TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dulu Rival Politik, Anies Kini Ngaku Sering Kirim Pesan WA ke Ahok

Puan sebut peluang PDIP dukung Anies bisa di atas 50 persen

Anies dan Ahok (IDN Times/Aditya Pratama)

Intinya Sih...

  • Anies menutup kemungkinan berduet dengan Ahok di Pilkada Jakarta 2024 karena aturan tidak memungkinkan.
  • PDI Perjuangan belum menunjukkan sikap final terkait dukungan lebih dari 50% untuk Anies, namun memuji kepemimpinan Anies ketika menjadi Gubernur DKI.
  • Analisis politik meyakini PDIP akan mengusung calon gubernurnya sendiri di Jakarta dan Ahok bisa dipasangkan dengan kader PKB.

Jakarta, IDN Times - Anies Baswedan terlihat menutup pintu untuk bisa berduet dengan Basuki 'Ahok' Tjahaja Purnama di Pilkada Jakarta 2024. Sebab, secara aturan Ahok tidak bisa kembali muncul di Pilkada dan menjadi wakil bagi Anies. 

"Kami semua bergerak sesuai konstitusi saja. Apakah aturannya memungkinkan (jika dipasangkan dengan Ahok)?" ujar Anies pada Selasa (30/7/2024) di Pondok Gede, Bekasi. 

Meski begitu, relasinya dengan Ahok diakui tetap baik. Bahkan, Anies mengaku kini ia sering berkomunikasi dengan Ahok melalui pesan pendek. 

"Saya (dengan) Pak Ahok ya kita komunikasi terus. Kami suka WA-an," katanya. 

Sementara, ketika ditanyakan pendapatnya soal dukungan dari PDI Perjuangan (PDIP) yang semakin menguat, Anies menyebut tetap berkomunikasi dengan petinggi dari parpol tersebut. Bahkan, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan juga berkomunikasi dengan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani. 

"Nanti, pada waktunya, akan ada pertemuan-pertemuan yang istilahnya formal ya. Sekarang masih berproses dan mengalir," imbuhnya. 

1. PDIP menunggu hingga menit terakhir pendaftaran ke KPUD

Juru bicara PDI Perjuangan, Chico Hakim. (Dokumentasi Instagram)

Sementara, ketika dikonfirmasi kepada juru bicara PDI Perjuangan, Chico Hakim, pernyataan Puan Maharani bahwa terbuka peluang lebih dari 50 persen mendukung Anies belum menunjukkan sikap final partai. Bahkan, ada pula preseden di hari pendaftaran, calon yang didaftarkan berbeda dari yang diberikan surat rekomendasi. 

"Jangan-jangan pas hari pendaftaran ke KPUD, ada partai yang menarik dukungan. Kan ini sering terjadi juga di sejumlah daerah," ujar Chico kepada media di Jakarta pada Senin kemarin. 

Meski begitu, Chico ikut memuji kepemimpinan Anies ketika menjadi DKI-1. Anies disebut Chico memiliki kemampuan yang mumpuni ketika memimpin Jakarta. 

"Rekam jejak, elektabilitas dan tingkat kepuasan publiknya lumayan. Artinya, Beliau adalah salah satu sosok yang punya potensi untuk menang dan berbuat banyak kebaikan bagi Jakarta ke depan," katanya. 

Baca Juga: Sama-Sama Potensial, Bisakah Duet Anies-Ahok Terwujud di Pilkada DKI?

2. PDIP akan dahulukan kader internal untuk maju di Pilkada Jakarta

Bendera PDIP dan Hanura berkibar di markas pemenangan Edy Rahmayad untuk Pilgub Sumut, Senin (29/7/2024). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Chico juga menyebut parpol dengan lambang banteng hitam dan moncong putih itu dipastikan akan memilih kader internalnya lebih dulu untuk diajukan sebagai calon gubernur atau calon wakil gubernur di Jakarta. "Sebagai cagub, kami mau gak mau harus head to head dengan Pak Anies. Tapi, kalau kami muncul sebagai cawagub, bisa saja kita berpasangan dengan Pak Anies," katanya. 

Bila PDIP membuka diri untuk menjadi cawagub Anies di Jakarta, maka kecil kemungkinan yang diajukan adalah Ahok. "Ini yang menjadi alasan Mbak Puan masih mengatakan (peluang PDIP mendukung) baru 50 persen. Karena yang 100 persen, PDIP akan mengusung calon internal," ujar Chico. 

Baca Juga: Survei: Anies Menang Saat Head to Head dengan Ridwan Kamil dan Ahok

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya