Biografi Dua Pahlawan Revolusi G30S PKI yang Jarang Disebut Namanya
Brigjen Katamso dan Kolonel Sugiyono dibunuh di Yogya
Jakarta, IDN Times - Dua Pahlawan Revolusi ini, Brigjen TNI Katamso Dharmokusumo dan Kolonel Sugijono, paling jarang disebut namanya. Publik lebih mengenal '7 Pahlawan Revolusi'. Padahal pada 1982 lalu, Dinas Sejarah TNI Angkatan Darat menyebut ada sembilan Pahlawan Revolusi.
Nama-nama sembilan pahlawan ini dimuat dalam buku berjudul "Biografi 9 Pahlawan Revolusi Indonesia" dengan kata pengantar dari Letjen TNI Rudini, yang saat itu menjabat sebagai Kepala Staf TNI AD.
Dua Pahlawan Revolusi itu juga terbunuh dalam pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Namun tidak seperti tujuh pahlawan revolusi G30S/PKI lainnya yang jasadnya ditemukan di Lubang Buaya, Jakarta Timur, Brigjen Katamso dan Kolonel Soegijono terbunuh di Yogyakarta. Jasadnya juga dimasukkan ke dalam lubang.
Baca Juga: Sejarah G30S/PKI, Peristiwa Kelam Sejarah Bangsa Indonesia
1. Biografi Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo
Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo gugur 2 Oktober 1965 di Yogyakarta. Ia dilahirkan di tengah keluarga Ki Sastrasudarmo pada 5 Februari 1923 di Sragen, Surakarta. Katamso memulai karier sebagai tentara Peta dan sempat menduduki posisi Shodantyo, setara opsir, di Sala.
Saat Jepang menyerah pada Perang Dunia II, Katamso bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat yang menjadi cikal bakal TNI.
Ia sempat menjabat sebagai komandan Kompi Yon Res 28 Divisi IV. Saat itulah namanya mulai dikenal masyarakat, terutama keberhasilannya melawan Belanda. Saat berpangkat kapten, Katamso ikut menumpas pemberontakan DI TII di Jawa Tengah.
Ia juga pernah dikirim ke Sumatera Barat saat terjadi pemberontakan PRRI pada 1958. Setelah itu, kariernya terus menanjak. Pada Desember 1963, Katamso yang berpangkat Letnan Kolonel ditunjuk sebagai Komandan Korem 72 yang meliputi Surakarta, Yogyakarta, dan Kedu.
Sebagai pemimpin maupun kepala rumah tangga, Katamso dikenal sebagai orang yang ramah terhadap anak buah, kolega, serta sanak keluarganya. Ia tak segan makan satu meja dengan siapa pun.
Saat pecah pemberontakan PKI, markas Korem 72/Pamungkas sempat dikuasai para pemberontak. Bapak tujuh anak ini masuk dalam rencana pembunuhan. Pada 2 Oktober 1965, pemberontak memukul bagian belakang kepalanya hingga ia tersungkur. Jasadnya baru ditemukan pada 20 Oktober 1965 dengan mengerahkan pasukan dan masyarakat Yogyakarta.
Jasad Katamso dikubur di atas semak belukar sebelah selatan lereng Gunung Merapi. Berdasarkan keputusan PYM Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/Pimpinan Besar Revolusi Bung Karno, pangkatnya dinaikkan menjadi brigadir jenderal dan diangkat sebagai Pahlawan Revolusi.
Sebelum gugur akibat pemberontakan G30S PKI, Katamso pernah diganjar 10 penghargaan berikut ini:
1. Medali Bintang Gerilya
2. Medali Bintang Sewindu APRI
3. Medali Satya Lencana Kesetyaan XVI
4. Medali Satya Lencana Perang Kemerdekaan I
5. Medali Satya Lencana Perang Kemerdekaan I
6. Medali Satya Lencana Gerakan Operasi Militer I
7. Medali Satya Lencana Gerakan Operasi Militer II
8. Medali Satya Lencana Gerakan Operasi Militer III
9. Medali Satya Lencana Gerakan Operasi Militer VI
10. Medali Satya Lencana Sapta Marga
Baca Juga: Biografi 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Gerakan 30 SeptemberÂ