TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Alasan Anies Tak Ikut Pilkada Jalur Independen: Sudah Didukung Partai

Partai yang semula mendukung Anies tiba-tiba berbalik arah

Bakal Calon Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan. (dok. Tim Anies)

Intinya Sih...

  • Anies tidak memilih jalur independen karena sudah didukung beberapa partai, namun saat pendaftaran ditutup, partai yang mendukung berbalik arah.
  • Anies juga tidak memilih jalur independen karena keterbatasan waktu pendaftaran setelah gugatan Pilpres di MK selesai.
  • Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting menilai Anies terlalu percaya diri dan alasan kedua Anies tidak memilih jalur independen adalah sudah ada perbincangan dengan sejumlah parpol.

Jakarta, IDN Times - Juru Bicara Anies Baswedan, Usamah Abdul Aziz, menjelaskan alasan mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak memilih ikut maju di Pilkada Jakarta lewat jalur independen. Menurutnya, ketika pendaftaran calon gubernur Jakarta lewat jalur independen dibuka, Anies sudah mendapatkan dukungan dari beberapa partai. 

"Bila sudah didukung oleh beberapa partai lalu maju lewat jalur independen, itu kan artinya tidak menghargai aspirasi partai. Mereka kan meneruskan aspirasi dari DPD (Dewan Perwakilan Daerah) dan DPW (Dewan Perwakilan Wilayah)," ujar Usamah kepada IDN Times melalui telepon, Senin (2/9/2024) malam. 

Namun, ketika pendaftaran jalur independen ditutup pada 12 Mei 2024 dan dukungan sudah mulai direalisasikan, partai-partai yang semula mendukung justru berbalik arah. Sikap serupa ditunjukkan oleh PDI Perjuangan (PDIP) yang batal mengusung Anies di Pilkada Jakarta. Padahal, Anies sudah diundang untuk hadir ke DPP PDIP, Jakarta Pusat. 

Pria yang akrab disapa Semmy itu tak menampik bahwa batalnya Anies maju di Pilkada Jakarta 2024 karena dijegal oleh pihak tertentu. Beberapa media, kata Semmy, sudah menurunkan laporan investigasi mengenai penjegalan Anies maju di Pilkada Jakarta 2024. 

"Tapi, apapun itu Mas Anies sangat menghormati dan menghargai keputusan teman-teman partai yang menyatakan hal tersebut," tutur dia. 

Baca Juga: Jubir: Anies Beri Dukungan ke Cagub Jakarta yang Punya Visi-Misi Sama

1. Anies mengaku waktu pendaftaran jalur independen terbatas

Anies Baswedan sambangi markas Pemuda Pancasila DKI Jakarta (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, di dalam wawancara khusus bersama Najwa Shihab, Anies menjelaskan alasan ia tidak terpikir untuk maju lewat jalur independen lantaran keterbatasan waktu pendaftaran. Proses gugatan Pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) baru selesai pada April 2024. Sedangkan KPUD Jakarta sudah membuka pendaftaran cagub lewat jalur independen pada 8 Mei-12 Mei 2024. 

"Saya mengikuti pilkada di Jakarta setelah mendapat permintaan terus menerus dari warga. Sementara, proses MK baru selesai April lalu. (Pembukaan) independen itu Mei untuk pendaftaran. Saya tidak serta merta langsung memutuskan oh iya mau maju untuk pendaftaran," kata Anies dikutip dari program Mata Najwa yang tayang di YouTube, Selasa (3/9/2024). 

Pada fase tersebut, ia mengaku masih mempertimbangkan tawaran untuk maju di Pilkada Jakarta. Padahal, bila Anies maju dari jalur independen, cukup mengumpulkan 618 ribu salinan fotokopi KTP. Sejumlah pihak menilai angka tersebut mudah untuk dikumpulkan. 

Alasan kedua, kata Anies, sudah ada perbincangan dengan sejumlah parpol. Mereka menjanjikan bakal mengusung mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu. 

"Dua faktor itu akhirnya yang mendorong saya tidak memilih rute jalur independen di Pilkada Jakarta," tutur dia. 

Baca Juga: Pramono Bantah Anies Bakal Masuk ke Timsesnya

2. Anies dinilai terlalu percaya diri sehingga enggan maju lewat jalur independen

Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago. (Tangkapan layar YouTube Gen Z Memilih)

Sementara, dalam pandangan Direktur Eksekutif Voxpol Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago, Anies terlalu percaya diri sehingga tidak mempertimbangkan untuk maju lewat opsi jalur independen. Sebab, tidak ada jaminan meski DPD dari tiga parpol pengusung sudah memberikan lampu hijau, bakal diikuti oleh Dewan Pengurus Pusat (DPP). 

"Penentu Pilkada Jakarta adalah langitan yang urus, artinya DPP. Gak ada urusannya dengan DPD," ujar Pangi ketika dihubungi pada hari ini. 

Ia juga mengingatkan tiga parpol yang dulu mengusung Anies saat pilpres sejak resmi dinyatakan kalah, sudah memberikan gestur ingin bergabung ke pemerintahan Prabowo-Gibran. "Tetapi kan Pak Prabowo bisa saja memberikan syarat. Karena nanti dia tidak ingin ada lampu yang lebih terang dari pada dirinya, sedangkan Anies dikhawatirkan lebih terang, kan cahaya presiden bisa lebih redup," katanya menganalogikan. 

Ia meyakini Prabowo membaca perjalanan politik Anies dan Jokowi. Dulu di awal kampanye Jokowi 2014, Anies dijadikan juru bicara. Ketika kabinet periode pertama terbentuk, Jokowi menjadikan Anies sebagai Mendikbud. 

"Jadi, kalau hari ini Anies gagal berlayar, menurut saya ya karena dia terlalu percaya diri akan diusung oleh tiga partai. Sementara, bisa saja Beliau di dalam hati mengatakan popularitas saya tinggi kok, siapa partai yang gak mau mengusung? Artinya, partai yang lebih membutuhkan saya, bukan sebaliknya," tutur dia keras. 

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya