TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

4 Momen Jokowi Marahi Menterinya Selama 2022

Ada ancaman Jokowi mereshuffle menterinya

Presiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo pada 2022 ini sudah dua kali menunjukkan kemarahannya kepada publik terhadap menterinya. Kemarahan pertama ia tunjukkan saat memberikan pengarahan tentang aksi afirmasi bangga buatan Indonesia.

Dia meminta kepada para menterinya tak lagi melakukan pengadaan barang secara impor. Dia menegaskan, Indonesia mampu membuat semua barang yang diimpor tersebut.

"Malah beli barang-barang impor, mau kita teruskan? Gak, ndak bisa. Kalau kita beli barang impor bayangkan bapak ibu kita beri pekerjaan ke negara lain, duit kita capital outflow keluar pekerjaan ada di sana, bukan di sini. Coba kita belokkan semua ke sini, barang yang kita beli barang dalam negeri berarti akan ada investasi, berarti membuka lapangan pekerjaan tadi sudah dihitung, bisa membuka dua juta lapangan pekerjaan, kalau ini tidak dilakukan, sekali lagi bodoh banget kita ini," ujar Jokowi dalam pidatonya yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (25/3/2022).

Baca Juga: Jokowi: Jangan Ada Lagi yang Suarakan Perpanjangan Jabatan! 

Baca Juga: Tegur Menteri Naikkan Harga Tanpa Penjelasan, Jokowi: Empati Dong

1. Jokowi bertambah geram saat pidatonya dijawab tepuk tangan

Presiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pernyataan Jokowi itu kemudian mendapat tepuk tangan dari para menteri dan sejumlah undangan yang hadir. Namun, Jokowi meminta tak memberi tepuk tangan.

"Jangan tepuk tangan," katanya.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mencontohkan, untuk membeli kamera CCTV saja harus impor. Padahal, kata dia, di Indonesia juga ada produsen yang bisa memproduksi CCTV.

"Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju, buat CCTV saja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar, kita ini produksi di mana-mana, bisa jangan diteruskan. Alat kesehatan, menteri kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat di Yogya ada, Bekasi, Tangerang ada, beli impor, mau ditersukan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel, ini rumah sakit daerah impor, Kemenkes impor, tak baca nanti karena sekarang gampang banget detail saya lihat," ujarnya.

Selain itu, Jokowi juga mengaku jengkel ada pengadaan traktor yang tidak high tech dilakukan secara impor. Dia meminta kepada para menteri untuk tidak melakukan pengadaan barang dan jasa impor.

2. Jokowi minta semua pengadaan barang dan jasa masuk e-catalog

Presiden Jokowi di Acara Pengarahan Presiden RI Tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Lebih lanjut, Jokowi meminta kepada para menteri dan kepala daerah untuk memasukkan pengadaan barang dan jasanya ke e-catalog. Sehingga, proses pengadaannya bisa terpantau.

"Masukkan sebanyak-banyak. Saya minta kepada Kepala LKPP, Pak Nas, kemarin 50 ribu sudah loncat ke 161 ribu masuk e-catalog, akhir tahun harus bisa sampai tembus satu juta, lompatannya harus begitu, kepala daerah gubernur, wali kota, bupati ambil UKM-UKM kita yang baik-baik masuk ke e-catalog," ucapnya.

Dia mengatakan, UMKM pasti mau apabila didorong untuk meningkatkan produksinya. Sebab, mereka akan medapatkan investasi yang tinggi.

"Kalau kita semangat semua seperti ini, UKM kita tersenyum semua, UKM kita mau tidak mau berproduksi lagi, investasi lagi, mesin tambah kapastias, karena apa? Ordenya ada, ini captive uang-uang kita sendiri, APBN kita sendiri, kok dibelikan barang impor, itu gimana toh? Gregetan saya," katanya.

Jokowi kemudian mengingatkan kepada pihak yang memberi tepuk tangan untuk melakukan tugasnya dengan baik.

"Yang tepuk tangan, nanti kalau barang-barangnya gak masuk e-catalog, target gak tercapai, saya umumin nati. Setuju gak?" tegas Jokowi.

"Setuju," jawab para hadirin.

Bahkan, Jokowi mengancam akan melakukan reshuffle menterinya bila masih gemar impor barang. Oleh karenanya, dia meminta kepada para menteri untuk bekerja sesuai dengan arahannya.

"Sya sampaikan ke Menteri BUMN, dah ganti dirutnya. Ganti, mau apa kita? Kementerian, sama saja, tapi itu bagian saya. Reshuffle, sudah heeh saya itu, kayak gini gak bisa jalan," ucapnya.

3. Marah di sidang kabinet paripurna

Presiden Jokowi memimpin sidang kabinet pada Selasa (5/4/2022). (dok. Sekretariat Presiden)

Kemarahan lainnya Jokowi tunjukkan saat sidang kabinet paripurna bersama para menteri dan pejabat lembaga terkait pada Selasa (5/4/2022). Dalam sidang ini, Jokowi menegur sejumlah menteri terkait kenaikan harga bahan pokok.

Jokowi merasa heran kepada para menterinya yang tidak memberikan penjelasan secara rinci terkait penyebab kenaikan harga bahan pokok.

"Jangan sampai kita ini seperti biasanya dan tidak dianggap oleh masyarakat enggak melakukan apa apa. Tidak ada statement, tidak ada komunikasi, harga minyak goreng sudah empat bulan, tidak ada penjelasan apa-apa. Kenapa ini terjadi?" ujar Jokowi seperti disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden yang diunggah, Rabu (6/4/2022).

Selain itu, Jokowi juga menyoroti kenaikan harga Pertamax yang tidak ada penjelasan. Dia meminta kepada para menterinya untuk hati-hati.

"Yang kedua Pertamax, menteri juga tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai ini, hati-hati. Kenapa Pertamax (naik), ceritain dong kepada rakyat ada empati kita gitu lho, (ini) gak ada (penjelasan). Yang berkaitan dengan energi gak ada. Itu yang namanya memiliki sense of crisis yang tinggi," katanya.

Jokowi meminta kepada para menterinya untuk merumuskan secara benar harga kebutuhan pokok. Hal itu agar tidak membebani masyarakat.

"Tidak hanya urusan minyak goreng, tetapi dilihat satu persatu, urusan beras seperti apa, urusan kedelai nanti akan seperti apa, urusan gandum nanti akan seperti apa, kalau kerja gak detail, gak betul-betul dilihat betul, dan kita ini semuanya diam, gak ada statement, hati-hati. Dianggap kita ini gak ngapa-ngapain," katanya.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya