Dokter PPDS Akhiri Hidup karena Bullying, Kemenkes Gelar Investigasi

Kemenkes hentikan sementara PPDS anestesi di RS Kariadi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan menerjunkan tim untuk melakukan investigasi mahasiswi Program Studi Anestesi Universitas Diponegoro yang meninggal dunia diduga bunuh diri akibat bullying atau perundungan. 

"Tim Itjen Kemenkes sudah turun ke RS Kariadi untuk menginvestigasi pemicu bunuh diri untuk memastikan apakah ini ada unsur bullying atau tidak. Mudah-mudahan dalam seminggu sudah ada hasilnya," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril dalam keterangan tertulisnya, Kamis (15/8/2024).

1. Korban jalani pendidikan di RS Kariadi

Dokter PPDS Akhiri Hidup karena Bullying, Kemenkes Gelar InvestigasiGambar tangan dokter (Pexels.com/KarolinaKaboompics)

Syahril menegaskan meski Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) merupakan program dari Undip namun Kemenkes tidak bisa lepas tangan. Hal ini karena korban melakukan pendidikan di lingkungan RS Kariadi sebagai UPT Kemenkes. 

"Investigasi Itjen mencakup kegiatan almarhumah selama di RS Kariadi. Kemenkes juga sudah berkoordinasi dengan Mendikbudristek sebagai pembina Undip dan juga dengan Dekan FK Undip dalam melakukan investigasi ini," katanya.

Baca Juga: Undip Bantah Mahasiswi PPDS Anestesi Bunuh Diri Karena Dibully

2. Kemenkes hentikan sementara kegiatan PPDS

Dokter PPDS Akhiri Hidup karena Bullying, Kemenkes Gelar InvestigasiIlustrasi suasana di RSMH Palembang (IDN Times/Dok. RSMH Palembang)

Syahril mengatakan Kemenkes juga menghentikan sementara program studi anestesi di RSUP Dr. Kariadi sampai investigasi selesai.

"Penghentian sementara kegiatan PPDS Anastesi Undip di RS kariadi untuk memberikan kesempatan investigasi dapat dilakukan dengan baik termasuk potensi adanya intervensi dari senior/dosen kepada juniornya serta memperbaiki sistem yang ada," ujarnya.

3. Korban mengakhiri hidup dengan menyuntikkan obat penenang

Dokter PPDS Akhiri Hidup karena Bullying, Kemenkes Gelar InvestigasiKediaman rumah pasangan suami istri diberi garis polisi usai suami menganiaya istrinya hingga meninggal dunia di Kampung Pasar Lama, Bojonggede, Kabupaten Bogor. (Istimewa)

Diketahui mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro (Undip) Semarang diduga bunuh diri di kos yang berlokasi di Lempongsari, Kota Semarang, Korban ditemukan meninggal pada Senin (12/8/2024) pukul 23.00 WIB.

Korban adalah dokter berinisial ARL (30). Polsek Gajahmungkur yang melakukan penyelidikan, menemukan sejumlah petunjuk, yakni korban mengakhiri hidup dengan menyuntikkan obat penenang akibat diduga mengalami perundungan.

Kapolsek Gajahmungkur, Kompol Agus Hartono mengatakan, korban ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya pada Senin 12 Agustus 2024 sekira pukul 23.00 WIB.

“Wajahnya biru-biru sedikit sama pahanya, seperti orang tidur, posisi miring,” ungkapnya, Rabu (14/8/2024) malam.

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565

RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025

RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841

RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601

RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444

Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu.

Baca Juga: LBH APIK Desak Mendikbud Pecat Hasyim Sebagai Dosen PNS di UNDIP

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya