TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Korban Kekerasan Bos Brandoville Jadi Personal Assistant Tanpa Kontrak

CS awalnya ingin menjadi ilustrator tapi dijadikan marketing

Radit, eks karyawan perusahaan game art dan animasi Brandoville Studio di Menteng dan rekan CS saat diwawancarai IDN Times, Selasa (17/9/2024). (IDN Times/Rendy Septian Anwar)

Intinya Sih...

  • CS bekerja tanpa kontrak kerja yang jelas di Brandoville Studio.
  • CS awalnya ingin menjadi ilustrator namun dijadikan marketing dan PA oleh CL.
  • CL melakukan "gaslighting" terhadap CS, membuatnya merasa bersalah dan mengisolasi dari teman-teman.

Jakarta, IDN Times - CS, karyawan perusahaan game art dan animasi Brandoville Studio di Menteng, Jakarta Pusat, yang menjadi korban kekerasan dan eksploitasi ternyata bekerja tanpa kontrak kerja yang jelas.

Salah seorang mantan karyawan dan rekan CS menceritakan bahwa korban diangkat menjadi Personal Assistant (PA) oleh terduga pelaku CL tanpa ada dokumen kontrak kerja yang jelas. Korban CS kerap bekerja hingga pagi dan harus mendampingi CL ke manapun dia berada.

"Tanpa hitam di atas putih. Hitam di atas putihnya hanya yang di marketing itu di Jakarta, itu kita sering banget melihat bahwa CS itu pulang pagi. Pulang pagi, masuk pagi. Jadi cuma hanya punya waktu 4 jam, itu udah habis hilang gara-gara banyaknya load yang kita juga sebenarnya agak bingung kenapa dia dikasih job desk-job desk ini. Padahal kan bukan bagiannya dia di situ sehingga itu akhirnya berefek kepada tim kita yang lain," kata Radit, kepada IDN Times.

1. Jadi marketing lalu PA, padahal ingin jadi ilustrator

Kantor Brandoville Studio di Menteng, Jakarta Pusat (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Radit bekerja di bagian production yang berisi para artis di bagian 2D Animasi. Dia mulai bekerja di sana sejak 2022 akhir, sedangkan dia sudah kenal dengan korban CS sejak 2017 dari teman internet hingga hobi. Usai Keduanya menyelesaikan studi di luar negeri mereka bertemu di Jakarta pada 2019. CS yang memberikan kesempatan kerja pada Radit di kantor itu.

CS bekerja sebagai marketing pada 2018 sebelum Radit masuk. Posisi CS sebagai marketing juga bukan keinginannya. Radit menceritakan bahwa CS sebenarnya ingin menjadi ilustrator atau konsep artis. Awalnya mereka kerap bekerja sama, namun interaksi Radit dengan rekannya, CS, semakin berkurang setelah CS ditunjuk sebagai asisten pribadi (PA) CL.

CS kini lebih banyak menghabiskan waktu mendampingi CL sambil mengerjakan tugas marketing, yang mengurangi kolaborasi dalam produksi dan interaksi tim secara keseluruhan. Jadi tanpa hitam di atas putih sebagai PA, CS mengerjakan dua tugas yakni marketing dan PA, padahal dia ingin menjadi seorang ilustrator.

"Dia mau jadi illustrator, dia mau ada di posisi konsep artis," kata Radit.

Baca Juga: Kesaksian Eks Karyawan Brandoville: CL Kerap Ajak Rapat Sampai Pagi

2. CS dijauhkan dari support system

Kantor Brandoville Studio di Menteng, Jakarta Pusat (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Radit, mengungkapkan pengalaman menyakitkan saat bekerja di Brandoville Studio, di mana rekannya, CS, mengalami manipulasi psikologis oleh terduga pelaku, CL. Radit menyebut bahwa CL secara tidak langsung melakukan "gaslighting" terhadap CS, membujuknya untuk menganggap kesalahan di tempat kerja sebagai tanggung jawab pribadi.

"Memang dulu tuh CS temennya banyak di kantor, ada beberapa orang tapi sama si CL ini tuh dihasut dan diadu dombakanlah. Sehingga si CS itu tidak punya teman-teman itu lagi, menjauh support systemnya, hanya si CL," katanya.

Baca Juga: Polisi: Korban Brandoville Studio Kerja Seminggu, Tidak Boleh Pulang

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya