TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Demokrat: Jangan Ada Cekal Mencekal Capres, Presiden Bukan Warisan

Demokrat respons pernyataan Kepala BIN Budi Gunawan

Presiden Jokowi dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jakarta, IDN Times — Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra menyinggung isu penjegalan terhadap figur capres-cawapres dalam Pilpres 2024.

Herzaky menyampaikan hal itu merespons pernyataan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, yang menyebut aura Presiden Joko “Jokowi” Widodo sebagian sudah pindah ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Baca Juga: Kepala BIN: Aura Jokowi Sebagian Pindah Ke Prabowo

Baca Juga: NasDem Singgung Tugas BIN Saat Endorse Prabowo di Papua

1. Demokrat berpesan jangan ada upaya pencekalan pada figur capres

Momen Anies Baswedan bertemu dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Demokrat, Jakarta Pusat (instagram.com/Agusyudhoyono)

Herzaky menyinggung upaya pencekalan pada siapa pun figur yang dimajukan oleh partai politik. Sejauh ini, memang baru Anies Baswedan yang sudah secara resmi mendapatkan dukungan dari tiga partai, yakni NasDem, Demokrat, dan PKS.

“Janganlah ada upaya cekal-mencekal, apalagi berupaya merampas parpol yang memajukan capres/cawapres yang tidak sesuai dengan keinginan pihak-pihak tertentu,” kata Herzaky, Jumat (24/3/2023).

2. Singgung jabatan presiden bukan diwariskan

IDN Times/Teatrika Handiko Putri

Herzaky menegaskan, jabatan presiden di Indonesia dengan skema kontestasi, bukan warisan. Menurutnya, kontestasi politik lima tahunan di Indonesia harus dilakukan secara jujur dan adil.

“Karena negara kita negara demokrasi, bukan negara kerajaan. Jabatan presiden bukan diwariskan atau diturunkan, melainkan diperebutkan dalam kontestasi yang jujur dan adil sesuai amanah konstitusi,” ujarnya.

Baca Juga: Kepala BIN Sebut Aura Jokowi ke Prabowo, NasDem: Itu Kurang Pas

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya