TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menkes Sebut Penularan Mpox Mirip HIV/AIDS

95 persen penularan Mpox mirip dengan HIV/AIDS

Menteri Kesehatan, Budi Sadikin Gunadi Sadikin (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Intinya Sih...

  • Penularan Mpox mirip dengan HIV/AIDS, terjadi melalui kontak fisik dan cairan tubuh
  • 14 orang warga Indonesia positif Mpox, semuanya sudah dinyatakan sembuh
  • Pemerintah mencegah penyebaran dengan meningkatkan surveillance dan memberikan vaksinasi kepada tenaga kesehatan

Jakarta, IDN Times - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, mengatakan penularan wabah Mpox yang muncul di Afrika mirip dengan HIV/AIDS. Dia mengatakan, virus tersebut bisa menular apabila ada kontak fisik.

"Buat pengetahuan teman-teman, penularannya ini mirip HIV sama AIDS. Jadi terjadi di kelompok-kelompok tertentu dan hampir seluruhnya terjadi karena kontak fisik. Tadi Bapak Presiden sempat tanya, 'Pak Menkes kalau ini mirip HIV-AIDS penularannya kontaknya fisik, kok banyak anak-anak?' karena di Afrika itu mereka sharing baju, sharing handuk, sharing selimut tidur di tempat tidur yang sama," ujar Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (26/8/2024).

"Jadi, kalau orang tuanya kena, anak-anak di Afrika itu jadi tertular karena kan cairannya juga akhirnya kena ke anaknya. Itu sebabnya kenapa di Afrika banyak anak-anak," sambungnya.

1. Ada 14 orang warga Indonesia yang positif Mpox di awal tahun 2024

Menteri Kesehatan, Budi Sadikin Gunadi Sadikin (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Budi menjelaskan, ada 14 orang warga Indonesia yang positif Mpox sejak awal 2024. Dia mengatakan, warga yang tertular itu berada di Jawa dan Riau.

"Daerahnya di mana? Daerahnya semuanya di Jawa plus Kepulauan Riau. Tapi sejak WHO menaikkan kembali statusnya di Agustus 2014, kita ada 11 suspek, tapi semuanya negatif. Jadi sesudah di tes PCR dia negatif," kata dia.

Budi mengatakan, semua warga Indonesia yang sempat positif Mpox 100 persen sudah dinyatakan sembuh. Virus Mpox yang menjangkiti warga Indonesia jenisnya 2B.

Sementara, yang saat ini penularannya di Afrika, sudah muncul varian baru dengan nama 1B.

"Karena 100 persen, adalah varian atau claidnya 2B kita sudah genome sequence semuanya. Jadi karena fasilitas labnya kita bagus, PCR-nya bagus, genome sequencingnya bagus, udah kita genome sequence semuanya 2B.

Baca Juga: Ada Forum Indonesia-Afrika di Bali, Jokowi Ingatkan Sebaran Wabah Mpox

2. Cara pemerintah cegah sebaran Mpox di Indonesia

Menteri Kesehatan, Budi Sadikin Gunadi Sadikin (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Dalam kesempatan itu, Budi menjelaskan cara pemerintah mencegah sebaran Mpox. Salah satunya dengan menghadirkan surveillance atau pengawas di berbagai tingkatan.

"Nah sekarang apa yang dilakukan oleh pemerintah? Yang nomor sau dilakukan oleh pemerintah surveillance kita tingkatkan. Jadi Bapak Presiden tadi sudah memutuskan kita akan aktifkan lagi Electronic Surveillance Card. Dulu ingat pedulilindungi. Jadi orang-orang datang dari luar negeri dia isi nanti dikasih QR Code kalau dia kuning, hijau, merah," ucap dia.

Apabila ada yang terdeteksi kuning atau merah, akan dilihat suhu tubuhnya dan kemudian tes PCR.

"Kita sudah siapkan 2 mesin PCR yang bisa 30-40 menit di Jakarta, Cekareng dan di Bali. Karena ada acara Asia-Afrika Leaders Meeting. Jadi kalau ada yang kita identifikasi pernah datang di Afrika, suhunya tinggi langsung kita ambil, langsung dalam waktu singkat kita bisa lihat apakah dia positif atau tidak. Kalau dia positif langsung ditaruh di isolasi, di rumah sakit karena obat-obatan kita sudah siapkan antivirusnya sudah dikirim ke Bali juga sebagian adat Jakarta," ujar dia.

"Itu dari sisi surveillance-nya, dan semua reagen-reagen buat PCR, reagen-reagen buat WGS-nya Lab Whole Genome Sequencing-nya sudah kita persiapkan, dan kita lab-nya akan lengkap, sekarang ada di Jakarta, ada di Bali," sambungnya.

 

Baca Juga: WHO Serukan Pendanaan 135 Juta Dolar AS untuk Atasi Mpox

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya