TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

SBY Ogah Tanggapi Soal Pengaruh Jokowi di Pemerintahan Prabowo

Tak mau keluarkan pernyataan yang bikin gaduh

perjalanan karier musik Susilo Bambang Yudhoyono (instagram.com/aniyudhoyono)

Jakarta, IDN Times - Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) enggan menanggapi opini yang berkembang di publik bahwa Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan menjadi bayang-bayang bagi presiden terpilih, Prabowo Subianto.

Sikap SBY tersebut ditunjukkan dalam Bloomberg CEO Forum Gala Dinner yang disiarkan melalui saluran YouTube Bloomberg Live, Rabu (4/9/2024).

Menanggapi pertanyaan moderator tentang potensi keterlibatan Jokowi dalam pemerintahan mendatang, terutama mengingat putranya, Gibran Rakabuming Raka yang akan menjadi wakil presiden, SBY enggan memberikan pendapatnya.

"Sebenarnya, saya harus menahan diri untuk tidak membuat komentar yang tidak perlu pada saat ini," kata SBY menjawab moderator.

1. SBY tak mau pernyataannya bikin gaduh

Capres nomor urut dua, Prabowo Subianto ketika bertemu Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Pacitan pada awal 2024. (www.instagram.com/@fraksipartaigerindra)

Presiden yang menjabat selama dua periode, dari 2004 hingga 2014 itu menekankan pentingnya menjaga kesantunan dalam politik. Dia menyatakan dirinya berhati-hati dalam menyampaikan pandangan terkait situasi politik saat ini.

"Jadi saya berharap bisa mengatakan apapun dengan tepat tanpa menciptakan masalah yang tidak perlu," ujar SBY.

SBY meminta agar pertanyaan yang diajukan kepadanya tetap terbatas pada dinamika politik yang sedang berlangsung. Dia menyampaikan harapannya kepada moderator untuk membatasi pengamatannya pada isu-isu tersebut.

"Jadi tolong, jika Anda bisa membatasi pengamatan saya pada dinamika politik yang sedang berlangsung, saya akan sangat menghargainya," paparnya.

Baca Juga: Pesan Jokowi Saat Terima Komisioner KPU di Istana

2. Jokowi dan Prabowo memiliki hubungan yang baik

Presiden Jokowi dan Prabowo Subianto saat ditemui usai upacara penurunan bendera di Istana Garuda IKN pada Sabtu (17/8/2024). (IDN Times/Ilman Nafi’an)

SBY membandingkan pengalamannya saat terpilih sebagai presiden dalam pemilihan langsung pertama, di mana transisi yang dia alami tidak berjalan dengan baik karena situasi politik yang kompleks.

Dia mengingatkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) baru mengumumkan dirinya sebagai presiden terpilih hanya tiga minggu sebelum pelantikan, yang membatasi waktu persiapannya.

Namun, berbeda dengan pengalamannya, SBY melihat presiden terpilih, Prabowo Subianto memiliki cukup waktu untuk mempersiapkan masa transisinya. Dia juga menilai hubungan antara Prabowo dan Jokowi harmonis.

"Saya tahu hubungan antara Pak Prabowo dan Presiden Joko baik," sebutnya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya