TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ijtima Ulama Bakal Dukung Jika AMIN Tanda Tangan Pakta Integritas 

Pada 2019, Ijtima Ulama dukung Prabowo

Pasangan capres dan cawapres nomor urut satu Anies Baswedan (keempat kiri) dan Muhaimin Iskandar (keempat kanan) beserta tokoh agama dan ulama foto bersama saat acara Ijtima Ulama di Komplek Majelis Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2023). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris panitia Ijtima Ulama 2023, Azis Yanuar, mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan politik bagi pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar apabila mereka meneken pakta integritas. Berdasarkan draf yang beredar, pakta integritas itu berisi 13 poin. 

"Yang direkomendasikan ini antara lain masalah penjajahan, zionis Israel kepada rakyat Palestina. Pembunuhan-pembunuhan biadab yang dilakukan oleh penjajah tersebut kepada saudara-saudara kita di Gaza dan Tepi Barat," ujar Azis di Masjid Az-Zikra, dikutip dari YouTube, Senin (20/11/2023). 

Rekomendasi lainnya yakni mengenai propaganda LBGTQ. Pihaknya menilai propaganda itu sangat masif dan harus ditentang. 

Poin lainnya di dalam pakta integritas mengenai kriteria pemimpin menuju konstelasi Pemilu 2024. Pakta integritas itu sudah disusun oleh para ulama dan tokoh-tokoh masyarakat. 

"Kami sepakati ada sekitar 13 poin di pakta integritas. Pakta integritas itu akan dibawa oleh utusan, kemudian akan disampaikan kepada capres dan cawapres yang memang direkomendasikan acara Ijtima Ulama itu," tutur dia. 

"Jika nanti (pakta integritas) ditandatangani dan disepakati oleh capres-cawapres tersebut, maka dengan bulat acara Ijtima Ulama ini akan mendukung penuh calon presiden dan wakil presiden yang memang direkomendasikan tadi," katanya. 

Baca Juga: Berpaling dari AMIN, Gerakan Desa Bersatu Kini Dukung Prabowo-Gibran

Baca Juga: Anies: Tekanan yang Kami Hadapi Belum Apa-Apa Dibanding Derita Rakyat

1. Ijtima Ulama rekomendasikan untuk dukung Anies-Muhaimin

Capres nomor urut satu Anies Baswedan (tengah) menghadiri acara Ijtima Ulama di Komplek Majelis Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2023). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Azis mengakui, Ijtima Ulama merekomendasikan untuk memberikan dukungannya kepada Anies dan Muhaimin pada Pemilu 2024. Namun hal itu baru bisa terjadi jika pasangan yang dijuluki AMIN itu meneken pakta integritas yang dimaksud. 

"Capres dan cawapres yang direkomendasikan adalah yang pada Sabtu pagi datang ke acara ini, yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," ujar dia.

Ia menjelaskan, pakta integritas tersebut telah disusun dengan baik dan akan dibawa oleh tim kecil, tim kecil AMIN,  dan tim dari Masjid Az-Zikra sebagai utusan. Kemudian pakta integritas akan dibawa kepada capres dan cawapres. 

"Jika memang disetujui dan ditandatangani, maka Ijtima Ulama tentu saja mendukung penuh capres tersebut," ujarnya. 

Azis juga menggarisbawahi Ijtima Ulama baru akan memberikan dukungan kepada capres-cawapres yang bersedia menandatangani pakta integritas. 

Baca Juga: Anies dan Cak Imin Bakal Kembangkan 14 Kota agar Mirip Jakarta

2. Dokumen pakta integritas berisi 13 poin belum final

Pasangan capres cawapres nomor urut satu Anies Baswedan (tengah) dan Muhaimin Iskandar menjawab pertanyaan wartawan saat mengahadiri Ijtima Ulama di Komplek Majelis Az Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2023). (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Azis mengatakan, dalam menentukan dukungan terhadap capres-cawapres pada Pemilu 2024 bukan ditentukan oleh sosok, melainkan kriteria calon pemimpin. 

"Acara Ijtima ini tidak menitikberatkan kepada calon presiden dan calon wakil presiden. Kami fokus ke kriteria (calon pemimpin). Adapun yang bersangkutan datang ke sini, itu merupakan bonus. Kami tidak ingin membeli kucing dalam karung," ujarnya.

Ia menambahkan, kelompok Ijtima Ulama tidak mau memberikan suaranya begitu saja tanpa tahu komitmen capres dan cawapresnya.

"Justru kami belajar dari pengalaman terdahulu, kalau kita menujukkan secara bulat-bulat dukungan ke satu klien, lebih berat pertanggungjawabannya," tutur dia lagi. 

Sementara, kepada IDN Times, Azis mengaku dokumen pakta integritas berisi 13 poin belum keputusan final.

"Poin-poin pakta integritas masih dibahas di tim kecil utusan Ijtima dan tim dari AMIN," katanya melalui pesan pendek. 

Poin lainnya di dalam pakta integritas yakni mengenai komitmen dari capres dan cawapres untuk tetap memberlakukan UU Anti Penodaan Agama. 

"Bersedia menjalankan amanat Perundang-undangan Anti-Penodaan Agama sebagaimana diatur dalam Perpres Nomor 1/PNPS/ 1965 yang kemudian ditetapkan menjadi undang-undang melalui Undang-undang No 5 Tahun 1969. Ini disisipkan dalam KUHP Pasal 156a, sehingga siapa pun yang menodai agama apapun wajib diproses hukum untuk melindungi semua agama yang diakui di Indonesia dari segala bentuk penistaan dan penodaan agama, termasuk para buzzer pengadu domba umat beragama dan pemecah belah bangsa yang dipelihara rezim," demikian isi salah satu poin di dalam pakta integritas. 

Ada pula poin yang mengatur agar Keppres mengenai penyelesaian HAM berat di masa lalu dicabut. "

Bersedia menjalankan amanat TAP MPRS no. XXV tahun 1966 tentang Pembubaran PKI dan Pelarangan Penyebaran Paham Komunisme, Marxisme dan Leninisme, sehingga perlu mencabut Keppres No 17 tahun 2022 dan Keppres No 4 Tahun 2023 serta Inpres No 2 Tahun 2023 yang memposisikan para pelaku pemberontakan G30S/PKI sebagai korban pelanggaran HAM berat dalam Peristiwa 1965-1966," demikian isinya. 

Menurut para ulama, mereka bukan korban melainkan pelaku pelanggaran HAM berat di tahun 1948 dan sepanjang tahun 1955 hingga 1965. 

Baca Juga: AMIN Hadiri Ijtima Ulama di Masjid Az-Zikra, Tepis Politik Identitas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya