Pertamina Hadirkan PLTS di TPS3R Desa Adat Kedonganan Bali
Wujudkan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus DPPU Ngurah Rai memberdayakan masyarakat Desa Adat Kedonganan di Bali melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dalam mendukung sistem pengelolaan sampah yang lebih baik.
Sebagai bagian dari program Desa Energi Berdikari (DEB), program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) ini memperkuat komitmen perusahaan dalam memberdayakan masyarakat agar akselerasi transisi energi terbarukan merata hingga ke pelosok desa dengan memanfaatkan sumber daya energi lokal.
Operation Head DPPU Ngurah Rai, Dicky Abdul Hakim, mengatakan energi terbarukan ini turut mendukung kebutuhan listrik operasional Tempat Pembuangan Sampah Reduce-Reuse-Recycle Kedonganan Ngardi Resik (TPS3R KNR).
“Dengan kondisi lahan yang luas dan berada di kawasan dekat pantai, kami melihat bahwa masyarakat dapat memanfaatkan energi terbarukan tenaga surya dalam mendukung aktivitas TPS3R KNR. Kami berharap, dengan adanya energi terbarukan ini, masyarakat juga dapat merasakan manfaat langsung, sehingga transisi energi terbarukan dapat dengan cepat kita capai,” ucap Dicky.
Baca Juga: Pertamina MoU dengan OIKN dalam Pengembangan Energi Berkelanjutan
1. TPS pertama yang menerapkan aplikasi berbasis barcode dalam penilaian pemilahan sampah
Sebagai informasi tambahan, TPS3R Kedonganan Ngardi Resik (KNR) merupakan TPS pertama yang menerapkan aplikasi berbasis barcode dalam penilaian pemilahan sampah organik dan anorganik. Nantinya, sampah organik yang terkumpul sebagai briket bioarang dan kompos trichoderma. Sedangkan sampah anorganik yang terkumpul dilakukan pengepresan untuk kemudian dijual kepada pihak ketiga.
Dengan kapasitas 6,54 Watt Peak (Wp) dan 10 Watt Hour (Wh) per tahunnya, PLTS ini tidak hanya mengurangi emisi hingga 8.502 kgCO2eq, tetapi juga menghemat biaya listrik hingga Rp15 juta per tahun. Ini adalah salah satu langkah dalam akselerasi transisi energi terbarukan yang merata dengan mengoptimalkan sumber daya energi lokal.
Baca Juga: Pertamina Siap Kembangkan Pusat Riset Energi Berkelanjutan di IKN