Menilik Sumbangsih Ahmadiyah untuk Kemerdekaan Tanah Air
Sejumlah tokoh Ahmadiyah berjuang untuk kemerdekaan RI
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kemerdekaan Republik Indonesia lahir dari buah perjuangan bangsa Indonesia dari berbagai elemen. Termasuk para tokoh bangsa, tak terkecuali tokoh dari jemaah Ahmadiyah.
Lewat acara sarasehan wawasan kebangsaan bertema "Memperkuat Wawasan Kebangsaan dengan Meningkatkan Kecintaan kepada Tanah Air untuk Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa", jemaah Ahmadiyah mengungkap sederet tokoh Ahmadiyah yang turut berjuang pada era prakemerdekaan.
Sejumlah akademisi dan tokoh Ahmadiyah dihadirkan dalam acara yang berlangsung di markas pusat Ahmadiyah, Kemang, Parung, Kabupaten Bogor, Sabtu (31/8/2024). Mereka antara lain Mantan Direktur Evaluasi Lemhanas Laksamana Muda (Purn) Rusmali Anggawiria, Dosen UIN Syarief Hidayatullah Prof. Dr. Rumadi Ahmad, Peneliti BRIN Prof. Ahmad Najib Burhani, serta Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Komisioner Komnas Perempuan Prof. Alimatul Qibtiyah.
1. Tokoh Ahmadiyah bantu perjuangan kemerdekaan kemerdekaan RI
Amir Nasional Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI), Mln. Mirajudin Sahid, dalam sambutannya mengingatkan kepada jemaatnya dan masyarakat tentang pentingnya wawasan kebangsaan dan menjaga keutuhan serta persatuan dan kesatuan bangsa, dalam rangka mengisi kemerdekaan RI.
"Wawasan kebangsaan menjadi kunci dalam menegakan kedaulatan kebangsaan. Oleh karena itu sangat tepat dalam sarasehan mengambil tema Memperkuat Wawasan Kebangsaan dengan Meningkatkan Kecintaan kepada Tanah Air, untuk Menjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa," ujar dia.
Mirajudin mencontohkan wujud kecintaan pada Tanah Air bisa melalui kontribusi serta sumbangsih pada bangsa dan negara. Seperti tokoh Ahmadiyah, Khalifatul Masih II, yang memberikan seruan untuk mendukung kemerdekaan RI, dengan menyerukann beberapa hal, di antaranya agar anggota muslim Ahmadiyah di seluruh dunia berpuasa Senin-Kamis dan berdoa bagi kekuatan pemimpin bangsa Indonesia.
Kemudian, kontribusi nyata jemaat Ahmadiyah sekarang ini, memecahkan rekor donor mata terbanyak versi Museum Rekor Indonesia (MURI)pada 22 Juli 2017. Piagam penghargaan ini dianugerahkan kepada jemaat Ahmadiyah Indonesia atas rekor komunitas dengan anggota pendonor mata terbanyak secara berkesinambungan.
Hingga saat ini, jemaat Ahmadiyah Indonesia telah memiliki 6.800 calon pendonor, 258 anggota telah mendonorkan kornea mata, dan telah membantu kerusakan kornea mata 516 orang. Mereka menargetkan 10 ribu calon donor.
Dalam kesempatan itu juga ditetapkan penghargaan rekor Muri kepada Desa Manislor, Kecamatan Jalaksana Kuningan sebagai desa penyumbang calon donor mata terbanyak yaitu 1.715 pendonor.
Sementara, Rusmali Anggawiria dalam presentasinya menegaskan pada pra-kemerdekaan tokoh perjuangan seperti Bung Karno dan Tan Malaka dekat dengan Ahmadiyah. Mereka mendatangi mubalig Ahmadiyah.
"Juga Agus Salim sering merekomendasikan kepada masyarakat yang ingin belajar Islam agar ke Ahmadiyah di Jalan Petojo Jakarta," ujarnya.
"Dalam kutipan awal mubalig Ahmadiyah, para anggota jemaat Ahmadiyah senantiasa ikut partisipasi dalam kancah perjuangan, baik langsung angkat sengaja sampai melalui laskar badan perjuangan," sambungnya.
Bahkan, kata Rusmali, Ketua Jemaat Ahmadiyah pertama Raden Moh. Muhyiddin aktif menjaga kedaulatan kemerdekaan di garda pertama. "Beberapa hari sebelum kemerdekaan, beliau diculik Belanda dan hingga kini entah di mana kebaradaanya," ujarnya.
Baca Juga: Lebih 40 Ribu Jamaah Ahmadiyah Hadiri Jalsah Salanah 2024 di Inggris