TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Airlangga Mundur, Bahlil Lahadalia Maju Jadi Ketua Umum Golkar?

Bahlil dinilai memenuhi persyaratan menjadi Ketum Golkar

Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya Sih...

  • Bahlil dinilai memenuhi persyaratan menjadi Ketum Golkar menurut Erwin Aksa.
  • Erwin menyebut syarat pengurus tidak terbatas di level pusat, melainkan bisa di daerah.
  • Erwin enggan memastikan bahwa Bahlil akan menjadi Ketum Golkar menggantikan Airlangga.

Jakarta, IDN Times - Posisi Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar menjadi perbincangan hangat setelah Airlangga Hartarto memutuskan mundur pada Sabtu (10/8/2024) malam. Mundurnya Airlangga tersebut menimbulkan banyak spekulasi tentang siapa sosok yang tepat memimpin Partai Golkar.

Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan dan Strategis Partai Golkar, Erwin Aksa mengungkapkan, siapa pun memiliki kesempatan untuk bisa menjadi Ketum Golkar asalkan memenuhi persyaratan yang diatur dalam AD/ART partai.

"Golkar ini kan TBK, jadi siapa saja bisa menjadi pimpinan di Golkar asalkan memenuhi syarat dari Partai Golkar itu sendiri. Syarat-syaratnya banyak ya, misalnya mendapatkan dukungan dari daerah dan pernah menjadi pengurus selama lima tahun penuh," kata Erwin dalam program Ngobrol Seru bersama Pemimpin Redaksi IDN Times Uni Lubis, Minggu (11/8/2024) sore.

Baca Juga: Erwin Aksa: Ada Pihak Internal Golkar Ingin Gantikan Airlangga

1. Singgung nama Bahlil Lahadalia

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia membuat laporan ke Bareskrim Polri buntut pemberitaan Tempo. (IDN Times/Amir Faisol)

Erwin memastikan, syarat pengurus itu tidak terbatas hanya di level pusat, melainkan bisa sebagai pengurus Golkar di daerah.

Dalam kesempatan itu, Erwin menyinggung nama Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, sebagai sosok yang memenuhi persyaratan tersebut.

"Ya kayak Bahlil kan hanya sampai pengurus di Papua, bendahara. Artinya menjadi pengurus terus, kemudian tidak pernah menjadi pengurus atau anggota partai lain," ujar Erwin.

Erwin menambahkan, syarat lain yang tidak kalah penting adalah dukungan dari daerah, yakni sebesar 20-30 persen untuk bisa mendapatkan nominasi sebagai ketua umum.

"Juga menjadi pengurus secara lima tahun dan berturut-turut atau satu periode penuh. Yang menjadi catatan memang yang bisa ya pengurus sekarang ini ya, yang sedang aktif dan mungkin juga seperti Bahlil pernah menjadi pengurus di Papua sana," kata dia.

2. Bahlil gantikan Airlangga?

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. (dok. IDN Times/Istimewa).

Meski begitu, Erwin enggan memastikan bahwa Bahlil akan menjadi Ketum Golkar menggantikan Airlangga.

Erwin mengatakan, Golkar tidak akan membatasi nama-nama yang akan dijadikan suksesor Airlangga.

"Ya bisa, bisa saja (Bahlil). Tentunya juga Golkar tidak membatasi serta atau calon ketua umum. Bisa saja muncul nama-nama lain ya," ujar Erwin.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya