TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amnesty Sentil Polri yang Diam Saat Diskusi Publik Dibubarkan Massa

Amnesty International dorong Polri ungkap otak pelaku

Acara diskusi Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang diserang oleh massa tak dikenal. (Dokumentasi istimewa)

Intinya Sih...

  • Amnesty International Indonesia (AII) menyentil sikap Polri yang terlihat diam ketika terjadi pembubaran acara-acara yang dilakukan oleh warga sipil.
  • Direktur eksekutif AII, Usman Hamid mengatakan sikap polisi dalam aksi-aksi tersebut tidak profesional dan membutuhkan kehadiran aparat keamanan dan penegak hukum untuk melindungi mereka.
  • AII mendesak Kapolri agar segera mengusut tuntas dalang dan semua pelaku intimidasi yang turun ke lapangan serta mengevaluasi kinerja dan kepemimpinan kepolisian di bawah Jenderal Sigit secara menyeluruh.

Jakarta, IDN Times - Amnesty International Indonesia (AII) menyentil sikap Polri yang terlihat diam ketika terjadi pembubaran acara-acara yang dilakukan oleh warga sipil. Pembubaran Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang bukan aksi pertama yang terjadi. Sebelumnya, pada 27 September 2024 lalu, sekelompok orang tak dikenal juga mengintimidasi aksi damai Global Climate Strike 2024 yang digelar di Taman Menteng, Jakarta Pusat.

Pembubaran terhadap acara publik juga terjadi di Jawa Tengah. Sekelompok orang merusak tanaman dan merampas spanduk aspirasi milik Petani Pundenrejo. 

Direktur eksekutif AII, Usman Hamid mengatakan sikap polisi dalam aksi-aksi tersebut tidak profesional. "Kepolisian seperti merestui aksi sekelompok orang yang main hakim sendiri. Massa menggunakan cara-cara kekerasan dan menyerang aksi unjuk rasa damai. Padahal, acara berkumpul itu sah dan dilindungi oleh undang-undang," ujar Usman seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Senin (30/9/2024). 

Ia menambahkan dalam situasi tersebut, masyarakat justru membutuhkan kehadiran aparat keamanan dan penegak hukum untuk melindungi mereka dari tindakan main hakim sendiri. Namun, yang terlihat di sejumlah dokumentasi, aparat malah membiarkan peristiwa tindak kekerasan itu terjadi. 

"Itu sama artinya dengan merestui perbuatan melanggar hukum. Polisi seharusnya bertugas melindungi warga yang mengekspresikan hak berpendapatnya secara damai. Tapi, sepekan terakhir mengapa polisi terkesan justru melindungi penyerang?" tanyanya. 

Usman juga menanyakan siapa dalang di balik aksi penyerangan pertemuan dan ekspresi damai tersebut. Di sejumlah video yang viral, pelaku pembubaran Forum Tanah Air di Kemang justru malah terlihat berpelukan dengan aparat kepolisian. Peristiwa itu terjadi setelah diskusi di ruang tertutup tersebut berhasil dibubarkan. 

Baca Juga: Amnesty Nilai Pengamanan Aksi Tolak RUU Pilkada Represif, Brutal!

1. Amnesty International Indonesia desak Kapolri ungkap dalang pembubaran acara sipil

Ilustrasi Hak Asasi Manusia (HAM). (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Usman menyebut aksi damai yang dibubarkan paksa oleh massa dilindungi oleh undang-undang. Sesuai dengan konstitusi, warga berhak menikmati hak-haknya seperti berkumpul, menyampaikan pendapat, bercocok tanam hingga menikmati hasilnya. 

"Tindakan intimidasi seperti ini tidak boleh dibiarkan begitu saja," katanya. 

AII, kata Usman, mendesak Kapolri, Jenderal (Pol) Sigit Prabowo agar segera mengusut tuntas dalang dan semua pelaku intimidasi yang turun ke lapangan. "Kapolri wajib memastikan adanya tindakan hukum yang tegas terutama terhadap otak pelaku aksi main hakim sendiri," tutur dia. 

Baca Juga: Diskusi Forum Tanah Air di Kemang Dibubarkan Massa Tak Dikenal

2. Kapolri juga didesak proses personel yang mendiamkan aksi pembubaran paksa

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia (AII), Usman Hamid (tengah). (IDN Times/Santi Dewi)

Usman juga mendesak Sigit agar turut memproses personel Polri yang membiarkan terjadinya pembubaran dan intimidasi terhadap acara-acara yang diadakan oleh masyarakat sipil. Personel Polri itu, kata Usman bukannya mencegah pembubaran terjadi. Mereka malah berangkulan dan berjabat tangan dengan mereka seperti yang terlihat pada insiden sabotase acara diskusi Forum Tanah Air. 

AII, kata Usman, turut mendesak komisi III DPR agar segera mengevaluasi kinerja dan kepemimpinan kepolisian di bawah Jenderal Sigit secara menyeluruh. "Evaluasi sangat penting agar negara serius menjaga hak asasi manusia secara menyeluruh," tutur dia. 

3. Polri tangkap lima pelaku pembubaran diskusi di Kemang

Ilustrasi tersangka (IDN Times/Mardya Shakti)

Polisi akhirnya menangkap lima pelaku pembubaran dan perusakan diskusi tokoh nasional di hotel di area Kemang, Jakarta Selatan pada Sabtu (28/9) lalu. Dua di antara yang ditangkap itu sudah ditetapkan jadi tersangka.

Polda Metro Jaya mengungkap peran lima orang yang terindikasi sebagai pelaku pembubaran dan perusakan diskusi di Hotel Grand Kemang tersebut.

"Kelima orang yang kami tangkap adalah FEK, GW, JJ, LW dan MDM," ujar Wakapolda Metro Brigjen Pol Djati Wiyoto Abadhy ketika memberikan keterangan pers pada Minggu kemarin. 

Lebih lanjut, Djati membeberkan peran masing-masing orang tersebut berdasarkan hasil pemeriksaan kepolisian.

Pertama, dia mengatakan pria berinisial FEK ini berperan sebagai koordinator lapangan aksi. Kemudian, pelaku berinisial GW masuk ke dalam ruangan seminar dan melakukan aksi perusakan. Kemudian pelaku JJ juga berperan masuk ke dalam untuk membubarkan sampai melakukan perusakan dengan mencabut baliho-baliho yang ada di dalam.

Pria keempat, LW juga melakukan perusakan dan membubarkan acara yang ada di dalam. Terakhir, pelaku berinisial MDM memiliki peran hampir sama yaitu membubarkan dan melakukan perusakan yang ada di dalam gedung.

"Lima orang ini sudah kami tangkap dan kami akan mencari pelaku lain yang terlibat aksi perusakan, penganiayaan ini," kata Djati.

Baca Juga: Polisi Kantongi Identitas 10 Pelaku Perusakan Diskusi Forum Tanah Air

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya