Bappenas: Partisipasi Perempuan Lebih Tinggi dalam Dua Dekade Terakhir

Keterwakilan perempuan di jabatan startegis lebih baik

Intinya Sih...

  • Keterwakilan perempuan di kementerian hampir di atas 50 persen, sementara di DPR hanya 20 persen.
  • Di sektor swasta, 35 persen perempuan menjabat posisi manager, lebih tinggi dibandingkan dengan pemerintah.
  • Bappenas melakukan workshop selama dua hari untuk penyusunan pedoman Pengarusutamaan Gender Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang berbasis gender responsif.

Jakarta, IDN Times - Peran kepemimpinan perempuan sangat penting untuk mendukung kesetaraan. Perempuan bisa menjadi pengambil keputusan dalam hal politik, ekonomi, pendidikan dan kesehatan.

Sekretariat SDG Bappenas, Sanjoyo Kirlan, mengatakan jumlah keterwakilan perempuan di kementerian hampir di atas 50 persen, sementara di DPR masih 20 persen

"Jadi di DPR hanya 20 persen (keterwakilan perempuan), kami ingin tingkatkan 30 persen, di DPRD hanya 20 persen provinsi DPRD hanya 20 persen, sementara untuk pemerintah jabatan eselon satu hanya sekitar 17 persen," ujar Sanjoyo Workshop Internasional Climate Internasional (IKI) internasional di Hotel Pullman Rabu (17/9/2024) 

1. Jabatan manager perempuan di swasta 35 persen

Bappenas: Partisipasi Perempuan Lebih Tinggi dalam Dua Dekade Terakhirilustrasi Jakarta (IDN Times/Herka Yanis)

Sanjoyo mengungkapkan jumlah tersebut masih rendah apabila dibandingkan keterwakilan perempuan di sektor swasta. Sebesar 35 persen perempuan jabat posisi manager.

"Di sektor swasta perempuan lebih baik sebesar 35 persen di manager. Untuk itu kita akan meningkatkan peran perempuan melalui pemberdayaan perempuan," katanya.

Baca Juga: Ketika Anggota DPR Tak Bangga dengan Timnas Indonesia Kini

2. Penyusunan pengarusutamaan SDGs

Bappenas: Partisipasi Perempuan Lebih Tinggi dalam Dua Dekade Terakhir17 buruh perempuan Lampung mantan pekerja PT. Philips Seafood Indonesia menang di MA (IDN Times/Istimewa)

Sanjoyo mengatakan Bappenas sudah melakukan workshop selama dua hari dengan hasil penyusunan pedoman Pengarusutamaan Gender Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang sudah berbasis gender responsif dan social inclusion.

" Yang kita lakukan itu tidak hanya gendernya, tapi disabilitas, dan juga yang kaum marjinal itu sudah ke depan itu sudah melihat isu. Termasuk juga pada rencana pembangunan nasional ke depan," imbuhnya.

3. Partisipasi perempuan lebih tinggi saat ini

Bappenas: Partisipasi Perempuan Lebih Tinggi dalam Dua Dekade TerakhirWorkshop Internasional Climate Internasional (IKI) internasional di Hotel Pullman Rabu (17/9/2024). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Sanjoyo mengatakan partisipasi perempuan saat ini lebih tinggi dalam dua dekade terakhir. Dia membeberkan sejumlah tantangan yang telah diperbaiki khususnya ditingkat pendidikan, contohnya buku pelajaran.

"Kalau kita melihat tahun 90-an, itu dalam text book sekolah dasar itu banyak. Misalnya bapak itu baca koran, ibu nyapu nah itu sudah diperbaiki. Kemudian biasanya perempuan yang bertanya laki-laki yang jawab, nah laki-laki ini suka ngomong buat kelihatan lebih superior. Nah itu sudah dihilangkan, sudah diperbaiki," katanya.

Baca Juga: Komnas Gelar Konferensi Internasional: Fokus Pengetahuan Perempuan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya