KontraS: Penyiksaan Bocah di Sumbar Bukti Kultur Kronis Kepolisian
Komitmen jalankan HAM hanya sebatas angan-angan
Intinya Sih...
- KontraS mengungkapkan polisi masih terlibat dalam 308 peristiwa kekerasan, termasuk penyiksaan dan eksekusi di luar hukum. Organisasi ini menyoroti kurangnya komitmen pemerintah dan polisi dalam melaksanakan tugas dengan nilai HAM yang sejati. KontraS mendorong evaluasi ketat terhadap kinerja kepolisian serta pengawasan dari lembaga internal maupun eksternal.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) mengungkapkan, polisi masih erat dengan kultur kekerasan. Hal ini berkenaan dengan kasus seorang bocah 13 tahun bernama Afif Mualana, yang tewas usai diduga mendapat penyiksaan dari anggota Sabhara Polda Sumatra Barat (Sumbar).
Berdasarkan pemantauan KontraS, ada 308 peristiwa kekerasan yang dilakukan kepolisian pada masyarakat sipil sejak Januari hingga Juni 2024. Kekerasan ini di dalamnya ada tindakan penyiksaan, terus juga extrajudicial killing, dan kesewenang-wenangan lainnya dari aparat kepolisian.
“Sehingga kami melihat memang kultur kekerasan masih menjadi suatu penyakit kronik, begitu gitu kronis bagi kepolisian begitu yang menyebabkan masih tingginya angka-angka penyiksaan yang terjadi di institusi kepolisian itu sendiri,” kata Staf Divisi Hukum KontraS, Muhammad Yahya Ihyaroza kepada IDN Times, Senin (24/6/2024).