TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Anies Baswedan Ajak Relawannya Tetap Fokus Buat Perubahan

Anies relawan tak fokus ke prahara ia dikawin paksa Cak Imin

Bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Indonesia, Anies Baswedan saat wawancara khusus di acara Real Talk with Uni Lubis, Senin (15/5/2023). (IDN Times/Alya Achyarini)

Jakarta, IDN Times - Bakal capres Anies Baswedan akhirnya muncul ke ruang publik, usai ia diterjang isu pengkhianatan oleh Partai Demokrat. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak relawannya untuk tetap fokus memperjuangkan ide perubahan.

Anies mengatakan ada waktunya baginya mengisahkan soal prahara 'kawin paksa' dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. 

"Buat seluruh relawan, mari kita terus konsentrasi pada usaha kita melakukan perubahan. Kita ingin Indonesia yang lebih adil dan maju. Kita tetap fokus di situ," ujar Anies dalam sebuah video yang dikirim tim medianya, Sabtu (2/9/2023). 

Anies mendorong agar isu kawin paksa dengan Muhaimin tak menjadi pemecah konsentrasi. Video itu bersamaan dengan momentum Anies bakal deklarasi dengan Muhaimin sebagai pasangan capres dan cawapres pada Pemilu 2024. 

"Nanti, pada waktunya akan ada penjelasan lengkap," tutur dia. 

Anies juga mengajak relawan untuk bersikap ikhlas. Artinya, ketika dipuji tidak merasa tersanjung berlebihan, sedangkan saat dicaci tetap kokoh dan tak tumbang. 

"Insyaallah ikhtiar kita akan dimudahkan perjalanannya," ujarnya. 

Baca Juga: Sudirman Said: Anies Tidak Pernah Punya Niat untuk Tinggalkan AHY

1. Meski bersama Cak Imin, Anies tetap mengusung platform perubahan

Bakal capres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan. (Tangkapan layar YouTube)

Dalam video tersebut, Anies terlihat tetap mengusung platform perubahan meski bakal menggandeng Muhaimin sebagai bakal cawapresnya. Padahal, dulu ketika PKB masih berada satu perahu dengan Partai Gerindra, mereka mengusung platform keberlanjutan program Presiden Joko "Jokowi" Widodo. 

"Mari kita konsentrasi untuk terus melakukan perubahan karena kita ingin Indonesia yang lebih adil dan maju," kata Anies. 

Terkait dengan gagasan perubahan itu, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, pernah menyampaikan bahwa konsep perubahan tidak dimonopoli oleh kubu yang berada di luar pemerintahan. 

"Perubahan itu apa? Ada di mana saja, kapan saja, oleh siapa saja. Esensinya perubahan. Bagaimana mendikotomikan bahwa hak (mengajukan) perubahan adalah milik mereka yang di luar pemerintahan. Udah celaka kalau cara berpikir kita seperti ini," kata Paloh di NasDem Tower, Kamis malam, 31 Agustus 2023.

"Perubahan itu harus dijalankan suka atau tidak suka bagi siapa saja. Yang suka, dia akan melakukan perubahan secara sadar. Yang tidak suka, perubahan sudah terjadi tanpa dia pahami. Perubahan itu kan tetap terjadi automatically," sambungnya. 

Sementara, Surya Paloh menyebut tidak akan memaksakan Koalisi Perubahan bubar. Menurutnya, justru koalisi bertambah satu anggota baru dan momentumnya kebetulan pada saat Partai Demokrat memutuskan hengkang. 

"Insyaallah apa yang terbaiklah. Kenapa kita harus paksakan bubar kalau dia bisa bertahan baik, bagus dan berkembang. Syukur-syukur apa yang bisa direncanakan bisa tercapai. Ini satu rida yang bagus," ujarnya. 

2. Demokrat memutuskan hengkang dari koalisi dan tarik dukungan capres bagi Anies

Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, Andi Mallarangeng ketika memberikan keterangan pers di Cikeas pada Jumat (1/9/2023). (IDN Times/Santi Dewi)

Sementara, di pihak Demokrat, mereka memutuskan mencabut dukungan capres bagi Anies Baswedan. Partai berlambang bintang mercy itu juga memilih hengkang dari Koalisi Perubahan. Dua poin penting itu merupakan hasil dari rapat darurat Majelis Tinggi Partai (MTP) yang digelar secara tertutup di Cikeas pada Jumat (1/9/2023). 

"Yang pertama, Partai Demokrat mencabut dukungan kepada saudara Anies Baswedan sebagai capres dalam Pemilu 2024. Kedua, Partai Demokrat tidak lagi berada dalam Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP), karena telah terjadi pengingkaran terhadap kesepakatan yang dibangun selama ini," ungkap Andi ketika memberikan keterangan pers, kemarin. 

Dengan demikian, Tim 8 yang sempat dibentuk, kata Andi, juga secara otomatis bubar. Sementara, terkait langkah Demokrat selanjutnya, kata dia, belum diputuskan Majelis Tinggi Partai. SBY dalam pidato pembuka, mendorong agar para kader tidak terburu-buru dalam menentukan langkah selanjutnya.

Baca Juga: Tok! Demokrat Cabut Dukungan untuk Anies dan Hengkang dari Koalisi

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya