TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gerindra Bantah Hubungan Jokowi dan Prabowo Retak Imbas RUU Pilkada

Hubungan Prabowo dan Jokowi disebut baik-baik saja

Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto saat ditemui usai upacara penurunan bendera di Istana Garuda IKN pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Ilman Nafi’an)

Intinya Sih...

  • Anggota DPR Fraksi Partai Gerindra membantah retaknya hubungan Jokowi dan Prabowo
  • Kamrussamad menegaskan hubungan keduanya sangat baik, memiliki pandangan sama terkait RUU Pilkada
  • Jokowi dan Prabowo ingin Pilkada 2024 sukses, melahirkan pemimpin berkualitas dan meningkatkan ekonomi daerah

Jakarta, IDN Times - Anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Kamrussamad membantah hubungan Presiden Joko "Jokowi" Widodo dengan Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mulai retak karena parlemen membatalkan pengesahan Revisi Undang-Undang (RUU) Pilkada.

Kamrussamad menegaskan hubungan Jokowi dengan Prabowo sangat baik. Dia menyebut baik Jokowi dan Prabowo memiliki pandangan yang sama terkait dinamika revisi payung hukum pilkada tersebut, yakni mengedepankan aspirasi rakyat.

"Hubungan Presiden Jokowi dengan Presiden terpilih Prabowo setahu saya sangat baik, perkembangannya bahkan begitu intensif komunikasinya sehingga memiliki pandangan yang sama bahwa aspirasi yang berkembang terhadap putusan MK harus kita kedepankan," kata Kamrussamad dalam keterangannya, dikutip Selasa (27/8/2024).

Baca Juga: Istana Bantah Hubungan Jokowi-Prabowo Retak

1. Pembatalan pengesahan RUU Pilkada dipengaruhi elite parpol, termasuk Prabowo

Potret Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto meninjau proyek di IKN (dok. Sekretariat Presiden)

Ia menjelaskan selain menyerap aspirasi masyarakat, keputusan DPR membatalkan pengesahan RUU Pilkada juga berkat adanya instruksi dari para pimpinan partai politik (parpol), termasuk Prabowo kepada kadernya di Legislatif.

"Karena itu lah kenapa DPR selain mendengarkan aspirasi juga mendengarkan pimpinan-pimpinan partai politik (parpol) termasuk Pak Prabowo, sehingga secara resmi dibatalkan kelanjutan pembahasannya," kata Kamrussamad.

Baca Juga: Surya Paloh Dukung Pemerintahan Prabowo, Tak Berharap Kursi Menteri

2. Jokowi dan Prabowo punya harapan sama

Potret Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto meninjau proyek di IKN (dok. Sekretariat Presiden)

Kamrussamad meyakini, Jokowi dan Prabowo memiliki harapan yang sama terhadap pelaksanaan Pilkada 2024. Keduanya ingin semua elemen negara dan masyarakat bekerja sama menyukseskan gelaran perhelatan kepala daerah secara serentak tersebut.

Prabowo dan Jokowi disebut menginginkan Pilkada 2024 melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkualitas. Terpenting, bisa membawa ekonomi di daerahnya menjadi lebih baik.

"Pilkada di 27 November 2024 bisa jadi faktor penggerak lahirnya pemimpin-pemimpin baru di daerah dan bisa menggerakkan ekonomi di daerah karena sebetulnya pilkada itu memiliki efek yang cukup positif terhadap dorongan pertumbuhan sektoral di daerah," kata dia.

Kamrussamad juga menekankan Jokowi dan Prabowo memiliki kesamaan pandangan bahwa semua pihak harus menjaga situasi negara tetap kondusif agar ekonomi Indonesia tetap dalam kondisi baik. Dengan begitu, investasi bisa berbondong-bondong masuk ke Indonesia.

"Kita harus menjaga ekonomi kita, pelabuhan kita ramai, bandara kita ramai, pasar-pasar kita ramai, artinya daya beli kita cukup baik dan ini yang harus kita jaga supaya ekonomi kita betul-betul kondusif agar investasi masuk," ucap dia.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya