TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Media Sosial Pengaruhi Preferensi Politik Masyarakat

Opini masyarakat mudah terpengaruh oleh media sosial

Lembaga IndexPolitica rilis survei perspektif masyarakat tentang Pemilu 2024. (IDN Times/Sherlina Purnamasari)

Jakarta, IDN Times - Direktur Eksekutif IndeksPolitica, Denny Charter, memaparkan survei pengaruh masif media sosial terhadap preferensi politik masyarakat menjelang pemilu di Swiss Belhotel, Serpong, Kamis (18/1/2024)

"Konten-konten dari media sosial ini langsung dapat memengaruhi opini masyarakat," kata Denny dalam pertemuan rilis survei persepsi masyarakat menyikapi pemilu mendatang, Kamis (18/1/2024).

Baca Juga: Indikator Politik: Dukungan Basis PDIP Terbelah ke Prabowo-Gibran

1. Gerindra pimpin elektabilitas partai politik tertinggi

Persentase kepopularitasan capres. (IDN Times/Sherlina Purnamasari)

Lembaga survei IndexPolitica Indonesia menyebut, elektabilitas Gerindra tertinggi saat ini, sebesar 17,12 persen.

Kemudian, PDIP menyusul dengan 15,62 persen, Golkar 13,67 persen, dan Partai Demokrat 11,80 persen. PSI sebagai partai pendatang baru memiliki elektabilitas 4,20 persen.

"Kalau kita mapping per wilayah di Indonesia, DPT paling besar ada di Pulau Jawa," ungkap Denny.

Baca Juga: Prabowo Diserang Debat Ketiga Capres, Ini Kata Sekjen Gerindra

2. Urutan elektabilitas pasangan capres-cawapres 2024

Direktur Eksekutif IndeksPolitica Denny Charter. (IDN Times/ Sherlina Purnamasari)

Berdasarkan perhitungan hasil responden, pilihan masyarakat terhadap pasangan Anies-Muhaimin sebesar 27.62 persen, Prabowo-Gibran 47,19 persen, dan Ganjar-Mahfud 25,18 persen.

Walaupun demikian, sentimen negatif terhadap pasangan nomor urut dua Prabowo-Gibran cukup banyak usai debat capres-cawapres ketiga lalu.

Baca Juga: Survei Indikator: Elektabilitas Prabowo-Anies Menguat, Ganjar Stagnan

3. Citra kandidat di media sosial jadi kunci peningkatan elektabilitas

Ilustrasi media sosial. IDN Times/Paulus Risang

Survei juga menunjukkan, media sosial dinilai dapat memengaruhi opini masyarakat tentang preferensi politiknya. 

Survei IndexPolitica Desember 2023 sampai Januari 2024 menunjukkan sebanyak 53,55 persen calon pemilih mengenal kandidat melalui konten-konten media sosial. Di antaranya, Facebook 17,12 persen, Instagram 13,74 persen, TikTok 10,28 persen, dan YouTube 9,31 persen.

Sementara itu, Alat Peraga Kampanye (APK), seperti spanduk, baliho, dan stiker hanya 15,50 persen.

Dengan perhitungan tersebut, Denny menyarankan capres-cawapres hingga caleg untuk mulai meninggalkan cara kampanye lama dan berpindah ke media sosial.

"Sosial media itu adalah new media yang punya pengaruh sangat besar menggiring opini politik masyarakat, untuk itu kita menyarankan agar metode ini digunakan secara kreatif oleh pasangan calon atau kandidat ataupun partai" jelas Denny.

Denny juga menjelaskan, cara kampanye yang lama menghabiskan cukup banyak modal dan tidak ramah lingkungan. Maka dari itu, media sosial dapat menjadi solusi berkampanye secara efektif.

Baca Juga: Spanduk Makan Korban, Ganjar Minta Semua Atribut Kampanye Diperbaiki

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya