Wali Kota Depok: Cegah Politik Uang untuk Pemilih Pemula

Pemilih pemula di Kota Depok capai 36 persen

Depok, IDN Times - Pemerintah Kota Depok menyasar para pemilih pemula untuk diberikan edukasi tentang pendidikan politik. Hal itu dilakukan untuk mencegah politik uang (money politic) pada pemilih pemula yang mencapai 36 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kota Depok pada Pemilu 2024. 

Wali Kota Depok, Mohammad Idris, mengatakan, anak muda harus menjadi pemilih cerdas dengan mengikuti proses pemilihan dengan benar saat menggunakan hak pilihnya.

“Jadi ikut pemilihannya agar bisa memilih dengan cerdas, jangan golput, jangan money politic, ini yang harus ditekankan,” ujar Idris, Rabu (8/11/2023).

Baca Juga: Banyak Suara Anak Muda di Pemilu 2024 Berpotensi Golput 

1. Cegah pemilih pemula golput

Wali Kota Depok: Cegah Politik Uang untuk Pemilih PemulaWali Kota Depok, Mohammad Idris saat ditemui di Balai Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Idris menuturkan, pada Pemilu 2024, jumlah pemilih pemula di Kota Depok cukup tinggi. Hal itu berdasarkan DPT Kota Depok bahwa pada 2024 mencapai 36 persen atau setara 46 ribu orang.

"Pemilih pemula di Kota Depok pada Pemilu 2024 berada di kisaran 36 persen. Salah satu esensi yang perlu disampaikan menjelang pemilu adalah pendidikan politik," tutur Idris.

Menurut dia, pendidikan politik penting diberikan kepada pemilih pemula agar tergerak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024.

Pemerintah Kota Depok mencegah pemilih pemula melakukan golput pada Pemilu 2024 sehingga angka golput Kota Depok akan lebih tinggi dibandingkan angka partisipasi pemilih.

“Misalnya, 60 persen tidak mau ikut pemilu, memboikot kan ini bahaya untuk partisipasi,” ucap Idris.

Baca Juga: Jokowi: Pemilu 2024 Adalah Pesta Demokrasi Terbesar

2. Pemilih pemula diharapkan meningkatkan jumlah partisipasi

Wali Kota Depok: Cegah Politik Uang untuk Pemilih PemulaIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara, Kepala Bakesbangpol Kota Depok, Lienda Ratanurdianny, mengatakan, pendidikan politik itu salah satunya diberikan kepada murid sekolah sebagai bentuk edukasi. Mereka yang telah berusia 17 tahun telah memiliki hak pilih agar bisa menjadi pemilih yang cerdas.

“Siswa yang memiliki hak pilih harus menjadi pemilih cerdas, jangan sampai golput. Sekarang kan begitu, anak muda berpotensi untuk golput,” kata Lienda.

Lienda menjelaskan, edukasi dan pemberian wawasan tentang pengunaan hak pilih kepada pemilih pemula diharapkan dapat meningkatkan partisipasi pada Pemilu 2024.

Berdasarkan data DPT Kota Depok, pemilih pemula di Kota Depok mencapai 36 persen.

“Dari 1,3 juta DPT, pemilih pemula itu 36 persen artinya 46.000 orang,” jelas Lienda.

Baca Juga: Jokowi Ingin Suhu Politik di Pemilu 2024 Kondusif

3. Tingginya golput karena masyarakat kurang tertarik proses demokrasi

Wali Kota Depok: Cegah Politik Uang untuk Pemilih PemulaIlustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Jumlah pemilih pemula yang mencapai 36 persen itu dinilai dapat meningkatkan partisipasi pemilih pemula menyukseskan Pemilu 2024. Pada Pemilu 2019, tingkat partisipasinya mencapai 82 persen, tetapi jumlah golput terbilang cukup tinggi.

“Tetapi pada Pilkada agak banyak golput, makanya dari sekarang kita sosialisasikan, jangan sampai memilih pemula ini punya kontribusi golput,” terang Lienda.

Tingginya angka golput diduga masih terdapat masyarakat kurang tertarik dengan proses demokrasi. Diharapkan masyarakat turut berperan dalam proses demokrasi pada penyelenggaraan politik bernegara.

"Artinya pemahaman seperti itu kan harus selalu diingatkan," ucap Lienda.

 

Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang. 

Baca Juga: Wacana Publikasikan CV Caleg, KPU Akan Tanya Parpol Dulu

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya