Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Jakarta, IDN Times - Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Paus Fransiskus pernah menyerukan kepada semua pihak untuk ikut memerangi perdagangan orang.
Sebab, itu merupakan bagian dari kejahatan yang luar biasa. Paus meminta, jangan ada lagi orang yang menjadi korban dari perdagangan manusia.
“Tidak pernah ada kata terlambat untuk memerangi perdagangan orang. Saya mengajak semua pihak untuk mengerahkan segala daya upaya untuk menghentikan perdagangan orang dan memulihkan martabat mereka yang menjadi korban,” ujar Paus Fransiskus.
Baca Juga: Paus Fransiskus Tur Asia, Indonesia Negara Pertama!
1. Agenda Paus ke Indonesia salah satunya mendengarkan suara generasi muda
Duta Besar Republik Indonesia untuk Takhta Suci Vatikan, Michael Trias Kuncahyono, menyerahkan Credential Letter (Surat Kepercayaan) dari Presiden Joko “Jokowi" Widodo kepada Paus Fransiskus (Dok. IDN Times/Istimewa) Salah satu agenda Paus Fransiskus ke Indonesia adalah mendengarkan suara generasi muda. Berdasarkan data IDN Research bertajuk Indonesia 'Gen Z Report 2024,' 61 persen generasi muda mengeluhkan harga bahan pokok yang tinggi, 57,7 persen keterbatasan lapangan kerja, dan 49 persen kesejahteraan.
Ketua Dewan Pembina PADMA, Gabriel Goa, mengatakan generasi muda Indonesia rawan terjerat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Sebab, generasi muda mudah tergiur dengan iming-iming mendapat uang banyak dengan cepat.
“Mereka ingin keluar dari jebakan kemiskinan. Tawaran yang mereka terima menggiurkan, tetapi nyatanya mereka masuk dalam jebakan perbudakan, eksploitasi seksual, hingga perdagangan organ,” kata Gabriel dalam keterangannya, dikutip Rabu (24/7/2024).
Baca Juga: Paus Fransiskus Diagendakan Bertemu Jokowi, Begini Persiapannya
2. Data Kementerian Luar Negeri
ilustrasi penganiayaan perempuan (IDN Times/Sukma Shakti) Berdasarkan data dari Kementerian Luar Negeri, pada 2020 hingga 2023, ada 3.428 kasus penipuan online, 40 persen di antaranya terindikasi TPPO. Korban terbanyak berasal dari Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Barat.
Sementara itu, kasus TPPO di Nusa Tenggara Timur (NTT) meningkat pesat dari 2017 hingga 2022. Selama periode tersebut, 624 pekerja migran meninggal dunia korban TPPO.
Baca Juga: Polisi Bongkar Kasus TPPO WNI yang Dijadikan PSK di Sydney