Didorong Jadi Cawapres Ganjar, Nasaruddin: Lebih Enjoy Urus Umat
K.H. Nasaruddin Umar hadir di Manado bersama Ganjar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Imam Besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar, mengaku lebih menikmati mengurusi umat agar tidak terbawa dalam perpecahan akibat Pemilu 2024, ketimbang membayangkan dirinya ikut jadi peserta kontestasi demokrasi lima tahunan itu.
Diketahui, Nasaruddin ikut bersama bakal capres dari PDI Perjuangan (PDIP), Ganjar Pranowo, pada acara halal bihalal ke Manado, Sulawesi Utara, Kamis (18/5/2023).
"Saya kira saya gak pernah dihubungi apapun (soal menjadi cawapres Ganjar). Saya kira kami lebih enjoy untuk mengurus umat," ungkap Nasaruddin di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/5/2023).
Nasaruddin mengungkapkan pada faktanya ia tidak pernah bermimpi menjadi pemimpin apapun. Selama ini, ia mengaku bekerja semata-mata karena Allah SWT. Ia hanya berharap bisa berkontribusi untuk menjaga perdamaian di Tanah Air.
"Prinsip saya tidak mungkin Bangsa Indonesia bisa besar kalau penuh dengan konflik. Maka harus dirawat bangsa ini agar tetap harmonis," tutur dia.
Nasaruddin memberikan contoh di negara lain, ada orang-orang yang takut pergi ke masjid untuk beribadah karena di negara tersebut masih terjadi konflik. Situasi itu bertolak belakang di Indonesia.
"Orang-orang dari luar atau di dalam negeri datang ke Masjid Istiqlal untuk meraih ketenangan dan kesejukan. Dalam rangka itu, kami berharap pemilu nanti bisa insyaallah dilewati dengan suasana penuh persaudaraan," ujarnya.
Apakah pernyataan Nasaruddin tersebut dapat dimaknai sebuah penolakan?
Baca Juga: PPP Akui Elus-elus Nasaruddin Umar Agar Jadi Cawapres Ganjar Pranowo
1. Nasaruddin bakal salat istikharah sebelum tentukan pilihan
Lebih lanjut, Nasaruddin mengatakan, ia bakal salat istikharah lebih dulu bila ada pihak-pihak tertentu yang menghubunginya dan menawarkan peluang menjadi cawapres Ganjar.
"Saya kan belum (salat) istikharah. Jadi nanti (diterima atau tidak) tergantung dari hasil istikharahnya," tutur dia.
Nasaruddin mengatakan, tidak ada larangan bagi tokoh agama menjadi peserta Pemilu Presiden (Pilpres). Dia menilai itu adalah Hak Asasi Manusia (HAM) seseorang, namun ia mewanti-wanti agar tidak menggunakan bahasa agama.
"Seperti, misalnya mengeksploitasi ayat-ayat untuk kepentingan sesaat dan kepentingan subjektif," ujar dia, mengingatkan kembali peristiwa yang terjadi di Pilkada DKI Jakarta.
Di sisi lain, ia juga mengingatkan kepada para elite politik agar berhati-hati dalam melibatkan kitab suci. Karena kitab suci elegan sampai akhir zaman.
"KItab suci bukan digunakan untuk kepentingan sesaat belaka," katanya.
Baca Juga: Kunjungan Ganjar Pranowo di Manado Bareng Nasaruddin Umar, Cawapres?