TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies: Tak Tepat Ikut Kompetisi Lain Usai Pilpres Dianggap Turun Kelas

Anies ibaratkan dengan permainan sepak bola

Capres nomor urut satu, Anies Baswedan ketika menemui para juru bicara di kediamannya. (www.instagram.com/@aniesbaswedan)

Intinya Sih...

  • Anies Baswedan menilai persepsi bahwa kalah di pilpres lalu menempuh karier politik lain dianggap turun kelas tidak tepat.
  • Anies membandingkan situasinya dengan Prabowo Subianto yang tetap menjabat Menteri Pertahanan setelah dinyatakan sebagai presiden terpilih.

Jakarta, IDN Times - Mantan calon presiden Anies Baswedan menilai tidak tepat persepsi yang menyebut seseorang yang kalah di pilpres 2024 lalu menempuh karier politik lain dianggap turun kelas. Sebab, kontestasi pilpres merupakan kompetisi tertinggi untuk meraih jabatan publik di Indonesia.

Menurutnya, setelah kontestasi pilpres usai semua kembali ke posisi masing-masing. 

"Bila kompetisi pilpres itu dianalogikan seperti level maka level di sebuah negara tidak ada yang lebih tinggi lagi. Pertanyaannya, apakah yang dikerjakan sesudah itu harus diartikan lebih rendah? Sebelumnya, juga lebih rendah. Ada pilkada gubernur, menteri, kemudian ikut kompetisi yang diasumsikan naik," ujar Anies, dikutip dari YouTube Bambang Widjojanto, Minggu (12/5/2024). 

Ia kemudian menanyakan situasi yang kini dialami oleh Prabowo Subianto. Sebab, meski sudah dinyatakan sebagai presiden terpilih, Prabowo tetap menjabat Menteri Pertahanan.

Menhan adalah pembantu presiden. Padahal, Prabowo sudah dinyatakan sebagai presiden terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

"Ketika sudah ditetapkan jadi presiden terpilih dan tetap jadi menteri, itu (mengalami) penurunan gak tuh?" tanyanya. 

Anies mengajak publik untuk mencermati secara berhati-hati. Sebab, hal tersebut bisa berdampak bagi orang yang sudah ikut kompetisi tetapi tidak memiliki posisi apapun. 

"Karena semuanya dianggap lebih rendah," ucap dia. 

Pernyataan Anies itu untuk menanggapi sejumlah narasi yang disampaikan oleh orang-orang yang dulu berada di Timnas AMIN. Mereka mengatakan, bila Anies kembali ke gelanggang Pilkada Jakarta maka akan turun kelas. 

Baca Juga: Tak Larang Duet Anies-Ahok di Pilkada, KPU DKI: Terganjal Aturan

1. Anies gunakan pembandingan dengan kompetisi pemain bola

(IDN Times/Irfan Fathurohman)

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu kemudian membandingkan dengan situasi pemain bola dunia yang ikut memperkuat timnas Prancis, Kylian Mbappe. Pemain yang kini merumput di Real Madrid itu ikut dalam Piala Dunia 2022. Usai Piala Dunia berakhir, Mbappe malah ikut dalam Liga Eropa. 

"Setelah kompetisi Piala Dunia usai, apakah Mbappe tidak boleh ikut kompetisi Piala Eropa? Padahal, Piala Eropa itu levelnya lebih rendah. Dia kan sudah ada di level dunia. Dia sudah tembus hingga di final Piala Dunia. Meskipun yang menang Argentina bukan Prancis. Tapi, apakah kemudian ia akan dipandang turun kelas bila ikut di kompetisi Liga Eropa?" tuturnya. 

Sementara, dalam konteks yang menyangkut dirinya, Anies menyadari langkahnya ke depan pasti akan lebih rendah dari pilpres, mulai dari memilih kembali ke kampus dan mengajar, ikut pertarungan di Pilkada Jakarta, pemerintahan hingga bertugas di luar negeri. 

"Opsi apapun yang ada, pasti akan dianggap lebih rendah dari pilpres. Jadi, menurut saya tidak tepat bila menggunakan perspektif turun atau naik," kata dia. 

Dalam pandangannya, seseorang dianggap mengalami penurunan bila di kompetisi itu, semula bermain di tengah lapangan tetapi di tengah-tengah ditarik untuk duduk di bangku cadangan. 

Baca Juga: Soal Maju Lagi di Pilkada Jakarta, Anies: Bakal Dipertimbangkan Serius

2. Anies akui dapat undangan dari parpol untuk maju lagi di Pilkada Jakarta

Anies Baswedan didampingi istri dan Sekjen PKS Aboe Bakar (IDN Times/Aryodamar)

Dalam wawancara itu, Anies mengakui memang mendapatkan tawaran untuk kembali ikut Pilkada Jakarta. Tetapi, ia mengatakan kepada partai yang bersangkutan bahwa ia masih dalam masa jeda. Momen jeda itu dipakai untuk menakar, konsultasi dengan senior dan sejumlah pihak. 

"Tetapi, undangan itu ada dan belum diputuskan. Jadi, saya selalui siap untuk terlibat dalam kegiatan masyarakat, termasuk bila ada orang-orang baik yang bisa jadi pemimpin," kata Anies. 

Ia mengatakan, selama 10 tahun terakhir sudah menggaungkan pesan agar bersedia membantu orang-orang tidak bermasalah masuk ke dunia politik. Anies lebih memilih istilah tak bermasalah ketimbang baik karena dianggap lebih memiliki parameter yang jelas. 

"Maksud saya itu, dicari apakah orang ini punya masalah. Ada masalah dengan KPK gak? Ada masalah dengan pidana gak? Kan gak ada. Kalau gak ada, ya sudah. Jadi, kalau tidak bermasalah patut didukung," tutur Anies. 

Anies pun mengaku dengan suka cita akan memberikan dukungan atau jadi endorser kepada orang-orang tak bermasalah itu untuk masuk ke dunia politik. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya