TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Posisinya Menyalip Ganjar, Anies: Tanda Warga Ingin Perubahan

Elektabilitas AMIN ada di angka 16,7 persen

Anies Baswedan bersama Muhaimin Iskandar (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan ikut angkat bicara soal elektabilitasnya yang kini berhasil mengungguli pasangan calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo. Terbaru, Litbang Kompas menempatkan elektabilitas Anies dan Muhaimin di angka 16,7 persen.

Sedangkan, elektabilitas Ganjar-Mahfud MD ada di angka 15,3 persen. Paslon nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ada di posisi teratas dengan tingkat elektabilitas 39,3 persen. Survei itu diadakan pada periode 29 November 2023 hingga 4 Desember 2023. 

Dalam pandangan Anies, sebelumnya ia sudah berpengalaman lama ada di posisi ketiga. Bahkan, hingga dua bulan lalu, sejumlah lembaga survei masih menempatkan elektabilitasnya ada di posisi paling buncit.  

"Saya sampaikan sama teman-teman bahwa dalam perjalanan ini masih panjang. Kami sudah berpengalaman amat lama untuk disebut berada di posisi ketiga. Tapi, kami yakin, bahwa makin hari pemilih di Indonesia makin mencari informasi, semakin memperhatikan, membandingkan, meneliti gagasan. Gagasan yang kami bawa adalah perubahan," ujar Anies di Jakarta pada Senin (11/12/2023). 

Ia meyakini semua pihak menginginkan perubahan dan adanya kepastian dalam bidang hukum. Ia mengaku tidak ingin Indonesia berubah menjadi negara kekuasaan. 

"Di mana hukum malah diatur oleh penguasa. Kami menginginkan Indonesia menjadi negara hukum, di mana penguasa diatur oleh hukum dan itu adalah gagasan perubahan," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta itu. 

Baca Juga: Anies: Calon Investor Ogah Masuk RI karena Parahnya Tingkat Korupsi

1. Anies yakinkan bahwa hanya AMIN yang berkomitmen bawa perubahan

Capres nomor urut 01 Anies Baswedan ketika berbicara di forum APINDO. (IDN Times/Santi Dewi)

Lebih lanjut, Anies juga kembali mengingatkan bahwa satu-satunya paslon yang menawarkan perubahan hanya paslon nomor urut 1. Sehingga, di masa kampanye ini, Anies mendorong warga untuk mencoblos paslon nomor urut satu bila menginginkan perubahan. 

"Bila warga membutuhkan perubahan, maka satu-satunya (yang menawarkan) ya nomor satu. Jadi, inilah kemudian yang kami bawa," kata dia. 

Temuan lain yang menarik dari Litbang Kompas yang dirilis hari ini yaitu elektabilitas Muhaimin Iskandar yang ada di posisi buncit untuk cawapres. Elektabilitas pria yang akrab disapa Cak Imin itu ada di angka 12,7 persen. 

Sementara, elektabilitas Gibran Rakabuming Raka melesat usai putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Artinya, putusan MK yang diduga dipengaruhi Anwar Usman itu tidak berpengaruh ke persepsi publik terhadap Gibran.

Elektabilitas Wali Kota Solo itu ada di angka 37,3 persen. Sedangkan, elektabilitas Mahfud MD ada di angka 21,6 persen. 

Baca Juga: Survei Litbang Kompas: Prabowo-Gibran Unggul dari Anies dan Ganjar

2. Jumlah pemilih gamang yang tinggi jadi pertanda hasil survei masih belum stabil

Capres nomor urut 01 Anies Baswedan ketika berbicara di forum APINDO. (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara, ketika ditanya respons soal masih tingginya tingkat pemilih yang gamang, Anies menilai hasil survei yang keluar saat ini menandakan belum ada hasil yang stabil. Berdasarkan Litbang Kompas, jumlah pemilih yang gamang mencapai 28,7 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan elektabilitas Anies-Muhaimin sendiri. 

"Sebenarnya kalau angka yang belum menunjukkan sikap itu masih setinggi itu artinya angka yang muncul itu masih belum stabil. Jadi, nanti menjelang pemilu, angka yang undecided akan semakin menurun," kata Anies. 

Di sisi lain, lonjakan jumlah pemilih yang gamang menandakan ada paslon yang kehilangan banyak suara. "Artinya, itu ada yang mulai memikirkan ke mana ya saya harus memilih. Jadi, suaranya belum stabil. Itu artinya hasil surveinya juga tidak bisa dijadikan patokan karena kalau terjadi pergeseran yang signifikan yang tidak memilih kepada si A, B, atau si C, hasil bisa berubah sama sekali," tutur dia lagi. 

Itu lah sebabnya, kata Anies, hasil survei baik untuk dijadikan feedback atau masukan. Yang penting, ia akan terus berusaha menjangkau semua pihak untuk menyampaikan gagasan. 

"Kami juga akan mengajak semua. Silakan bandingkan lalu dari perbandingan itu mana yang kira-kira paling tepat untuk Indonesia ke depan," ujarnya. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya