Ridwan Kamil-Suswono dan Koalisi Gemuk di Pilkada DKI Jakarta

12 partai politik itu tergabung dalam Koalisi Jakarta Baru

Intinya Sih...

  • Ridwan Kamil-Suswono diusung Koalisi Jakarta Baru untuk bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2024.
  • Koalisi Jakarta Baru terdiri dari 12 partai politik dan memiliki 91 kursi dari 106 kursi di DPRD DKI Jakarta.
  • PDI Perjuangan tak risau ditinggal sendirian di Pilkada DKI Jakarta, mereka akan berkoalisi dengan rakyat.

Jakarta, IDN Times - Ridwan Kamil akhirnya maju di Pilkada DKI Jakarta 2024. Eks Gubernur Jawa Barat itu dipasangkan dengan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat PKS Suswono.

Pasangan Ridwan Kamil-Suswono diusung 12 partai politik yang diberi nama Koalisi Jakarta Baru. Ridwan Kamil menyebut, nama koalisi itu menjawab pertanyaan dunia karena Jakarta bukan lagi ibu kota negara.

"Kenapa namanya Jakarta Baru? Karena ini pertanyaan seluruh dunia, Jakarta mau ke mana setelah tak jadi ibu kota? Ini adalah momen bersejarah yang harus dijawab," ujar Ridwan Kamil di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (19/8/2024).

Koalisi ini dimotori partai politik pendukung presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming di Pilpres 2024. Koalisi gemuk itu beranggotakan Partai Gerindra, Golkar, PAN, PKS, NasDem, PKB, PSI, Demokrat, Perindo, PPP, Gelora, dan Garuda.

Dari 12 partai politik itu, 10 di antaranya memiliki kursi di DPRD DKI Jakarta berdasarkan hasil Pemilu Legislatif 2024. Hanya Garuda dan Gelora yang tak punya kursi di DPRD DKI Jakarta. 

Baca Juga: Nama Koalisi Ridwan Kamil-Suswono: Jakarta Baru untuk Jakarta Maju

1. Koalisi Jakarta Baru kuasai 91 kursi di DPRD DKI Jakarta

Ridwan Kamil-Suswono dan Koalisi Gemuk di Pilkada DKI JakartaRapat Paripurna di DPRD DKI Jakarta relatif sepi, Senin (29/7/2024)/ IDN Times Dini Suciatiningrum

Koalisi Jakarta Baru tersebut menguasai mayoritas kursi di DPRD DKI. Tercatat, DPRD DKI Jakarta memiliki 106 kursi. Ratusan kursi itu terbagi dalam 10 daerah pemilihan. 

Sementara, 10 partai politik yang mendukung Ridwan Kamil-Suswono itu diprediksi memiliki total 91 kursi berdasarkan hasil Pileg DKI Jakarta 2024.

Berdasarkan hasil rekapitulasi suara KPU, PKS menjadi partai dengan raihan suara terbanyak, 1.012.028 suara. Jika dihitung menggunakan metode Saint League, PKS meraup 18 kursi di DPRD DKI. 

Berikut rincian prediksi perolehan kursi 10 partai politik di Koalisi Jakarta Baru berdasarkan metode Saint League:

  1. Partai Keadilan Sejahtera (PKS): 18 kursi
  2. Partai Gerindra: 14 kursi
  3. Partai Nasdem: 11 kursi
  4. Partai Golkar: 10 kursi
  5. Partai PKB: 10 kursi
  6. Partai PSI: 8 kursi
  7. PAN: 10 kursi
  8. Partai Demokrat: 8 kursi
  9. Partai Perindo: 1 kursi
  10. PPP: 1 kursi.

Sedangkan, 15 kursi tersisa merupakan milik PDI Perjuangan. Partai besutan Megawati Soekarnoputri itu belum bisa mencalonkan cagub dan cawagub meski jadi partai yang memiliki jumlah kursi terbanyak kedua di Pileg DKI Jakarta 2024.

"Syarat pencalonan minimal 20 persen kursi di DPRD provinsi atau memperoleh minimal 25 persen suara sah,” ujar Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU DKI Jakarta, Dody Wijaya, Senin (29/4/2024).

Baca Juga: Didukung 12 Parpol di Pilkada DKI, Ridwan Kamil: Warga Jakarta Untung

2. Ridwan Kamil: Warga Jakarta diuntungkan

Ridwan Kamil-Suswono dan Koalisi Gemuk di Pilkada DKI JakartaRidwan Kamil-Suswono Resmi Deklarasi Maju Pilgub Jakarta pada Senin (19/8/2024). (IDN Times/Aryodamar)

Setelah deklarasi, Ridwan Kamil mengaku tak bisa maju bersama Suswono tanpa dukungan 12 partai politik di Koalisi Jakarta Baru. Eks Gubernur Jabar itu menilai, koalisi tersebut adalah simbol rekonsiliasi.

"Tidak ada kesuksesan tanpa kebersamaan, tidak ada kejayaan tanpa kekompakan, dan tidak ada keberhasilan tentunya tanpa kebersatuan. Oleh karena itu, kami melihat 12 partai ini adalah simbol dari rekonsoliasi. Sudah ditunjukkan oleh orang tua kita, Bapak Jokowi, Bapak Prabowo menunjukkan kepada seluruh warga Indonesia bahwa setelah kontestasi, datanglah rekonsoliasi," kata Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil menyebut, koalisi yang berisi 12 partai politik itu justru menguntungkan warga Jakarta. Apalagi, koalisi itu sejalan dengan pemerintah pusat.

"Tentunya dengan koalisi yang sama dengan pemerintah pusat, siapa yang diuntungkan? Bukan kami berdua, tapi warga Jakarta," kata dia.

Baca Juga: Mau Jadi Gubernur, Ridwal Kamil Beberkan Tantangan Dihadapi Jakarta

3. Tantangan di Jakarta: banjir hingga lapangan kerja

Ridwan Kamil-Suswono dan Koalisi Gemuk di Pilkada DKI JakartaRidwan Kamil dan Suswono kompak berseragam putih jelang deklarasi sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada Senin (19/8/2024). (IDN Times/Aryodamar)

Saat berpidato dalam acara deklarasi, Ridwan Kamil mengungkap sejumlah tantangan di Jakarta. Hal itu bakal jadi pekerjaan rumah jika terpilih sebagai gubernur.

Ridwan Kamil memerinci, dari sisi global, ada masalah krisis iklim yang harus diselesaikan. Ia juga menyoroti masalah ketinggian air laut.

"Air laut sudah naik, banjir dari selatan juga masih mengancam, solusi-solusi teknis sedang dipersiapkan," kata Ridwan Kamil.

Tantangan lain yang dihadapi Jakarta sama dengan kota besar lainnya di dunia. Seperti lapangan pekerjaan hingga polusi.

"Semua akan menjadi komitmen kami, baik faktor eksternal di luar wilayah Jakarta, maupun faktor internal karena mobilitas. Saya betul-betul akan kerja keras. Saya punya anak kecil, saya tidak mau anak-anak di Jakarta bahagianya hanya main di shopping mall. Harusnya mereka berbahagia di ruang-ruang outdoor," jelas Ridwan Kamil.

Baca Juga: Ridwan Kamil Diusung 12 Partai, Adian: PDI Perjuangan Not For Sale!

4. PDIP tak ambil pusing ditinggal sendirian

Ridwan Kamil-Suswono dan Koalisi Gemuk di Pilkada DKI JakartaWakil Sekretaris Jendral (Wasekjen) PDIP, Adian Napitupulu (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Wakil Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Adian Napitupulu tak ambil pusing dengan koalisi gemuk yang mengusung Ridwan Kamil-Suswono. PDIP tak risau meski ditinggal sendirian dan terancam tak bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta.

"PDI Perjuangan is not for sale," kata Adian di DPP PDIP, Jakarta Pusat, Senin.

Adian mengajak masyarakat memikirkan keanehan di Pilkada DKI Jakarta. Ia pun meminta masyarakat tak berhenti berharap sebelum pendaftaran calon kepala daerah di Pilkada Serentak 2024 ditutup pada 29 Agustus.

"Beberapa hari lalu, Partai A masih dukung Anies, lalu berubah. Ada Partai B masih dukung Anies lalu berubah. Nah sampai tanggal 29 (Agustus), ada tidak yang kemudian tadinya tidak dukung Anies lalu dukung Anies? Mungkin dong," kata Adian.

Adian juga memastikan PDI Perjuangan bakal selalu berada bersama masyarakat.

"Nah bagaimana sikap PDI Perjuangan? Yang pasti kita akan selalu bersama-sama dengan rakyat," kata Adian.

Pernyataan Adian juga diperkuat Ketua DPP PDIP biadng Pemerintahan dan Otonomi Daerah Ganjar Pranowo. PDIP tak akan kesepian karena berkoalisi dengan rakyat.

"Kalau kita tidak bisa mencalonkan karena tidak ada teman, ya kita akan berkoalisi dengan rakyat," kata Ganjar.

Ganjar mengingatkan, tersisa satu harapan memperjuangkan kepentingan rakyat di Jakarta.

"Fungsi berikutnya di dalam pemerintahan adalah di DPRD, dan DPRD bisa melakukan optimal untuk rakyat," kata dia.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya