Derita Pasien Kusta di Selayar, Dianggap Kutukan dan Keturunan
Intinya Sih...
- Sugandi mengidap Kusta selama satu tahun dan mengalami diskriminasi di lingkungan sekitar karena masyarakat masih percaya bahwa kusta merupakan penyakit kutukan.
- Sugandi didiagnosis menderita penyakit kusta setelah merasakan gatal di tangan dan muncul bercak merah, namun keluarganya tetap memperlakukan secara normal tanpa pemisahan.
- Untuk sembuh dari kusta, Sugandi disiplin meminum obat tiap hari dengan menuliskan pengingat di depan pintu dan kamar agar tidak lupa.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sulawesi Selatan, IDN Times - "Penyakit kutukan." Kata itu terlontar dari mulut Sugandi saat terdeteksi terkena penyakit Kusta. Warga Polebungin, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan ini sudah satu tahun mengidap Kusta.
Sugandi mengatakan masyarakat di sekitarnya masih percaya bahwa kusta merupakan penyakit keturunan dan kutukan dalam keluarga tersebut. Tak jarang, dia mengalami diskriminasi di lingkungan sekitar.
"Sebenarnya tidak terlalu tetapi memang di masyarakat tahunya ini penyakit kusta, penyakit kutukan," ujarnya pada IDN Times, Selasa (10/9/2024)
1. Bercak merah sampai didiagnosis Kusta
Sugandi mengatakan awalnya dia merasakan gatal di sekitar tangan, tidak lama muncul bercak merah. Tidak tahan, dia pergi ke Puskesmas dan didiagnosis menderita penyakit kusta.
"Muncul bercak merah di bagian lengan, tapi memang awalnya saya biarin, tetapi lama-lama membesar. Jadi saya periksa dan dinas kesehatan turun tangan langsung lakukan pemeriksaan lanjutan, ternyata diagnosanya mengarah ke sana (kusta)," paparnya.
Baca Juga: Kemensos Guyur Bansos Rp5,8 Miliar untuk Warga Kepulauan Selayar
2. Keluarga tidak pisahkan Sugandi dalam rumah
Editor’s picks
Meski merupakan penyakit yang menular, namun keluarga Sugandi tidak memperlakukan berbeda. Sugandi masih melakukan aktivitas biasa dalam rumah. Tidak terpisah.
"Dari keluarga tidak ada pemisahan gitu ya biasanya aja baik tidur, makan, tetapi memang di masyarakat saja kan itu dianggap penyakit kutukan," katanya.
Baca Juga: 400 Penyandang Kusta di Sulsel Terima Bansos Tiap Tahun
3. Minum obat tanpa putus
Sugandi memiliki tekad kuat untuk sembuh dari kusta, untuk itu dia disiplin meminum obat tiap hari. Pengobatan kusta tidak dilakukan sembarangan namun dibutuhkan kesiapan dan disiplin dari pasien. Pasalnya, Sugandi harus konsisten meminum obat setiap hari tanpa putus-putus.
"Karena kadang kita lupa minum obat, jadi saya tulis di depan pintu, depan kamar biasanya ada tulisan jangan lupa salat, tetapi saya tambah jangan lupa minum obat. Jadi setiap jalan saya lihat untuk minum obat," ucapnya.