TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Didorong Jadi Cawapres Ganjar, Nasaruddin: Lebih Enjoy Urus Umat

K.H. Nasaruddin Umar hadir di Manado bersama Ganjar

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta saat sesi wawancara khusus dengan Redaksi IDN Times (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Jakarta, IDN Times - Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar, mengaku lebih menikmati mengurusi umat agar tidak terbawa dalam perpecahan akibat Pemilu 2024, ketimbang membayangkan dirinya ikut jadi peserta kontestasi demokrasi lima tahunan itu.

Diketahui, Nasaruddin ikut bersama bakal capres dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, pada acara halal bihalal ke Manado, Sulawesi Utara, Kamis (18/5/2023). 

"Saya kira saya gak pernah dihubungi apapun (soal menjadi cawapres Ganjar). Saya kira kami lebih enjoy untuk mengurus umat," ungkap Nasaruddin di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023). 

Nasaruddin mengungkapkan pada faktanya ia tidak pernah bermimpi menjadi pemimpin apapun. Selama ini, ia mengaku bekerja semata-mata karena Allah SWT. Ia hanya berharap bisa berkontribusi untuk menjaga perdamaian di Tanah Air. 

"Prinsip saya tidak mungkin Bangsa Indonesia bisa besar kalau penuh dengan konflik. Maka harus dirawat bangsa ini agar tetap harmonis," tutur dia. 

Nasaruddin memberikan contoh di negara lain, ada orang-orang yang takut pergi ke masjid untuk beribadah karena di negara tersebut masih terjadi konflik. Situasi itu bertolak belakang di Indonesia. 

"Orang-orang dari luar atau di dalam negeri datang ke Masjid Istiqlal untuk meraih ketenangan dan kesejukan. Dalam rangka itu, kami berharap pemilu nanti bisa insyaallah dilewati dengan suasana penuh persaudaraan," ujarnya. 

Apakah pernyataan Nasaruddin tersebut dapat dimaknai sebuah penolakan?

Baca Juga: PPP Akui Elus-elus Nasaruddin Umar Agar Jadi Cawapres Ganjar Pranowo

1. Nasaruddin bakal salat istikharah sebelum tentukan pilihan

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA, Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta saat sesi wawancara khusus dengan Redaksi IDN Times (19/4/2023). (IDN Times/Herka Yanis)

Lebih lanjut, Nasaruddin mengatakan, ia bakal salat istikharah lebih dulu bila ada pihak-pihak tertentu yang menghubunginya dan menawarkan peluang menjadi cawapres Ganjar.

"Saya kan belum (salat) istikharah. Jadi nanti (diterima atau tidak) tergantung dari hasil istikharahnya," tutur dia. 

Nasaruddin mengatakan, tidak ada larangan bagi tokoh agama menjadi peserta Pemilu Presiden (Pilpres). Dia menilai itu adalah Hak Asasi Manusia (HAM) seseorang, namun ia mewanti-wanti agar tidak menggunakan bahasa agama. 

"Seperti, misalnya mengeksploitasi ayat-ayat untuk kepentingan sesaat dan kepentingan subjektif," ujar dia, mengingatkan kembali peristiwa yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta. 

Di sisi lain, ia juga mengingatkan kepada para elite politik agar berhati-hati dalam melibatkan kitab suci. Karena kitab suci elegan sampai akhir zaman. 

"KItab suci bukan digunakan untuk kepentingan sesaat belaka," katanya. 

2. Nasaruddin Umar bertemu Ganjar di Manado

Ganjar Pranowo foto bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, KH Nasarudin Umar, dan pejabat Pemprov Sulawesi Utara di Lapangan Sparta Tikala Manado, Kamis (18/5/2023). IDNTimes/Savi

Kemarin, Nasaruddin Umar terlihat bertemu Ganjar di Manado, Sulawesi Utara. Ini merupakan kali pertama Ganjar sosialisasi dirinya sebagai bakal capres dari PDI Perjuangan di Pulau Sulawesi. 

Ganjar menyempatkan diri mengikuti berbagai undangan seperti mengunjungi Sekretariat DPW PPP Sulut, menghadiri ibadah perayaan Kenaikan Isa Almasih di Universitas Kristen Tomohon (UKIT), hingga halal bihalal di Lapangan Sparta Tikala, Manado.

Diawali dengan lari pagi dan ngopi di Kawasan Megamas Manado, Ganjar didampingi beberapa kepala daerah di Sulut yang berasal dari PDIP. Di Kawasan Megamas, ia sempat menikmati tinutuan atau bubur manado, dan dodol khas Minahasa Utara.

Sebelum konsolidasi partai, Ganjar lebih dulu berkunjung ke Sekretariat PPP Sulut. Di sana, Ganjar mengatakan, PPP merupakan partai pertama yang menyatakan dukungan setelah dirinya didaulat sebagai capres dari PDIP. Ia juga mengisahkan hubungan historis PDIP dan PPP sudah terjalin sejak lama. 

“Dua partai ini punya sejarah panjang bersama. Dulu pernah ada pasangan Megawati dan Hamzah Haz,” ujar Ganjar. 

Sementara itu, Ketua DPW PPP Sulut, Depri Pontoh, mengatakan pihaknya siap mendukung Ganjar sebagai capres. “Pak Ganjar sudah menjadi bagian dari PPP,” ucap lelaki yang juga menjabat sebagai Bupati Bolmut ini.

Baca Juga: Kunjungan Ganjar Pranowo di Manado Bareng Nasaruddin Umar, Cawapres?

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya