TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Menarik tentang Kehidupan di Sparta Kuno, Punya 2 Raja?

Benarkah Sparta diisi oleh para pejuang tangguh?

Ilustrasi prajurit Sparta via libertynation.com

Sparta kuno terletak di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Lakonia di bagian tenggara Semenanjung Peloponnesia, Yunani. Gaya hidup yang sederhana, politik yang stabil, sistem pendidikan yang ketat, dan tempat "produksi" pejuang terbaik Yunani adalah beberapa alasan mengapa Sparta kuno dikagumi oleh polis Yunani lainnya.

Artikel ini akan membahas beberapa fakta menarik tentang kehidupan di Sparta kuno. Penasaran apa saja? Mari simak penjelasannya di bawah ini.

1. Gaya hidup militeristik sejak dini

Getty Images via history.com

Sebagian besar warga Sparta dilatih untuk menjadi tentara profesional sejak usia dini. Prosesnya disebut agōgē, yang dimulai dengan memisahkan anak laki-laki dari orang tua mereka pada usia tujuh tahun. Mereka dipisahkan ke dalam beberapa kelompok umur dan harus tinggal di barak militer.

Pelatihan militer mereka sangatlah keras. Plutarch, dalam On Sparta, mengatakan kalau anak laki-laki Sparta akan dicambuk sepanjang hari, lalu bersaing satu sama lain untuk melihat siapa yang mampu menahan cambukan terbanyak.

Selain itu, prajurit Sparta juga harus kuat dan bugar. Aelian, dalam Miscellaneous History, mencatat kalau hukum Sparta mewajibkan para pemuda untuk berdiri telanjang di depan umum agar tubuh mereka dapat diperiksa. Mereka yang memiliki anggota tubuh yang cacat atau gemuk akan dipukuli dan dihina.

Namun, segala kesempurnaan fisik di atas bisa buyar ketika mereka dianggap sebagai pengecut. Dalam Constitution of the Lacedaemonians, Xenophon memberikan daftar panjang konsekuensi yang bisa didapatkan oleh seorang Sparta yang dicap sebagai pengecut.

Menurut daftar ini, semua orang akan malu berbagi makanan dengan seorang pengecut. Dia tidak akan pernah dipilih ke dalam tim yang akan melakukan pertandingan olahraga, dan tidak akan bisa menikahi seorang wanita cantik. Plutarch menambahkan kalau para pengecut harus berkeliling kota dengan jubah yang diwarnai dan satu sisi brewok yang dicukur.

2. Dua raja Sparta

alchetron.com

Sparta selalu memiliki dua raja dari dua keluarga yang berbeda. Meskipun kekuatan mereka terbatas, salah satu dari mereka harus memimpin pasukan Sparta pada saat perang. Raja-raja Sparta adalah keturunan Heracles. Setidaknya, inilah yang diklaim oleh mereka, yang terlihat dalam silsilah resmi raja-raja Sparta.

Tentunya, keberadaan dua garis keturunan ini sangat bertentangan dengan gagasan tentang nenek moyang yang sama. Menurut mitologi mereka, dikisahkan kalau keturunan Heracles, Aristodemus, memiliki sepasang anak kembar, Agis dan Eurypon. Ini adalah asal mula dari dua keluarga yang berkuasa di Sparta, Agiad dan Eurypontid.

Herodotus bahkan menulis daftar silsilah lengkap untuk leluhur Leonidas dan Leotychidas, dua raja Sparta yang hidup pada masa Perang Persia-Yunani.

3. Kehidupan wanita Sparta

Getty Images via history.com

Peran wanita di Sparta sangat berbeda dengan kehidupan wanita di polis Yunani kuno lainnya. Secara umum, mereka memiliki lebih banyak kebebasan. Tak hanya itu, anak perempuan Sparta juga menanggung pelatihan fisik yang sama seperti anak laki-laki Sparta. Mereka mendapatkan pelatihan memanah, berlari, gulat, dan melempar cakram. 

Menurut History, wanita Sparta juga memiliki reputasi yang baik di antara orang Yunani lainnya, di mana mereka dianggap sebagai orang yang suci. Seperti yang diketahui, hukum Sparta sangatlah ketat, terutama dalam hal pendidikan militer sejak usia dini. Oleh karena itu, peran wanita di sini sangatlah penting untuk membentuk generasi yang kuat.

Baca Juga: 6 Kisah "Last Stand" Paling Heroik dalam Sejarah Militer, Ada Sparta!

4. Ephor, para penasihat Sparta

wikipedia.org

Seperti dijelaskan dalam Britannica, ephor adalah cabang dari pemerintahan Sparta. Terdiri dari lima orang yang diganti setiap tahunnya, ephor bertugas untuk menyeimbangkan dan melengkapi kekuasaan dua raja Sparta. Mereka adalah penasihat sekaligus pengadilan sipil tertinggi yang memiliki yurisdiksi kriminal atas nama raja.

Raja-raja bersumpah untuk menegakkan konstitusi Sparta, sedangkan para ephor bersumpah untuk menjunjung raja selama dia menepati sumpahnya. Ketika seorang raja pergi berperang, dua ephor akan ikut dengannya untuk mengawasi tindakannya. Ketika raja absen, beberapa tanggung jawabnya akan didelegasikan kepada para ephor.

5. Helot, para budak Sparta

allthatsinteresting.com

Bangsa Sparta memiliki budak yang dikenal sebagai "helot." Di sana, para helot bekerja sebagai petani, pembantu rumah tangga, dan mengerjakan tugas domestik lainnya. Melansir dari Britannica, mereka berasal dari Messenia (sebelah barat daya Peloponnesia) yang ditaklukkan oleh Sparta dan dijadikan budak setidaknya sejak abad ke-8 SM

Plato menyatakan kalau warga Sparta memiliki kunci khusus di pintu rumah mereka karena kurangnya rasa kepercayaan mereka pada helot. Diketahui juga kalau Sparta memiliki polisi rahasia, krypteia, yang bertanggung jawab untuk menjaga helot.

Dalam Life of Lycurgus, Plutarch menyebutkan kalau krypteia akan membunuh helot yang berkeliaran di pedesaan pada malam hari.

6. Sangat anti dengan penyuapan dan korupsi

thoughtco.com

Mengejar kekayaan materi dan melakukan aktivitas lain di luar karier militer sangat dilarang dalam hukum Sparta. Menurut Plutarch, besi adalah satu-satunya logam yang boleh dijadikan sebagai bahan dasar koin, di mana emas dan perak dilarang. 

Oleh karena itu, mengingat besi lebih berat dari emas atau perak, mengangkut sejumlah besar koin akan membutuhkan banyak lembu, di mana menyimpannya akan membutuhkan ruangan yang besar juga. Hal ini sengaja dilakukan untuk mempersulit penyuapan dan pencurian di Sparta.

Baca Juga: 7 Fakta Mengejutkan tentang Sistem Demokrasi di Yunani Kuno

Verified Writer

Shandy Pradana

"I don't care that they stole my idea. I care that they don't have any of their own." - Tesla // I am a 20% historian, 30% humanist and 50% absurdist // For further reading: linktr.ee/pradshy

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya