TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sindir Debat Pilpres, WALHI Sentil Gibran Tak Konsisten soal Plastik

Program makan gratis Gibran pakai plastik sekali pakai

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/Magda Ehlers)

Intinya Sih...

  • Abdul Ghofar kritisi Gibran Rakabuming Raka karena tidak konsisten dalam meminimalisir sampah plastik.
  • Program makan gratis Prabowo-Gibran menggunakan wadah plastik sekali pakai dapat meningkatkan beban sampah plastik nasional.

Jakarta, IDN Times - Manajer Kampanye Polusi dan Urban Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Abdul Ghofar, mengkritisi Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka karena tak konsisten dalam meminimalisir sampah plastik.

Pasalnya, Gibran sempat menyindir paslon nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar soal penggunaan sampah plastik pada debat Pilpres 2024 lalu. Di sisi lain, dalam uji coba makan siang gratis yang dipimpin Gibran, katering yang diberikan kepada anak-anak menggunakan wadah plastik sekali pakai.

"Memang isu plastik ini kan isu penting yang semua orang aware. Apalagi sebetulnya, kami mau semacam mengingatkan juga ke Gibran. Gibran saat debat merasa paling lingkungan ya dengan dia bilang (ke Anies-Muhaimin), 'oh kok mau ngomongin lingkungan kok masih pakai botol air minum plastik sekali pakai'," kata Ghofar kepada IDN Times, Jumat (2/8/2024).

"Sebenarnya mau ingatkan bahwa Gibran itu pernah bilang bahwa masalah plastik itu masalah penting. Minum air dalam kemasan itu menghasilkan sampah plastik. Jadi aku mau mengingatkan, akhirnya dia harus kembali lagi bahwa program yang dia dorong ini justru akan kayak jadi bumerang untuk dia," sambungnya.

Baca Juga: Gibran Tinjau Simulasi Makan Gratis di SDN Surabaya, Ini Isi Menunya

1. Bahaya pemakaian plastik dalam program makan gratis Prabowo-Gibran

Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka saat simulasi makan gratis di SDN Klampis Ngasem 3 Surabaya. IDN Times/Ardiansyah Fajar

Ghofar menjelaskan, apabila nantinya program makan gratis Prabowo-Gibran menggunakan wadah plastik sekali pakai, maka sangat berbahaya bagi lingkungan.

WALHI memandang, hal tersebut berpotensi menambah beban sampah plastik. Saat ini, sampah jenis plastik sendiri menempati urutan kedua terbanyak dari total sampah nasional.

"Komposisi terbesar itu yang pertama sampah makanan dari food waste. Jadi problem juga dari program ini (makan gratis)," ujar Ghofar.

Ia menuturkan, sampah plastik di Indonesia mencapai 19 persen dari total sampah nasional. Artinya, program makan gratis yang akan melibatkan sekitar 85 juta orang anak akan meningkatkan proporsi jenis sampah plastik. 

"Bayangkan 85 juta orang anak berarti kan 85 juta kemasan hanya dari program makan siang gratis ini dikali dengan hari saat mereka mendapatkan program ini. Jadi akan ada peningkatan sangat signifikan proporsi sampah plastik nasional yang angkanya saja sudah tinggi ya, 19 persen itu sekitar mungkin 12 jutaan ya dari 70 juta ton sampah di tahun 2023," ucap Ghofar.

Baca Juga: Gibran Rakabuming: Anggaran Makan Bergizi Gratis Tak Mungkin Rp7.500

2. WALHI nilai program makan gratis Prabowo-Gibran berpotensi meningkatkan food waste

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ketika ditetapkan sebagai presiden-wapres terpilih oleh KPU. (www.instagram.com/@prabowo)

Di samping itu, program makan gratis jika tak dikelola dengan baik, maka bisa berdampak pada meningkatnya food waste (sampah makanan).

"Jadi tetap ada potensi sampah makanan, peningkatan emisi gas metan dari sampah makanan dari program ini," tutur Ghofar.

Baca Juga: Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Dinilai Masuk Kajian PBB

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya