TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Prediksi Head to Head Ridwan Kamil dan Pramono di Pilkada DKI Jakarta

Pilkada DKI Jakarta kemungkinan dua putaran

Ilustrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Jakarta, IDN Times - Pilkada DKI Jakarta selalu menjadi paling dinanti-nantikan, karena selalu menjadi barometer bagi daerah lainnya. Hadirnya tiga pasangan calon di Jakarta diperkirakan akan memecah suara.

Karena itu, Pilkada DKI Jakarta diprediksi berlangsung dua putaran. Apalagi ditambah dengan syarat aturan kemenangan pasangan calon minimal harus 50+1 suara. 

1. Kemana suara Anies dan Ahok akan beralih?

Anies Baswedan di Kongres Nasdem (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, mengatakan Pilkada 2024 menjadi menarik karena tidak diikuti petahana, seperti Pilkada tahun-tahun sebelumnya. 

Diketahui, ada tiga pasangan yang akan bertarung pada Pilkada DKI Jakarta yakni Ridwan Kamil-Suswono yang diusung dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang diusung 12 partai politik.

Kemudian, ada juga pasangan yang diusung PDIP, Pramono Anung-Rano Karno, serta pasangan independen atau perseorangan Dharma Pongrekun dan Kun Wardana.

"Seperti diketahui Pilkada DKI Jakarta selalu diikuti mantan gubernur (petahana), ini menjadi menarik. Kemana suara Anies dan Ahok akan beralih?" ujar Bawono saat bincang dengan IDN Times, Rabu (28/8/2024). 

Baca Juga: Ridwan Kamil-Suswono Tiba di KPUD Jakarta Diiringi Ondel-ondel

2. Bisa jadi mengulang sejarah Jokowi

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Sekretaris Kabinet Pramono Anung bersiap memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (27/8/2024). (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Bawono juga memprediksi Pilkada DKI Jakarta bisa jadi mengulang sejarah Joko "Jokowi" Widodo saat pertama kali maju Pilkada Jakarta. Sejarah itu bisa dialami Pramono Anung yang sekarang ini belum memiliki elektabilitas, namun bisa melonjak saat pemungutan suara.

"Jokowi di Pilkada DKI 2012 saat awal ditunjuk PDIP elektabilitas rendah, tapi akhirnya dia bisa memenangkan Pilkada," ujar dia. 

"Ini kan dari kubu Ridwan Kamil ingin Dharma-Kun gak ada biar satu putaran, sebaliknya dari kubu Pramono menginginkan keberadaan Dharma-Kun sebagai strategi agar dua putaran," sambungnya.  

Baca Juga: Pramono Tak Menyesal soal Twit Lama Bernada Seksis, Ini Alasannya

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya