu. Ya kan semua ada kaitan ya, enggak tiba-tiba saya datang itu semrawut enggak juga, tiba-tiba saya datang kotor, kan ada kaitan ya. 

Ibarat habis kalau orang bangun tidur, habis bangun tidur mandi, ya kan, sinkat gigi, terus ini juga kan ada kaitan ya, kenapa tiba-tiba kotor, zaman PJ Gubernur sekarang, semrawut, kotor, emangnya saya enggak kerja.

15. Lalu sebenarnya permasalahan Jakarta apa saja yang belum sempat Bapak kerjakan sebenarnya?

Semua. Seperti tadi, macet, transportasi potasi harus berkelanjutan terus, penanganan banjir harus terus, ya kan, penanganan kebutuhan air bersih, ya kan, terus tadi, penangan polusi udara

harus berkelanjutan, semua poin, kira-kira seperti itu.

16. Kegiatan bapak usai tidak menjabat baik sebagai Kasetpres atau PJ apa? Apa mau masuk pilkada saja atau gimana? sudah ada parpol yang mencolek ?

Nyolek? Ada banyak sih, cuma saya masih berpikir biar nanti secara alami aja jalan.

17. Ini teman-teman Persija tanya ini Pak. Dalam sisa waktu menjabat apakah nanti ya JIS bisa digunakan oleh Persija Pak?

Saya enggak tahu aturannya bagaimana ya, tapi kalau untuk latihan segala macam, saya rasa bisa saja, tinggal tergantung, pemiliknya siapa, pemilik kan, Jakpro. Kalau main latihan kan, bisa ada lapangan bola yang di luar. Bisa aja.

18. Jakarta memasuki usia ke 497, apa arti Jakarta untuk bapak?

Heru Budi Bicara Nasib Jakarta Usai Tak Lagi Ibu Kota hingga soal PilkadaWarga padati Bundaran HI di malam tahun baru (IDN Times/Sandy Firdaus)

Jakarta tempat saya bekerja, tempat saya mencari inspirasi, rumah saya, kota saya, tempat saya besar, di Jakarta. Jadi, harus di rawat Jakarta. Hati kecil saya membangun Jakarta, memang dari hati kecil kan, 30 tahun saya berkarya di Jakarta, bertugas di Jakarta, ya ada rasa saya cinta Jakarta.

Tapi sebagai PJ kan Jaya Raya, saya minta kepada seluruh ASN, cinta yang kamu pegang nih, jaya raya. Setiap lapor saya bilang, kamu pakai jaya raya, kamu harus all out kerja untuk bangun Jakarta.

19. Pesan untuk warga di HUT DKI Jakarta?

Ya pertama, Jakarta harus dirawat DKI Jakarta, pemerintah khususnya DKI Jakarta, tentunya membangun Jakarta tidak bisa sendiri. Harus ada rasa dari warga masing-masing, contoh kecil aja. gotong-royong itu harus digaungkan lagi, bersih-bersih, lingkungan hidup, lingkungan masing-masing, di depan rumah masing-masing.

Jadi, sekali lagi, Jakarta milik kita, himbauan yang sederhana ini, jangan buang sampah, gotong-royong kita harus budaya bersama-sama, gotong-royong, membangun Jakarta, membersihkan Jakarta, saluran untuk lingkungan masing-masing harus digalakan. Dulu waktu saya muda, tahun 1991-1992, masih sekolah, masih kerja di swasta saya kerja Bhakti. Yahun 1993-1995 ada minggu pagi, jadi saya bekerja itu di hari minggu, lebih pagi dari hari biasa, jam 06.00 pagi sudah di lapangan, warga Jakarta baik-baik, kita datang, ada yang bawa sekop, ada yang bawa macam-macam, ada ibu-ibunya bawa makanan, minuman, lingkungan hidupnya, kita bersihin, sama-sama. Ini yang saya kepingin, ini ada lagi di Jakarta. Nggak usah susah-susah, simple, di depan rumahnya ada got, harus bikin saluran, dibuang, depan rumahnya ada sampah,

Warga Jakarta yang saya cintai, selamat ulang tahun, kota Jakarta ke-497, Jakarta kota Global, Jakarta yang kita cintai, dan tentunya terakhir sukses Jakarta untuk Indonesia.

https://www.youtube.com/embed/igEpC2e2ySA

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya