TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Amalan-Amalan Nabi Muhammad Usai Salat Fardu

Penting buat amalan sehari-hari

Ribuan jemaah salat tarawih hari pertama Ramadan 1444 H memadati Masjid Istiqlal di Jakarta, Rabu malam (22/3/2023). (ANTARA/Sean Filo Muhamad)

Jakarta, IDN Times - Berzikir bisa dilakukan kapan saja, agar selalu mengingat Allah SWT. Berzikir sehabis salat fardu pun lazim dilakukan umat muslim.

Lantas seperti apa zikir atau amalan-amalan Nabi Muhammad SAW seusai salat fardu? Berikut deretan amalan Nabi setelah salat, seperti dikutip dari kitab Meneladani Salat dan Wudu Nabi SAW karya Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin.

Baca Juga: Doa Nabi Nuh Memohon Diberi Keputusan, Keselamatan dan Pengampunan

1. Membaca istighfar setelah salam

Ilustrasi salat (Dok. IDN Times)

Setelah salam, Nabi Muhammad SAW selalu mengucapkan istighfar sebanyak tiga kali. Lalu, dilanjutkan membaca doa ini:

Allahumma antassalam, waminkassalam, tabaarakta yaadzal jalali walikraam.

"Ya Allah, Engkau Mahasejahtera. Dari Mu lah kesejahteraan. Mahasuci Engkau wahai Yang Memiliki keagungan dan kemuliaan. (HR. Muslim)

Dua bacaan di atas biasa diucapkan Nabi sebelum menghadap para makmum ketika Beliau menjadi imam.

2. Berpaling menghadap makmum jika menjadi imam

Ilustrasi salat gaib (ANTARA FOTO)

Usai membaca dua doa di atas, Nabi menghadap makmum jika menjadi imam. Ketika berpaling ke arah makmum, seringnya Beliau memutar tubuhnya ke arah kanan (180 derajat).

Namun, terkadang Nabi Muhammad SAW memutar ke arah kiri (180 derajat).

3. Zikir setelah salat

Ilustrasi - Masjid Raya Al Mashun dipadati jemaah salat Ied, Minggu (24/5). Warga tetap mengikuti salat berjamaah meski khawatir tertular COVID-19 (IDN Times/Prayugo Utomo)

Rasulullah SAW telah mensyariatkan zikir setelah salat kepada umatnya. Di antaranya membaca amalan berikut ini:

Laailahillallahu wahdahu laasyariikalahu, lahulmulku walahulhamdu, wahuwa 'alaa kulli syainqadiir. Laa haula walaa quwwata illa billahi. Laailaahaillaallah walaa na'budu illa iyyaahu lahunni'matu walahulfadlu, walahutsanaaulhasan. Laailaahailllallahu muhlisiina lahuddiina walaukarihal kaafiruun. Allahumma laamaani'a Lim a'thoeta walaa mu'thiya limaa maba'ta, walaa yanfa'u dzaljaddiminkaljaddu.

"Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar, kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. BagiNyalah segala puji. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya (untuk melakukan ketaatan) dan tidak ada kekuatan (untuk meninggalkan kemaksiatan) kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah. Kami tidak berubadah, kecuali hanya kepadaNya. MilikNyalah segala kenikmatan dan hanya milikNyalah segala karunia, dan hanya bagiNyalah segala sanjungan yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, dengan ikhlas menaatiNya semata-mata karena (menjalankan) agama, sekalipun orang-orang kafir benci. Ya Allah tidak ada yang dapat menahan apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberikan apa yang Engkau tahan. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan bagi pemiliknya dari (adzab) Mu."

Kemudian Beliau membaca subhanallah sebanyak 30 kali, alhamdulillah 30 kali, dan allahuakbar 30 kali. Untuk menyempurnakan menjadi 100, Beliau biasa mengucapkan lafaz:

Laailaahaillallahu wahdahu laa syariikalahu, lahulmulku walahulhamdu, wahuwa 'alaa kullisyaiinqadiir.

"Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Hanya bagiNyalah kerajaan, dan hanya bagiNyalah segala puji, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu." (HR. Muslim)

Kemudian, Rasulullah melanjutkan membaca Ayat Kursi, surat al Ikhlas, surat al Alaaq, dan An Naas.

Baca Juga: 3 Doa Terbaik Usai Salat Sunah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya