Keluarga Yakin Pembakaran Rumah di Karo Terkait dengan Anggota TNI
Keluarga Rico nilai bantahan Panglima TNI terlalu dini
Intinya Sih...
- Kematian jurnalis Tribrata TV, Rico Sempurna Pasaribu, disinyalir terkait dengan anggota TNI.
- Keluarga korban membuat laporan ke kantor Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (AD) dengan bukti-bukti yang diserahkan.
- Komite Keselamatan Jurnalis dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mendesak TNI mengusut tuntas kasus ini.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Putri jurnalis Tribrata TV, Eva Meliani Pasaribu yakin kematian ayahnya pada 27 Juni 2024 lalu ada kaitannya dengan anggota TNI. Dalam peristiwa pembakaran rumah di Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo itu, Eva tidak hanya kehilangan sang ayah, tetapi juga ibu, adik dan anak satu-satunya yang masih berusia balita.
Alhasil, Eva didampingi kuasa hukum, Komite Keselamatan Jurnalis dan perwakilan dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) membuat laporan ke kantor Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat (AD) pada Jumat (12/7/2024). Kuasa hukum korban, Irvan Saputra menyayangkan bantahan yang sudah disampaikan oleh Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto bahwa peristiwa pembakaran rumah tidak ada kaitannya dengan anggota TNI.
"Harapan kami Pak Panglima TNI jangan terlalu dini menyampaikan kalimat tersebut. Berkaca pada pengalaman sebelumnya, Kapendam I/Bukit Barisan dan Kabid Humas Polda Sumut sempat mengatakan pada 1 Juli 2024 lalu bahwa itu adalah kebakaran murni," ujar Irvan di kantor POM TNI AD, Jakarta Pusat.
Ternyata setelah ditelusuri, terbakarnya rumah Rico karena disulut oleh pihak lain dari luar. Artinya, Rico dan tiga anggota keluarganya tewas akibat dibunuh.
"Kami khawatir ini menjadi simpang siur. Menurut kami, pernyataan Pak Panglima TNI terlalu cepat. Keluarga tetap berharap kepada Panglima TNI dan Puspom TNI AD untuk mengungkap kasus ini," katanya.
Ia menambahkan pintu keadilan bisa dibuka bermula dari penyelidikan yang dilakukan oleh POM TNI AD dan dukungan dari Jenderal Agus Subiyanto selaku Panglima TNI.