TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Walhi: Sampah Plastik Program Makan Gratis Timbulkan Masalah Kesehatan

Wadah plastik sekali pakai jadi sorotan

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat simulasi makan gratis di SDN Klampis Ngasem 3 Surabaya. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Intinya Sih...

  • Program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran menggunakan wadah plastik sekali pakai disayangkan oleh Walhi
  • Sampah plastik berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia jika tidak didaur ulang dengan baik

Jakarta, IDN Times - Manajer Kampanye Polusi dan Urban Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Abdul Ghofar menyayangkan apabila program makan bergizi gratis pemerintahan Prabowo-Gibran memakai wadah plastik sekali pakai.

Sebab, dalam uji coba program makan bergizi gratis yang dipimpin Gibran, menggunakan wadah makan plastik sekali pakai.

Ia mengingatkan, penggunaan plastik itu bisa meningkatkan limbah yang berdampak pada lingkungan, maupun kesehatan manusia.

Baca Juga: Harga Menu Makan Gratis di Surabaya Dinaikkan

1. Sampah plastik bisa ganggu kesehatan

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/Magda Ehlers)

Ghofar menjelaskan bagaimana sampah plastik bisa menganggu kesehatan manusia. Plastik akan berbahaya jika tidak didaur ulang dengan baik.

Apabila plastik terurai oleh proses alami, maka komponennya akan terpecah jadi partikel kecil yang dinamakan mikroplastik. Lalu, mikroplastik inilah yang berbahaya apabila terhirup ke pernapasan, masuk ke darah, hingga pencernaan.

"(Selain itu) terus masuk dikonsumsi ikan, misalnya kita makan ini akan berdampak pada kesehatan manusia," kata dia kepada IDN Times.

Baca Juga: Sindir Debat Pilpres, WALHI Sentil Gibran Tak Konsisten soal Plastik

2. Berbahaya bagi lingkungan

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat simulasi makan gratis di SDN Klampis Ngasem 3 Surabaya. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Ghofar memaparkan, apabila nantinya program makan gratis Prabowo-Gibran menggunakan wadah plastik sekali pakai, juga sangat berbahaya bagi lingkungan.

Walhi memandang, hal tersebut berpotensi menambah beban sampah plastik. Saat ini, sampah jenis plastik sendiri menempati urutan kedua terbanyak dari total sampah nasional.

"Komposisi terbesar itu yang pertama sampah makanan dari food waste. Jadi problem juga dari program ini (makan gratis)," ujar Ghofar.

Ia menuturkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 19 persen dari total sampah nasional. Artinya, program makan gratis yang akan melibatkan sekitar 85 juta orang anak akan meningkatkan proporsi jenis sampah plastik. 

"Bayangkan 85 juta orang anak berarti kan 85 juta kemasan hanya dari program makan siang gratis ini dikali dengan hari saat mereka mendapatkan program ini. Jadi akan ada peningkatan sangat signifikan proporsi sampah plastik nasional yang angkanya saja sudah tinggi, 19 persen itu sekitar mungkin 12 jutaan dari 70 juta ton sampah di tahun 2023," tutur Ghofar.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya