Menag: Jangan Pilih Pemimpin yang Gunakan Agama sebagai Alat Politik
Masyarakat diimbau cek rekam jejak sebelum tentukan pilihan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat. Imbauan ini berkaitan menjelang Pemilu 2024.
"Harus dicek betul, pernah gak calon pemimpin kita, calon presiden kita ini, memecah belah umat. Kalau pernah, jangan dipilih," ujar Yaqut, dikutip dari laman Kementerian Agama, Selasa (5/9/2023).
Baca Juga: Jubir Sebut Anies Pemimpin Pemersatu Umat Sesuai Kriteria Menag Yaqut
1. Pemimpin yang ideal yakni mampu menjadi rahmat bagi semua golongan, tak gunakan agama sebagai alat politik
Yaqut meminta masyarakat tidak memilih calon pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik untuk memperoleh kekuasaan.
"Agama seharusnya dapat melindungi kepentingan seluruh umat dan masyarakat. Umat Islam diajarkan agar menebarkan Islam sebagai rahmat, rahmatan lil'alamin, dan rahmat untuk semesta alam. Bukan rahmatan lil Islami, tok." katanya.
Yaqut yang akrab dipanggil Gus Men menambahkan, seorang pemimpin yang ideal ialah yang mampu menjadi rahmat bagi semua golongan.
"Kita lihat calon pemimpin kita ini pernah menggunakan agama sebagai alat untuk memenangkan kepentingannya atau tidak. Kalau pernah, jangan dipilih," kata dia.
Baca Juga: Menag Minta Aturan Kampanye di Fasilitas Pendidikan Segera Dikaji